Mengenang Piala Dunia Prancis, Indonesia Pada Tahun 1938. Saat itu Indonesia masih ditangani oleh pelatih Johannes Mastenbroek. Timnas Indonesia berpartisipasi pada pertandingan Piala Dunia tahun 1938 setelah lawan menyatakan bahwa Jepang, memilih mengundurkan diri.
Ketegangan sempat terjadi sebelum para pemain berangkat ke Prancis. PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia terkesan tidak merestui dan tidak ingin Timnas Indonesia diberangkatkan. Penyebabnya, saat itu PSSI dan Nederlandsh Indische Voetbal Unie (NIVU) sedang dalam keadaan yang bersitegang.
Tidak Setujunya PSSI
PSSI yang saat itu sedang di pimpin oleh Soeratin Sosrosugondo ngotot tidak ingin mengikutsertakan para pemain dari tim Hindia Belanda ke Piala Dunia 1938 sebagai aksi protesnya.
Menurutnya, untuk menentukan siapa yang berhak ke Prancis atau tidaknya, harus melalui pertandingan antara tim dari PSSI dengan tim dari NIVU. Setelah itu akhirnya, sebanyak 17 putra terpilih yang terdiri dari etnis Tionghoa, Indo-Eropa (Belanda), dan Indonesia  diberangkatkan ke ajang pertandingan Piala Dunia 1938 Prancis.
Penampilan Indonesia Pada Piala Dunia 1938
Penampilan Indonesia di Piala Dunia 1938 mendapatkan banyak sorotan dunia. The Times, salah satu di antara media peliput Piala Dunia Prancis 1938, menyebutkan bahwa pemain Indonesia yang terdiri dari kalangan pelajar, bahkan Achmad Nawir merupakan dokter (beberapa orang mengatakan jika baru sebatas calon dokter).
Selain The Times, ada juga media kenamaan Prancis yaitu L’Equipe yang memberikan pujian kepada Timnas Indonesia. L’Equipe mengatakan jika gaya pemain depan tim Hindia Belanda saat itu sangat brilian dan menakjubkan.
Piala Dunia 1938 Masih Menggunakan Sistem Gugur
Piala Dunia 1938 di Prancis, yang pada saat itu masih menggunakan sistem gugur. Indonesia yang masih tergolong baru di Piala Dunia berjumpa dengan Hungaria yang pada masa itu negara yang merupakan salah satu raksasa sepak bola dunia.
Indonesia saat itu menghadapi Hungaria pada babak pertama yaitu 16 besar. Namun, pihak Indonesia langsung terhenti karena mereka kalah telak 0-6 dari Hungaria. Gol-gol Hungaria yang telah dicetak oleh pemain Vilmos Kohut (14’), Geza Toldi (16’), Gyorgy Sarosi (25’, 88’) dan Gyula Zsengeller (30’, 67’). Saat itu tim Hindia Belanda langsung tersingkir sedangkan Hungaria terus melaju hingga ke final, sebelum kalah dengan skor 2-4 dari Italia.
Mengenang Piala Dunia Prancis, Timnas Berpartisipasi Pada Piala Dunia 1938
Bagi para pemain Timnas Indonesia, keikutsertaan mereka di Piala Dunia 1938 ini masuk buku sejarah. Karena sebagai satu-satunya dan pertama negara dari Asia yang ikut serta pada ajang pertandingan Piala Dunia sebelum terbentuknya AFC. Dimana Indonesia yang menjadi salah satu di antara anggota yang mendirikan konfederasi itu pada tahun 1954.
Momen terbaik bagi bangsa Indonesia dalam upaya melaju ke ajang pertandingan Piala Dunia setelah itu adalah saat kualifikasi Piala Dunia 1986 sebelum akhirnya disingkirkan oleh Korea Selatan. Mimpi timnas kembali berkobar untuk tampil di Piala Dunia terus hidup dalam masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Ada sekitar 17 pemain Indonesia dengan rata-rata usia 22 tahun yang berangkat ke Piala Dunia Prancis tahun 1938. Pemain yang berangkat terdiri atas satu orang etnis Jawa, tiga Tionghoa, tiga Ambon, dua Sumatera, dan delapan pemain Indo-Eropa.
Daftar Pemain Piala Dunia Prancis 1938
- Kiper: Mo Heng Tan (HCTNH Malang), dan Jack Samuels (Hercules Batavia)
- Pemain bagian Bek: Frans G. Hu Kon (Sparta Bandung), Dorst, J. Harting Houdt Braaf Stand (HBS Soerabaja), dan Teilherber (Djocoja Djogjakarta)
- Pemain Gelandang : Frans Alfred Meeng (SVBB Batavia), Achmad Nawir (HBS Soerabaja), Anwar Sutan (VIOS Batavia), G.H.V.L. Faulhaber (Djocoja Djogjakarta), dan G. Van den Burgh (SVV Semarang)
- Pemain Striker: Suvarte Soedarmadji (HBS Soerabaja), Tan Hong Djien (Tiong Hoa Soerabaja), Tan See Han (HBS Soerabaja), Herman Zomers (Hercules Batavia), Isaac Pattiwael (VV Jong Ambon Tjimahi), M.J. Hans Taihuttu (VV Jong Ambon Tjimahi), dan R. Telwe (HBS Soerabaja)Ceri
- Pelatih masa itu: Johannes Ch. J. Mastenbroek (Belanda)
Semua ini adalah sejarah dan patut dikenang agar para penerus Timnas Indonesia mempunyai semangat yang tinggi dan berkobar-kobar untuk meraih suatu kemenangan pada Piala Dunia nantinya.