Thursday, May 2, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaArema Vs Persebaya, Tragedi Mematikan di Dunia

Arema Vs Persebaya, Tragedi Mematikan di Dunia

Kerusuhan Arema vs Persebaya Surabaya menjadi peristiwa tergelap sepak bola Indonesia. Namun, dengan jumlah korban yang terus meningkat hingga 153 orang dilaporkan tewas, kekacauan di Stadion Kanjuluhan bisa dibilang tragedi sepakbola paling mematikan kedua di dunia. Seperti diketahui, laga Arema vs Persebaya Surabaya berakhir ricuh di Stadion Kanjuruhan WIB, Malang, Sabtu malam 1 Oktober 2022.

Pertama datangnya suporter yang masuk ke dalam stadion karena kecewa dengan kekalahan 2 – 3 Arema dari Persebaya Surabaya. Kerusuhan antara pendukung dan aparat keamanan yang masuk ke lokasi pun bisa dihindari. Polisi kemudian melepaskan gas air mata untuk mengendalikan situasi. Namun, gas air mata membuat para penggemar panik dan keadaan menjadi semakin kacau.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Banyak penonton yang terinjak – injak oleh kepanikan yang mengikuti, dengan beberapa berjuang untuk bernapas dari gas air mata. Akibatnya, 153 orang telah dinyatakan tewas dalam insiden itu sejauh ini. Pada 24 Mei 1964, insiden sepak bola paling mematikan dalam sejarah sepak bola dunia, yang memakan banyak korban jiwa, terjadi pada 24 Mei 1964.

Arema Vs Persebaya Surabaya Jadi Tragedi Mematikan di Dunia

Saat itu, terjadi insiden di Stadion Nasional Peru, di mana pertandingan menunjukkan Peru melawan tim nasional Argentina. Permainan tim. Pertandingan Peru – Argentina adalah pertandingan kualifikasi kedua untuk Olimpiade Tokyo 1964. Laga awalnya berjalan baik namun berakhir ricuh setelah wasit menganulir gol timnas Peru.

Pada Minggu (2/10/2022), seorang penonton masuk ke lapangan dan memukul wasit, menurut Priceonomics. Tiba – tiba petugas keamanan langsung menangkap pria tersebut dan memukulinya dengan kasar. Fans lainnya sangat emosional dan pergi ke lapangan satu demi satu. Pertempuran meningkat hingga 328 orang tewas dalam insiden tersebut karena sesak napas atau pendarahan internal.

Insiden di Stadion Nasional sejauh ini adalah yang paling mematikan, dengan 328 kematian, tetapi ada laporan lain tentang lebih banyak lagi yang tewas. Kemudian, posisi kedua awalnya terjadi di Stadion Accras Putes di Ghana sebelum 2001, dengan 126 orang meninggal. Namun, insiden itu kini turun ke peringkat ketiga karena kerusuhan di Kanjuluhan menjadi peristiwa sepak bola paling mematikan kedua di dunia.

Laga Kisruh Arema FC vs Persebaya Surabaya Tewaskan 127 Orang, Ini Fakta yang Diketahui

Arema Vs Persebaya, Tragedi Mematikan di Dunia
Arema Vs Persebaya, Tragedi Mematikan di Dunia

Kerusuhan meletus pada Sabtu malam setelah Liga 1 Indonesia Musim 2022/2023 Pekan 11 Super Derby Jawa Timur ke – 11 di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. 127 orang tewas saat pendukung Arema Football Club, yang tidak puas dengan kekalahan 2 – 3, memasuki lapangan dan kerusuhan pun terjadi. Simak beberapa fakta tentang peristiwa ini:

Kronologis Kejadian

Kerusuhan dimulai saat ribuan fans Aremania menyerbu lapangan menyusul kekalahan Arema. Pemain Persebaya Surabaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan dengan empat mobil polisi Barracuda. Pada saat yang sama, beberapa pemain Arema FC yang masih berada di lapangan diserang oleh para pemain.

Kerusuhan semakin besar karena banyak suar, termasuk benda – benda lain, yang dilempar. Aparat gabungan polisi dan TNI berusaha membubarkan para pendukung. Beberapa kebakaran terjadi di stadion. Dua mobil polisi, salah satunya K9, terlihat terbakar. Mobil lainnya rusak parah akibat pecahan kaca dan bersandar di sisi selatan tribun VIP.

Personel keamanan kemudian menembakkan gas air mata ke dalam stadion karena jumlah personel keamanan tidak bisa menandingi ribuan pendukung klub sepak bola Arema. Tembakan gas air mata membuat banyak penggemar tidak sadarkan diri dan kesulitan bernapas. Banyaknya suporter yang pingsan menyebabkan kepanikan di stadion.

Jumlah pendukung yang membutuhkan perawatan medis tidak sebanding dengan jumlah petugas medis yang diperingatkan di Stadion Kanjuluhan. Banyak penggemar mengeluh sesak napas dan dipukul dengan gas air mata dan diinjak – injak saat mereka mencoba meninggalkan tribun. Fans panik dan akhirnya bubar.

Jumlah korban: 127 meninggal, 180 dirawat. Sebanyak 127 orang tewas dalam tragedi tersebut. Hal itu disampaikan Kapolres Jatim Nico Affenta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Minggu. Dalam peristiwa itu, 127 orang tewas, dua di antaranya dari Polri. Nico menjelaskan, sebanyak 34 orang dikabarkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.

Sedangkan sisanya meninggal dunia saat mendapat pertolongan dari berbagai rumah sakit setempat. Menurut dia, hingga saat ini sekitar 180 orang masih dirawat di rumah sakit tersebut. (*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments