Monday, April 29, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Inggris4 Manajer Premier League yang Terancam Dipecat Pada Pertengahan Musim 2023/2024

4 Manajer Premier League yang Terancam Dipecat Pada Pertengahan Musim 2023/2024

Memasuki pertengahan musim 2023/2024, sorotan terhadap pemecatan beberapa manajer klub besar di Premier League semakin tajam. Kepemimpinan Erik ten Hag di Manchester United menjadi satu di antara yang tengah terancam, mengingat kejamnya tren pemecatan di dunia sepakbola Inggris.

Premier League dikenal sebagai panggung yang tidak kenal ampun terhadap pelatih, di mana nama-nama besar sekalipun tidak dapat menjamin keamanan posisi mereka dalam jangka panjang. Meskipun musim ini belum mencapai pertengahan, dua pelatih, Steve Cooper dari Nottingham Forest dan Paul Heckingbottom dari Sheffield United, telah harus meninggalkan kursi kepelatihan mereka.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Seiring dengan masuknya tim ke jadwal padat menjelang awal tahun baru, tekanan terhadap manajer semakin besar. Tim yang tidak mampu melalui periode sulit ini mungkin akan melihat pemecatan lebih banyak manajer di Premier League.

Erik ten Hag di Manchester United menjadi sorotan utama, dengan indikasi posisinya yang tidak aman. Mirror bahkan telah menyebutkan tiga nama lain yang mungkin berada di posisi yang sama – sebuah tanda bahwa periode kritis ini dapat membawa perubahan signifikan dalam kepemimpinan teknis di beberapa klub papan atas. Dalam atmosfer yang penuh ketidakpastian ini, tingkat persaingan dan ekspektasi yang tinggi menciptakan tekanan ekstra bagi para pelatih untuk memberikan hasil yang diinginkan.

1. Erik Ten Hag (Manchester United)

Erik ten Hag, yang memimpin Manchester United, kini mendapati dirinya berada di bawah tekanan yang signifikan pada musim kedua kepemimpinannya yang tampaknya kurang memuaskan. Keberhasilan meraih gelar Carabao Cup pada musim sebelumnya menjadi sorotan positif, tetapi musim ini membawa serangkaian kekecewaan yang cukup mencolok.

Timnya terlempar dari persaingan di Carabao Cup pada babak 16 besar, sebuah prestasi yang tidak sesuai dengan ekspektasi tinggi klub sekelas Manchester United. Kegagalan mereka di Liga Champions terasa lebih mencolok, dengan posisi juru kunci di grup, menyebabkan mereka tersingkir dari panggung Eropa. Di Liga Inggris, penampilan mereka juga jauh dari memuaskan, tertinggal 11 poin dari puncak klasemen.

Kritik terhadap Erik ten Hag semakin menguat, dengan pandangan skeptis bahwa dia mungkin bukan manajer yang dapat mengembalikan MU ke puncak klasemen Liga Inggris. Danny Murphy, seorang komentator sepakbola terkenal, menyatakan bahwa dia tidak melihat perkembangan yang mencolok dari tim ini setelah musim pertamanya yang sukses.

2. Vincent Company (Burnley)

Vincent Kompany, yang berperan besar dalam membawa Burnley promosi dari Championship ke Premier League. Kini mendapati dirinya di tengah-tengah tantangan yang signifikan untuk mempertahankan posisi timnya di kasta tertinggi sepakbola Inggris.

Meskipun pencapaiannya membawa Burnley naik kelas, bertahan di Premier League membawa dinamika yang berbeda dan Kompany dihadapkan pada kenyataan sulit ini. Performa buruk Burnley di musim ini menjadi titik sorot yang tak terhindarkan. Dengan hanya dua kemenangan dari 17 pertandingan, mereka berada di peringkat kedua terbawah dengan delapan poin.

Jadwal yang sulit menjelang akhir tahun semakin menambah beban Kompany. Timnya akan menghadapi tantangan berat menghadapi Liverpool dan Aston Villa dalam periode festif.

Situasi ini tidak tampak menguntungkan, dan Kompany dihadapkan pada ujian berat untuk mencari solusi dan membawa timnya keluar dari tekanan degradasi. Keberhasilan dalam menghadapi dua lawan tangguh ini bisa menjadi langkah penting untuk meraih stabilitas di Premier League. Tetapi sebaliknya, kegagalan dapat memunculkan pertanyaan lebih lanjut mengenai masa depan Kompany di Burnley.

3. Roy Hodgson (Crystal Palace)

Roy Hodgson, yang dianggap sebagai pahlawan bagi Crystal Palace, kini menghadapi masa-masa sulit pada musim ini. Hodgson kembali untuk menangani Palace setelah meninggalkan klub pada tahun 2021, berhasil menyelamatkan mereka dari ancaman degradasi musim lalu. Meski telah memberikan kontribusi positif, Hodgson kini harus mengatasi tantangan baru yang dihadapi timnya.

Meskipun awalnya setuju untuk bertahan pada musim ini, Palace mengalami kemunduran yang signifikan di bawah arahan Hodgson. Saat ini, mereka terdampar di peringkat ke-15 klasemen sementara, sebuah posisi yang mungkin tidak sesuai dengan harapan klub.

Buruknya performa tim semakin tergambar dari catatan lima pertandingan terakhir yang tidak mencatatkan kemenangan, hanya mampu meraih dua hasil imbang. Tantangan yang menantang juga menanti Hodgson, dengan tiga laga mendatang yang melibatkan pertandingan melawan Brighton, Chelsea, dan Brentford.

Menghadapi rangkaian pertandingan sulit ini, Hodgson dihadapkan pada ujian berat untuk merumuskan strategi yang efektif dan membawa tim keluar dari tren negatif.

4. Mauricio Pochettino (Chelsea)

Mauricio Pochettino yang saat ini menjadi manajer di klub Chelsea, mungkin memiliki posisi yang sedikit lebih aman dibandingkan rekan lainnya di Premier League. Tetapi situasinya tidak sepenuhnya bebas dari tekanan. Meskipun Chelsea memiliki skuad yang sudah cukup bagus secara materi pemain. Tantangan konsistensi tetap menjadi pekerjaan rumah yang harus diatasi oleh Pochettino.

Chelsea saat ini mendapati dirinya terjebak di peringkat ke-10 klasemen sementara Liga Inggris. Mereka tertinggal jauh dengan selisih 17 poin dari pemuncak klasemen, Arsenal. Performa yang tidak konsisten di Liga Inggris menimbulkan pertanyaan dan tekanan terhadap Pochettino untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Beruntungnya, Pochettino berhasil membawa Chelsea mencapai babak semifinal Carabao Cup. Ini memberikan sedikit kilatan positif dalam kampanye yang mungkin kurang memuaskan di liga domestik. Meskipun demikian, dengan jarak yang signifikan dari puncak klasemen, Pochettino tidak bisa bersantai sepenuhnya. Hasil positif di ajang Piala Carabao bisa memberikan napas lega. Namun tetap ada tekanan untuk memperbaiki posisi Chelsea di Liga Inggris.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments