Permainan Kasar Di Laga Uji Coba Liga 1 – Usai kabar buruk yang diterima oleh Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2021, saat ini sepak bola Indonesia kembali tercoreng dengan permainan di Laga uji coba Liga 1. Dalam laga uji coba tersebut, beberapa aksi kekerasan yang sangat karas ditunjukkan oleh pemain. Tentu saja hal ini sangat memalukan.
Liga 1 yang rencana masih akan dibuka mulai bulan depan tentu membuat tim masih banyak yang vakum. Kondisi ini bukan menjadi ajang persiapan bagi masing-masing tim tapi justru diwarnai dengan tindakan yang kurang terpuji yakni dengan melakukan aksi kekerasan.
Dalam 3 hari terakhir di Laga uji coba Liga 1, kekerasan itu mulai terlihat. Klub yang bertanding adalah Persib Bandung vs Tira Persikabo, dan Persipura jayapura vs Persita Tangerang.
Gilang ginarsa selaku bek laskar Padjajaran yang melakukan aksi kekerasan di menit ke 40. Ia tampak melakukan pelanggaran keras terhadap Striker Persib, Frets Butuan. Gilang yang awalnya mencoba untuk menghalang bola dengan kakinya hingga akhirnya menghajar leher Frets yang sedang melakukan pergerakan penalti.
Wasit yang melihat kejadian tersebut langsung menghentikan aksi Gilang dengan memberinya kartu merah. Video tendangan tersebut akhirnya viral di media sosial, hingga akhirnya Gilang memilih untuk memprivasi akun pribadinya.
Sementara itu, kekerasan juga dilakukan pada Laga uji coba Liga 1 oleh pemain Persita Tangerang dan Persipura Jayapura di Hari Minggu (13/06/2021). Ia bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang. Dua tim tersebut melakukan permainan yang terlihat kasar di mata penonton.
Di menit ke 32, Bek Persita Tangerang menekel dengan kedua kakinya salah seorang pemain Persipura. Aksi tersebut membuat kemarahan salah seorang pemain mutiara Hitam dan langsung beraksi mendorong lawan.
Meskipun pada akhirnya perkelahian tersebut dapat dihentikan namun pertandingan antara kedua tim semakin memanas di lapangan. Pada menit ke 67, menjadi puncak memanasnya antara kedua tim yang saling tekel.
Pemain di bangku cadangan yang melihat peristiwa tersebut akhirnya ikut naik darah dan turun. Kericuhan terjadi dan pecah seketika. Karena kericuhan yang terjadi benar-benar tidak dapat terkontrol akhirnya wasit menghentikan permainan pada menit ke 70.
Semua Tim di Laga Uji Coba Liga 1 Harus Interopeksi
Usai pertandingan, para pelatih khususnya pelatih Persipura yakni Jacksen F Tiago mengecam kejadian yang menurutnya sangat tidak terpuji tersebut. kedua tim harusnya saling interopeksi diri agar ke depannya hal serupa tidak akan pernah terjadi kembali.
“Kita semua punya mimpi tertinggi” Ujar sang pelatih asal Brasil tersebut.
Kejadian kerusuhan tersebut sebenarnya bermula dari kesalah pahaman antara kedua tim. Seharusnya permasalahan salah paham tersebut tidak sampai di lapangan Laga uji coba Liga 1 hingga akhirnya berakhir dengan kejadian buruk seperti ini.
Kritik yang masuk usai pertandingan uji coba tersebut tentu banyak, mulai dari netizen hingga para pemerhati sepak bola Indonesia. Seharusnya laga uji coba tidak harus berakhir seperti ini karena pada dasarnya, pertandingan ini untuk saling menghormati kepada tim lawan bukan sebaliknya, yakni adu kekuatan.
Tentu saja catatan buruk semacam ini membuat tim sepak bola Indonesia harus kembali mendapatkan reputasi yang tidak baik. Harus diakui setelah kekalahan Timnas Indonesia seharusnya, Laga uji coba Liga 1 menjadi Laga yang mempertontonkan pertandingan yang baik bagi masyarakat Indonesia.
Rusuhnya pertandingan sepak bola Indonesia sebenarnya tidak hanya terjadi kali ini saja. Baik pemain maupun supporter sendiri memang pernah mengalami rusuh saat sudah ada di lapangan bahkan hingga memakan korban.
Pertandingan di Liga 1 yang masih uji coba kali ini memang penuh warna, baik saat pertandingan maupun segi pemain dan pelatihnya. Beberapa Tim raksasa Indonesia sudah mempersiapkan dengan matang laga kali ini untuk bisa keluar sebagai pemenang.
Kejadian rusuh mulai dari adu jotos hingga tending leher di Laga uji coba Liga 1 semoga tidak akan terulang kembali di tahun – tahun selanjutnya. Pemain diharapkan lebih stabil secara emosi sehingga para supporter tidak terbawa suasana untuk ikut terlibat kerusuhan yang mengakibatkan suasana makin memanas. Ini semua demi nama baik dan reputasi sejarah sepak bola Indonesia.
