Saturday, April 27, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Inggris8 Pemain yang Flop di Premier League, Lalu Moncer di Liga Lain

8 Pemain yang Flop di Premier League, Lalu Moncer di Liga Lain

Premier League bukan Liga yang mudah untuk ditaklukkan, tidak setiap pemain bintang bisa berjaya di Liga Inggris.

Tak sedikit yang mencoba peruntungan bermain di Premier League dan gagal. Alasannya bermacam-macam, mulai dari tidak cocok dengan gaya bermain hingga tak kuat dengan tekanan yang sangat besar.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Ada juga yang datang ke Inggris terlalu terlambat, alias sudah melewati masa kejayaan mereka. Alhasil, penggemar yang ada di Inggris tidak bisa melihat puncak performa dari sang pemain.

Pemain-pemain yang telah dilepas oleh klub-klub Premier League saat masih muda atau bahkan di masa puncaknya karena dianggap tidak cukup baik, tidak sedikit pula yang berhasil bersinar di tempat lain. Berikut beberapa di antaranya.

Joselu

Masih membuat takjub memikirkan Joselu merupakan orang yang sama yang dimana gagal bersinar untuk klub Stoke City atau Newcastle. Dia kini telah menjadi pemain Real Madrid. Lumayan untuk pemain berusia 33 tahun.

Gerard Pique

Mengingat bahwa ia baru berusia 21 tahun saat meninggalkan The Reds Devils, menyebut Pique gagal mungkin terdengar agak kasar.

Namun Sir Alex Ferguson sudah cukup melihat pemain bek tersebut sehingga menganggap bahwa ia tidak cocok untuk bermain di sepak bola Inggris menyusul kekalahan di Bolton pada tahun 2007.

Bergabung kembali dengan klub masa kecilnya Barcelona, Pique kemudian berhasil memenangkan hampir semua penghargaan yang tersedia untuk klub dan negara.

Memphis Depay

Banyak hal yang diharapkan ketika Memphis menandatangani kontrak dengan The Reds Devils pada tahun 2015. Namun Louis van Gaal sebenarnya telah memperkirakan bahwa sang pemain akan mengalami musim pertama yang cukup mengecewakan di Old Trafford karena butuh beradaptasi.

“Rencananya adalah membantunya berkembang sebagai pemain, tapi kita semua harus bersabar,” kata Van Gaal dalam catatan program Manchester United tak lama setelah perekrutan itu diumumkan.

“Premier League sangat berbeda dari liga lainnya dan butuh waktu baginya untuk beradaptasi sepenuhnya dengan kecepatan dan sifat sepak bola yang tak kenal ampun di negara ini.”

Namun, Van Gaal dipecat dan digantikan oleh Jose Mourinho pada akhir musim itu. Pada bulan Januari 2017 Memphis dijual ke Lyon dikarenakan sang pemain tidak mendapatkan peluang dari sang manajer baru.

Dalam 4 setengah musim di Prancis, ia berhasil membawa Lyon ke perempat final Liga Champions dan melakukan cukup banyak hal untuk membuat dirinya pindah ke Barcelona. Petualangan di Barcelona tidak berhasil, tapi dia sekarang telah terbang dan bermain di Atletico Madrid.

Diego Forlan

Apakah Forlan pantas dianggap sebagai pemain gagal di Manchester United, usahanya selalu diapresiasi oleh pendukung setia Old Trafford meski minim gol.

Namun, namanya sudah ditemukan di banyak daftar rekrutan terburuk yang ada di Premier League.

Pemain asal Uruguay tersebut akhirnya membuktikan kelas di Spanyol. Ia berbagi Sepatu Emas Eropa dengan Thierry Henry pada 2005 saat berada di Villarreal, bahkan berhasil menjuarai Liga Europa dan Piala Super Eropa di Atletico Madrid, dan dinobatkan sebagai pemain terbaik di Piala Dunia 2010.

Paulinho

Banyak yang terkejut ketika Barcelona mengumumkan bahwa mereka merekrut mantan pemain gelandang ottenham, Paulinho, dari Guangzhou Evergrande senilai 40 juta Euro pada tahun 2017.

Paulinho tiba di White Hart Lane pada 2013 dengan reputasi yang sangat mengesankan tetapi harus gagal dalam memenuhi ekspetasi dan dijual 2 tahun kemudian. Tottenham rugi besar.

Namun, Pemain asal Brazil tersebut tampil dengan sangat mengesankan di China, mencetak hat-trick luar biasa untuk Brazil melawan Uruguay pada tahun 2017, dan menjadi pemain reguler selama musim pertamanya di Barcelona.

Dia bahkan dipuji oleh Ronaldinho. “Semua orang di Brasil sudah tahu apa yang bisa dia lakukan karena kerja luar biasa yang dia lakukan di Corinthians. Dia sangat menonjol. Semua orang tahu kualitasnya, dan dia menunjukkannya sekali lagi.”

Paulinho kembali ke China setalah setahun di Barcelona.

Juan Cuadrado

Pembelian Cuadrado oleh The Blues pada tahun 2015 membuat banyak orang bingung. Muncul pertanyaan apakah dia merupakan tipe pemain yang dapat berkembang di bawah asuhan Mourinho.

Kerugian itu terbukti benar, namun kejutan bahwa Cuadrado tidak pernah mendapat kesempatan di bawah asuhan Antonio Conte.

Cuadrado kemudian memenangi 3 gelar ganda berturut-turut di Italia bersama dengan Juventus, ditambah dengan 2 gelar juara Serie A lagi dan 1 lagi Coppa Italia dalam 3 musim berikutnya. Ia juga membantu Juventus mencapai final Liga Champions pada 2017.

Dia masih harus merelakan kaos nomor 7 saat Cristiano Ronaldo menandatangani kontrak.

Angel Di Maria

Perekrutan Di Maria merupakan sebuah kudeta yang cukup besar bagi MU pada 2014. Namun, meskipun Di Maria menyuguhkan awal yang menjanjikan, transfer senilai 60 juta pounds tersebut tidak berhasil.

Masalah cedera dan rumahnya yang dirampok jelas tidak membuat transisinya berjalan dengan mulus. Dia bahkan tidak bisa beradaptasi dengan sepak bola inggris.

Namun, Kualitas pemain Internasional Argentina itu tidak pernah diragukan, dan Ia kembali berkembang di PSG.

Suso

“Saya tiba sebagai seorang anak laki-laki dan saya telah belajar banyak. Saya telah berkembang, tetapi saya belum mendapat banyak kepercayaan,” kata Suso setelah meninggalkan Liverpool pada 2015.

Anda dapat memahaminya maksudnya. Dalam 5 musim bersama dengan Liverpool, dia hanya bisa membuat 21 penampilan di semua kompetisi.

AC Milan meminjamkan pemain sayap tersebut ke Genoa setahun kemudian. Tetapi, pemain berusia 25 tahun itu akhirnya mendapatkan kepercayaan dari Rossoneri. Dia juga melakukan hal yang serupa sejak pindah ke Sevilla pada 2020.

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments