Pramusim Barcelona 2025 menjadi ajang penting bagi delapan pemain muda La Masia untuk unjuk kemampuan dan mencuri perhatian pelatih Hansi Flick. Akademi sepak bola Barcelona yang tersohor, La Masia, kembali menjadi sorotan setelah klub memutuskan untuk mengikutsertakan sejumlah talenta mudanya dalam tur pramusim ke Asia. Langkah ini mencerminkan kepercayaan besar Flick terhadap proses pembinaan jangka panjang yang telah lama menjadi identitas Blaugrana.
Musim panas ini bukan hanya soal persiapan taktik, tetapi juga panggung bagi regenerasi. Sejumlah nama muda yang tampil menonjol di level akademi kini mendapatkan kesempatan emas untuk menembus skuad utama. Di tengah ketatnya persaingan internal dan ketergantungan pada pemain bintang, kesempatan ini menjadi jalan penting menuju panggung profesional.
Delapan bintang muda dengan beragam posisi—dari lini belakang, tengah, hingga serangan—diharapkan mampu menunjukkan kualitas yang mumpuni. Bagi Flick, pramusim adalah momen ideal untuk menilai kesiapan dan karakter para pemain muda dalam menghadapi tekanan di level tertinggi. Siapa saja mereka? Simak daftar dan analisis lengkapnya berikut ini.
Bek Tangguh Masa Depan: Landry Farre dan Jofre Torrents
Sektor pertahanan Barcelona berpotensi mendapatkan tambahan tenaga segar dari dua nama muda: Landry Farre dan Jofre Torrents.
Farre, bek kanan asal Pantai Gading, dikenal karena kekuatan fisiknya yang mengesankan dan dominan dalam duel udara. Ia dinilai cocok untuk menghadapi tekanan permainan cepat dan agresif dari lawan. Dengan pertahanan yang menjadi titik lemah Barcelona musim lalu, sosok seperti Farre bisa menjadi aset penting di masa depan.
Sementara itu, Jofre Torrents tampil impresif sebagai bek kiri yang lincah dan cerdas. Ia memiliki kemampuan bertahan yang solid sekaligus kontribusi dalam membangun serangan dari sisi lapangan. Potensi sebagai pelapis Alejandro Balde membuatnya masuk radar Flick, meskipun ia harus memperbaiki aspek konsistensi dan kebugaran.
Gelandang Fleksibel: Ibrahim Diarra dan Juan Hernandez
Di lini tengah, dua nama menonjol dari generasi muda adalah Ibrahim Diarra dan Juan Hernandez.
Diarra merupakan gelandang box-to-box yang aktif dalam transisi permainan. Ia mampu bergerak dari lini kedua dan menciptakan peluang lewat pergerakan tanpa bola yang cerdas. Di usia 18 tahun, ia telah mencuri perhatian tim pelatih berkat kedewasaan dalam membaca permainan dan akurasi umpannya.
Juan Hernandez, di sisi lain, menonjol sebagai kreator. Gelandang ofensif ini punya teknik olah bola yang mumpuni serta ketajaman dalam mencetak gol. Ia digadang-gadang sebagai salah satu talenta yang punya potensi menjadi ‘Pedri baru’ jika diberi menit bermain yang cukup.
Sepupu Serasi: Toni Fernandez dan Guille Fernandez
Nama Toni Fernandez sudah lama mencuat di level akademi. Di usianya yang masih 16 tahun, winger muda ini memiliki kecepatan, kreativitas, dan visi bermain yang luar biasa. Ia bisa beroperasi di berbagai posisi lini depan, mulai dari sayap hingga false nine.
Menariknya, Toni bukan satu-satunya dari keluarga Fernandez yang menembus radar tim utama. Guille Fernandez, sepupunya, juga menyita perhatian pelatih. Berposisi sebagai gelandang serang yang juga bisa bermain melebar, Guille dikenal karena stamina luar biasa serta kemampuan mencetak gol dari lini tengah. Duet keluarga ini bisa menjadi fenomena baru jika mereka sama-sama menembus skuad utama musim depan.
Kreativitas dari Sektor Sayap: Pedro Fernandez dan Jan Virgili
Pedro Fernandez, yang akrab disapa Dro, dikenal sebagai pemain yang penuh kreativitas. Ia sering beroperasi di sektor kiri lapangan namun sangat fleksibel dalam berpindah posisi. Keunggulannya terletak pada teknik tinggi dan visi tajam, meskipun ia masih harus meningkatkan aspek fisik dan kontribusi golnya agar bisa tampil reguler di tim senior.
Satu lagi nama yang mencuat adalah Jan Virgili. Winger enerjik ini tampil memukau saat membela Spanyol U-19, terutama dalam laga krusial melawan Jerman. Ia memiliki kecepatan tinggi, kemampuan dribel mumpuni, dan insting melebar yang membuatnya jadi ancaman dari kedua sisi sayap. Gaya bermainnya mengingatkan pada Ansu Fati di masa awal kariernya.
Masa Depan Barcelona Dimulai dari Pramusim Ini
Langkah Hansi Flick mengandalkan pemain muda dari La Masia bukan hanya bentuk keberanian, tapi juga strategi jangka panjang. Keikutsertaan delapan pemain muda di tur pramusim menunjukkan bahwa Barcelona masih setia pada filosofi pengembangan talenta sendiri ketimbang belanja besar.
Pramusim menjadi ajang uji kualitas, karakter, dan mental. Jika mereka mampu menunjukkan performa impresif, bukan tidak mungkin sebagian nama ini akan menjadi bagian tetap dari skuad utama musim 2025/2026. Dengan potensi besar yang dimiliki, regenerasi Blaugrana tampaknya telah menemukan arah yang tepat.