Cassio Francisco de Jesus, seorang bek tengah yang pernah berkiprah di berbagai klub, meninggal dunia pada 4 Maret 2025 dalam usia 35 tahun. Ia berpulang akibat anemia aplastik, sebuah penyakit langka yang menyebabkan sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam jumlah yang cukup. Kondisi ini membuat penderitanya rentan mengalami infeksi, perdarahan, serta kelelahan yang ekstrem.
Cassio memulai karier profesionalnya di Brasil sebelum akhirnya merambah ke Asia. Di Indonesia, ia dikenal sebagai salah satu bek tangguh yang membela Semen Padang dan Barito Putera. Kepiawaiannya dalam menjaga lini belakang serta ketangguhannya dalam duel udara membuatnya menjadi pemain yang dihormati oleh rekan setim dan lawan-lawannya.
Kiprah di Semen Padang: Fondasi Karier di Indonesia
Pada 2016, Cassio memutuskan untuk merantau ke Indonesia dengan bergabung bersama Semen Padang. Selama satu setengah musim membela Kabau Sirah, ia tampil dalam 43 pertandingan. Kontribusinya tidak hanya dalam bertahan, tetapi juga dalam membangun serangan dari lini belakang. Ia dikenal sebagai pemain yang disiplin, meskipun mencatatkan enam kartu kuning dan satu kartu merah selama membela Semen Padang.
Sebagai bagian dari Semen Padang, Cassio memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas pertahanan tim. Kemampuannya dalam membaca permainan dan memutus serangan lawan menjadikannya salah satu pilar utama tim. Setelah periode yang cukup sukses, Cassio akhirnya hengkang dan melanjutkan kariernya bersama klub lain di Indonesia.
Karier di Barito Putera: Semakin Matang Sebagai Bek Tangguh
Pada 2019, Cassio bergabung dengan Barito Putera. Bersama Laskar Antasari, ia melanjutkan performa impresifnya sebagai bek tengah andal. Selama tiga musim, ia tampil dalam 22 pertandingan dan menjadi bagian penting dari skema pertahanan tim.
Para penggemar Barito Putera mengenalnya sebagai pemain yang berjiwa pemimpin dan selalu memberikan yang terbaik di lapangan. Cassio tidak hanya dikenal karena kemampuannya dalam bertahan, tetapi juga karena dedikasi serta semangat juangnya yang tinggi. Ia menjadi sosok yang dihormati di klub tersebut, baik oleh pemain muda maupun senior.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, Barito Putera mengungkapkan rasa dukanya melalui akun Instagram resmi klub, @psbaritoputeraofficial. Mereka mengenang Cassio sebagai sosok yang akan selalu menjadi bagian dari sejarah klub.
Petualangan di Thailand dan Awal Mula Penyakit Anemia Aplastik
Setelah meninggalkan Indonesia, Cassio melanjutkan kariernya ke Thailand dengan bergabung bersama Royal Thai Navy pada 2024. Sayangnya, masa-masanya di Thailand diwarnai oleh kesulitan, terutama ketika ia mulai menunjukkan gejala anemia aplastik.
Kondisi kesehatannya semakin memburuk, namun ia tidak mendapatkan dukungan medis yang memadai dari klub. Cassio bahkan harus menanggung biaya pengobatan sendiri, yang akhirnya membuatnya mengalami kesulitan finansial. Keluarganya pun turun tangan dengan menggalang dana demi membiayai perawatan medis yang sangat mahal.
Dalam salah satu unggahan di akun Instagram pribadinya, @cassiof89, pada 21 Desember 2024, ia mengungkapkan bahwa utang medisnya di luar Brasil cukup besar. Selain itu, ia juga harus mencari biaya tambahan untuk pulang ke Brasil guna mendapatkan pengobatan yang lebih baik.
Perjuangan Melawan Penyakit dan Akhir Hayat Cassio
Setelah kembali ke Brasil, Cassio menjalani perawatan intensif dengan bantuan keluarga dan sahabat-sahabatnya. Namun, perjuangan melawan anemia aplastik bukanlah hal yang mudah. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, kondisinya terus memburuk hingga akhirnya ia menghembuskan napas terakhirnya.
Kabar kepergiannya membawa duka mendalam, terutama bagi para penggemar sepak bola di Indonesia yang mengenangnya sebagai pemain yang penuh dedikasi. Semen Padang turut menyampaikan belasungkawa melalui akun Instagram mereka, @semenpadangfc, dengan pesan yang menggambarkan betapa besar kehilangan yang dirasakan oleh klub dan para penggemarnya.
Barito Putera juga memberikan penghormatan terakhir dengan menuliskan, “Rest in peace, maestro Cassio de Jesus.” Ungkapan tersebut mencerminkan betapa besarnya pengaruh Cassio selama berkarier di Indonesia, baik sebagai pemain maupun sebagai sosok inspiratif di dunia sepak bola.
Warisan dan Kenangan tentang Cassio de Jesus
Meskipun telah tiada, Cassio de Jesus meninggalkan jejak yang tak terlupakan bagi banyak orang, khususnya di dunia sepak bola. Kariernya yang penuh perjuangan, baik di dalam maupun di luar lapangan, menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda yang ingin meniti karier di kancah sepak bola profesional.
Di Indonesia, namanya akan selalu dikenang sebagai bek tangguh yang pernah menjadi bagian dari dua klub besar, Semen Padang dan Barito Putera. Kepergiannya meninggalkan duka, tetapi juga mengenang semangat juangnya yang tak kenal lelah. Sepak bola telah kehilangan salah satu pejuangnya, namun warisan dan kenangan tentangnya akan tetap hidup di hati para penggemar.