Thursday, May 2, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaSuporter Persis Solo dan PSIM Jogja Sepakat Damai

Suporter Persis Solo dan PSIM Jogja Sepakat Damai

Tragedi “berdarah” di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu malam (1/10) yang menewaskan ratusan suporter Arema FC tersebut menuai simpati dan duka yang mendalam dari para suporter di seluruh Indonesia. Dampak positifnya, tragedi tersebut menghidupkan niat rekonsiliasi suporter Persis Solo dan PSIM Jogja.

Hal itu diwujudkan dalam doa magis dan doa bersama untuk para korban tragedi Kanjuruhan tadi malam di Stadion Mandala Kerida Yogyakarta. Ratusan pendukung setia Persis Solo ambil bagian dalam momentum solidaritas ini, datang langsung ke markas Laskar Maratam (julukan PSIM Jogja). Mulai dari Pasoepati, Surakarta, Ultras 1923, Hardline Sambernyawa dan elemen pendukung lainnya.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Tim berangkat ke Good City pada Selasa sore (4/10) melalui pesanan dari Manahan Stadium Plaza. Polisi Suragada dijaga ketat. Ini momen yang tepat, meski tragedi di Kanjuruhan tidak bermula dari kerusuhan antarsuporter. Tapi Mereka (ketekunan dan suporter PSIM) ingin mengakhiri (gesekan). Agar tidak ada lagi korban di sepak bola Indonesia.

Mereka ingin Dukung Mereka Sahabat Malang agar tragedi Kanjuruhan bisa diusut tuntas. Sebagai catatan, pada pertengahan Juni 2000, terjadi perselisihan antara pendukung Laskar Sambernyawa (dijuluki Persis Solo) dan pendukung PSIM. Saat itulah ribuan Pasoepatis membanjiri stadion Mandala Krida. Dukung Pelita Solo lawan PSIM.

Ada gesekan di tengah pertandingan karena fans tuan rumah tidak duduk. Karena sebagian besar area Stadion Mandalacrida berwarna merah. Pada titik tertentu, balapan harus berhenti di tengah jalan. Setelah itu, gesekan berlanjut hingga Pasoepati kini memunggungi Persis Solo. Konflik terakhir belum lama ini terjadi lagi.

Tepat pada 25 Juli tahun lalu, suporter Persis Solo hendak mendukung timnya melawan Dewa United di Stadion Moch Soebroto Magelang. Kini, lebih dari dua dekade kemudian, pendukung Persis Solo dan PSIM telah sepakat untuk berdamai. Sebagai bentuk solidaritas terhadap tragedi “berdarah” Kanjuluhan.

Suporter Persis Solo dan PSIM Jogja Sepakat Damai

Suporter Persis Solo dan PSIM Jogja Sepakat Damai
Suporter Persis Solo dan PSIM Jogja Sepakat Damai

Maident dan Brajamusti telah menyampaikan undangan ke beberapa anggota pendukung Joglosemar (Jogja, Solo dan Semarang). Ada dari Jogja, Bantul, Sleman, Magelang, Semarang dan Solo. Mengenai rangkaian kegiatan di Mandala Krida, Budi mengakui bahwa umat muslim dari Joglosemar telah mengikuti salat Isya secara massal.

Dilanjutkan dengan doa – doa gaib bagi para korban tragedi Kanjuluhan yang “berdarah”. Sedangkan bagi non muslim, shalat sesuai keyakinannya masing – masing. Dilanjutkan dengan doa bersama, diselingi tausiah dari kiai. Kemudian lilin dinyalakan dan dilakukan penarikan donasi untuk para korban.

Dalam hal ini, Mereka juga berusaha mewujudkan perdamaian (di antara pendukung Joglosemar). Budi optimis elemen pendukung Solo dan Jogja bisa hidup berdampingan. Tidak terlibat gesekan, sudah berlangsung selama 22 tahun. Damai, insya Allah bisa tercapai. Ini pemicu yang mengingatkan kita bahwa tidak ada sepak bola dalam hidup kita.

Pada kesempatan ini, Sobat mengucapkan terima kasih kepada seluruh supporter Joglosemar atas respon positifnya. Bekerja keras untuk memenuhi misi perdamaian. Alhamdulillah, kita akan komunikasi, saling mengunjungi, minum kopi bersama, mendidik bersama. Malam sebelumnya (3/10), Budi, salah satu anggota The Maiden, melanjutkan menghadiri tugu Juang 45 di Klaten.

Menyusul doa bersama untuk korban Kanjuruhan yang dilancarkan pendukung Persis Solo di Klaten. Beberapa anggota melaporkan kepada Dia bahwa mereka ingin datang ke Kratten. Mereka terdiam dan hal seperti ini bisa terjadi. Mereka berdoa dan bernyanyi bersama. Saling menghancurkan ego. Itu langkah yang bagus.

PSIM Jogja Sepakat Damai

Ketua DPP Pasoepati Maryadi “Gondrong” Suryadharma berharap perdamaian ini tidak setua jagung. Dengan Bonek, masa lalu, Alhamdulillah, Dia bisa (damai). Ini pertama kalinya Persis Solo dan Yogyakarta bisa bersatu. Pembina Ultras 1923 Iwan Samudra juga mengapresiasi usaha Mataram islah. Kalau mau damai silakan.

Mereka juga siap. Yang terpenting damai tanpa syarat, jangan mengingat kejadian masa lalu. Ke depan, Mereka akan mengatur hubungan yang lebih manusiawi dengan siapa pun. Karena pada dasarnya penggemar Solo sama – sama suka perdamaian. Sedangkan rombongan berangkat dari Solo dan diawasi ketat Polsek Suragada.

Rombongan tidak hanya dari kota Bangawan, tetapi juga dari Sukoharjo, Boyolali, Klaten dan sekitarnya. Mereka (pendukung Persis Soloten Solo) mendapat undangan dari Brajamusti. (*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments