Para pemain Timnas Indonesia akan menghadapi tantangan besar saat bertandang ke markas Timnas Australia pada 20 Maret 2025 dalam lanjutan matchday ke-7 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026. Laga ini memiliki arti penting bagi kedua tim, terutama dalam persaingan meraih tiket ke Piala Dunia 2026.
Australia memang harus kehilangan beberapa pemain kunci akibat cedera dan berbagai alasan lainnya. Nama-nama seperti Alessandro Circati, Harry Souttar, dan Jordy Bos tidak bisa tampil karena mengalami cedera. Selain itu, Nestory Irankunda, Thomas Deng, dan Cameron Devlin juga tidak masuk dalam skuad pilihan pelatih Tony Popovic.
Meski demikian, Australia tetap merupakan lawan yang tangguh. Tim berjuluk Socceroos ini memiliki tradisi kuat di Piala Dunia dan masih diperkuat oleh beberapa pemain kunci yang bisa menjadi ancaman serius bagi Timnas Indonesia. Berikut adalah empat pemain Australia yang patut diwaspadai oleh skuad Garuda.
1. Craig Goodwin
Posisi: Winger
Usia: 33 tahun
Klub: Al Wehda
Craig Goodwin adalah pemain yang harus mendapatkan perhatian khusus dari lini pertahanan Timnas Indonesia. Pemain berusia 33 tahun ini dikenal memiliki kaki kiri yang sangat akurat, terutama dalam situasi bola mati. Ia kerap menjadi eksekutor utama tendangan bebas dan tendangan sudut bagi Australia, yang sering menghasilkan peluang berbahaya.
Saat ini, Goodwin bermain di Saudi Pro League bersama Al Wehda dan tampil cukup konsisten. Dalam 23 pertandingan musim ini, ia berhasil mencetak lima gol dan enam assist. Statistik tersebut menunjukkan bahwa Goodwin masih menjadi pemain yang produktif meskipun usianya sudah memasuki kepala tiga. Dengan pengalamannya yang luas, ia bisa menjadi momok bagi pertahanan Indonesia, terutama jika dibiarkan bergerak bebas di sisi kiri lapangan.
2. Jackson Irvine
Posisi: Gelandang
Usia: 32 tahun
Klub: St. Pauli
Jackson Irvine adalah motor utama di lini tengah Australia. Gelandang berusia 32 tahun ini memiliki kemampuan distribusi bola yang sangat baik serta visi permainan yang tajam. Ia juga mampu mengatur tempo permainan dan menjadi penghubung antara lini belakang dan lini serang.
Irvine saat ini bermain untuk St. Pauli di Bundesliga 2 dan merupakan salah satu pemain kunci di timnya. Ia bahkan dipercaya sebagai kapten, yang menunjukkan betapa pentingnya peran yang ia mainkan. Musim ini, Irvine telah mencatatkan lima assist dalam 26 pertandingan, membuktikan kontribusinya dalam membangun serangan.
Selain itu, kemampuannya dalam bertahan juga tidak bisa diremehkan. Ia sering membantu lini belakang dalam merebut bola dan memenangkan duel udara. Timnas Indonesia harus bisa menutup pergerakan Irvine dengan ketat agar Australia tidak leluasa mengembangkan permainan.
3. Kusini Yengi
Posisi: Penyerang
Usia: 26 tahun
Klub: Portsmouth
Kusini Yengi mungkin bukan nama yang terlalu familiar bagi banyak penggemar sepak bola Indonesia, tetapi ia merupakan ancaman nyata di lini depan Australia. Striker berusia 26 tahun ini memiliki kecepatan, kekuatan fisik, dan penyelesaian akhir yang tajam, menjadikannya ujung tombak berbahaya bagi Socceroos.
Saat ini, Yengi bermain untuk Portsmouth di Championship Inggris. Meskipun catatan golnya di level klub tidak terlalu mencolok, ia justru tampil impresif saat membela tim nasional. Dalam enam pertandingan terakhir bersama Australia, Yengi berhasil mencetak enam gol. Salah satu penampilan terbaiknya terjadi saat Australia bermain imbang melawan Bahrain pada November 2024, di mana ia mencetak dua gol.
Kemampuan Yengi dalam menembus pertahanan lawan serta keahliannya dalam duel satu lawan satu harus menjadi perhatian khusus bagi para bek Timnas Indonesia. Jika diberi ruang, ia bisa menjadi pembeda dalam pertandingan nanti.
4. Mathew Ryan
Posisi: Kiper
Usia: 32 tahun
Klub: Lens
Mathew Ryan adalah nama yang tidak asing di dunia sepak bola. Kiper berusia 32 tahun ini memiliki segudang pengalaman, baik di level klub maupun internasional. Setelah sempat membela beberapa klub besar Eropa seperti Brighton dan AS Roma, kini ia berkarier di Ligue 1 bersama Lens.
Keputusan pindah ke Lens tampaknya memberikan dampak positif bagi Ryan. Berbeda dengan situasinya di AS Roma, di mana ia jarang mendapatkan kesempatan bermain, di Lens ia mendapatkan lebih banyak menit bermain. Hasilnya, ia tampil solid dan sukses mencatatkan empat clean sheet dari enam pertandingan terakhirnya di Ligue 1.
Sebagai kapten Timnas Australia, Ryan juga memiliki peran penting dalam menjaga moral tim. Ia kerap memberikan instruksi kepada lini belakang dan memiliki refleks yang sangat baik dalam menghadapi serangan lawan. Bagi Timnas Indonesia, mencetak gol ke gawang Australia akan menjadi tantangan besar karena harus berhadapan dengan kiper sekaliber Ryan.