Real Madrid harus menelan pil pahit di final Supercopa de Espana 2025 setelah dikalahkan Barcelona dengan skor telak 2-5. Kekalahan ini menjadi sorotan tajam, terutama karena buruknya performa tim asuhan Carlo Ancelotti di laga penting melawan rival abadinya. Pertandingan yang berlangsung di King Abdullah Sport City Stadium, Jeddah, Arab Saudi, pada 13 Januari 2025 itu memperlihatkan kelemahan fundamental El Real, terutama di lini pertahanan.
Awal Manis yang Berujung Petaka
Real Madrid sebenarnya memulai laga dengan sempurna. Kylian Mbappé mencetak gol pembuka di menit ke-5 melalui serangan balik yang terorganisir dengan baik. Gol ini memberi harapan bagi Madrid untuk mendominasi jalannya pertandingan. Namun, Barcelona segera bangkit dan membalikkan keadaan.
Gol balasan dari Lamine Yamal di menit ke-22 menjadi awal dari mimpi buruk bagi Los Blancos. Selanjutnya, Barcelona mencetak empat gol tambahan melalui Robert Lewandowski, Raphinha, dan Alejandro Balde. Empat gol di babak pertama mengakhiri keunggulan awal Madrid, sekaligus menegaskan dominasi Blaugrana di laga ini.
Statistik Mengecewakan Real Madrid
Data statistik dari pertandingan ini memperlihatkan betapa buruknya performa Real Madrid. Barcelona mendominasi penguasaan bola dengan 66% di babak pertama. Mereka juga menciptakan 13 tembakan, dengan lima di antaranya merupakan peluang emas.
Sebaliknya, Madrid hanya mampu mencatatkan lima tembakan sepanjang babak pertama, dengan dua di antaranya mengarah ke gawang. Statistik ini menunjukkan ketimpangan kualitas antara kedua tim, terutama dalam efektivitas serangan dan soliditas lini belakang.
Kesalahan Taktik Carlo Ancelotti
Taktik Carlo Ancelotti menjadi bahan perbincangan setelah laga ini. Meski menghadapi beberapa kendala cedera, susunan pemain yang diturunkan dianggap kurang optimal. Kehadiran Aurelien Tchouameni di lini belakang dan Lucas Vazquez di posisi bek kanan menjadi titik lemah yang berhasil dieksploitasi Barcelona.
Pergantian Dani Ceballos di babak kedua juga menyoroti kurangnya opsi yang tersedia di bangku cadangan. Eduardo Camavinga, yang biasanya tampil solid, justru menjalani salah satu pertandingan terburuknya musim ini. Kesalahan-kesalahan ini mencerminkan perlunya evaluasi mendalam terhadap strategi Ancelotti di laga besar.
Tren Kekalahan Real Madrid di El Clasico
Kekalahan ini merupakan kali kedua Real Madrid kalah dari Barcelona di El Clasico musim 2024/2025. Sebelumnya, mereka juga tumbang dengan skor 0-4 di Santiago Bernabéu pada Oktober 2024. Dalam dua pertemuan ini, Madrid kebobolan sembilan gol dan hanya mencetak dua gol.
Rekor buruk ini menjadi tanda bahaya bagi Madrid. Kekalahan di Supercopa de Espana ini lebih menyakitkan karena melibatkan perebutan trofi, sementara kekalahan di liga sebelumnya memperlihatkan ketidakmampuan mereka menghadapi strategi Hansi Flick, pelatih Barcelona.
Performa Individu: Kylian Mbappé Jadi Sorotan Positif
Di tengah kekecewaan, Kylian Mbappé menjadi satu-satunya pemain Madrid yang tampil gemilang. Gol cepatnya di menit awal menunjukkan kualitasnya sebagai pemain kelas dunia. Sayangnya, kontribusi Mbappé tidak cukup untuk menutupi kelemahan kolektif tim.
Mbappé beberapa kali mencoba membuka ruang di lini pertahanan Barcelona, tetapi minimnya dukungan dari lini tengah dan sayap membuatnya kesulitan menciptakan peluang tambahan. Penampilan positifnya tetap tidak mampu mengangkat performa keseluruhan tim.
Barcelona Unggul di Semua Lini
Kemenangan Barcelona tidak hanya ditentukan oleh kesalahan Madrid, tetapi juga oleh performa luar biasa mereka di semua lini. Lamine Yamal, Robert Lewandowski, dan Raphinha menjadi trio penyerang yang sulit dihentikan. Kreativitas lini tengah yang dipimpin oleh Pedri dan Gavi juga berkontribusi besar dalam mendominasi jalannya pertandingan.
Lini belakang Barcelona tampil solid, dengan Alejandro Balde menunjukkan kualitasnya baik dalam bertahan maupun menyerang. Penjaga gawang Marc-André ter Stegen juga melakukan beberapa penyelamatan penting yang menjaga keunggulan timnya tetap aman.
Kekalahan yang Membuka Mata
Kekalahan 2-5 ini menjadi pengingat keras bagi Real Madrid untuk segera berbenah. Dengan jadwal padat yang masih menanti, termasuk Liga Champions dan La Liga, Carlo Ancelotti harus menemukan solusi untuk memperbaiki kelemahan timnya.
Dua kekalahan di El Clasico musim ini menunjukkan bahwa Madrid belum mampu mengatasi tekanan di laga besar. Jika tidak ada perubahan signifikan, perjalanan mereka di sisa musim ini bisa menjadi lebih berat, terutama dalam perburuan gelar di berbagai kompetisi.