Pelatih klub Chelsea Frank Lampard memberikan pujiannya kepada anak asuhnya Kai Havertz setelah ia berhasil menunjukan kemampuannya bermain diberbagai posisi berbeda. Lampard memang sengaja mengubah posisi Havertz dalam rangka mewujudkan misinya untuk menemukan keseimbangan tim paling baik.
Saat bermain melawan Burnley di Turf Moor, Sabtu 31/10 kemarin Chelsea memang berhasil mendominasi hingga menang 3-0. Ketiga gol tersebut disumbangkan oleh Hakin Ziyech, Kurt Zouma serta Timo Werner. Rupanya si arsitek klub Chelsea ini menggunakan skema 4-3-3 untuk pertama kali sejak laga dimulai.
Strateginya tersebut berhasil membawa Chelsea meraih kemenangan. Saat berlaga, Kai Havertz dan Mason Mount ditempatkan sebagai pemain lini tengah. Keduanya mengapit gelandang bertahan N’Golo Kante. Skema itu dinilai menguntungkan Havertz sebab ia dapat bermain lebih dalam dibanding ketika ia baru saja sampai di Stamford Bridge.
Frank Lampard Melakukan Eksperimen
Demi mencapai komposisi terbaik timnya, Lampard sengaja melakukan berbagai eksperimen. Terutama pada pemain anyar agar mereka bisa menampilkan performa terbaiknya. Salah satu pemain yang menjadi konsentrasinya yaitu Kai Havertz.
Pemain asal Jerman tersebut didatangkan dari Bayern Laverkusen dengan biaya penebusan senilai 62 juta poundsterling atau setara dengan 1,17 triliun rupiah pada bursa transfer musim panas ini. Usai pertandingan Sabtu kemarin, Frank Lampard memberikan penjelasannya terkait Kai Havertz.
Ia dianggap sebagai pemain yang memberikan nilai tambah secara nyata. Ia merasa senang saat Havertz mampu bermain di sejumlah posisi. Bermain sebagai nomor 10 atau melebar memang telah dilakukan Havertz sebelum ia resmi bergabung bersama The Blues. Lampard juga yakin jika ia bisa juga bertindak sebagai pemain nomor delapan.
Itulah yang saat ini tengah dipikirkan oleh Lampard sehingga ia nantinya bakal menemukan strategi terbaik untuk tim. Baginya melewatkan pramusim untuk mencari formasi baru di awal musim merupakan hal normal. Kali ini tim Chelsea menerapkan cara berbeda, dan berhasil menemukan sejumlah hal positif.
Lampard merasa sangat senang dengan perubahan yang ditunjukan oleh Kai Havertz dan juga Mason. Kedua pemain tersebut dianggap sebagai pemain ofensif, selain itu mereka juga mempunyai energi dan motivasi untuk mengisi ruang lebih banyak di lapangan bagi tim. Baik Havertz ataupun Mason dinilai mampu merebut bola dan menjadi ancaman bagi lawan.
Merasa Puas Dengan Penampilan Para Pemain Termasuk Hakim Ziyech
Selain merasa senang dengan Havertz dan Mason, Lampard juga puas dengan performa yang ditunjukan oleh penyerang sayap Hakim Ziyech. Bertandingan melawan Burnley tepat dipekan ke tujuh Liga Inggris 2020-2021 ia berhasil membantu The Blues keluar sebagai juara. Tepat di menit ke 26, Ziyech mencetak gol pembuka.
Kemudian disusul dengan dua gol lain di menit ke 63 dan 70 yang dilesakkan oleh Kurt Zouma dan Timo Werner. Gol yang dicetak Zouma tidak terlepas dari assist Ziyech. Pada laga tersebut, pemain asal Maroko itu bertindak sebagai starter. Berkat kemampuan tersebut, ia diandalkan oleh Lampard. Terlebih ia memilki visi untuk mengumpan, menerima dan mencetak assist.
Walaupun baru saja pulih dari cedera lutut, Ziyech mampu bersinar mengahadapi laga melawan Brighton. Kondisinya kini terus membaik dan pertandingannya berajalan sangat lancar. Sementara Hakim Ziyech sendiri mengakui bahwa saat ini ia merasa sudah kerasan tinggal di Stamford Bridge. Bahkan ia menyebut Chelsea sebagai rumah sendiri.
Seperti diketahui jika Hakim Ziyech didatangkan dari Ajax Amsterdam dari bursa transfer musim lalu dengan klausul penebusan sebesar 38 juta pound. Laga pramusim sebanyak enam kali ia memang tidak sempat ikut bermain mengingat cedera yang dialaminya cukup parah. Namun setelah kembali merumput, Ziyech berhasil menunjukan kepiawannya hingga membuat pelatih merasa puas.
Rupanya penampilan gemilang juga ditunjukan oleh pemain baru milik Chelsea, Eduard Mendy. Laga di Burnley, pemain Timnas Senegal tersebut berhasil mencetak clean sheet kelima secara berturut-turut dari seluruh kompetisi.
Sejak tahun 2004 silam, The Blues sendiri belum mampu mencetak rekor clean sheet pada tiga penampilan di Liga Inggris. Penampilan maksimal pemain baru itu memang membuat pelatih Frank Lampard benar-benar tersanjung dan ingin terus mengembangkan potensi tim agar terus berkembang dan menjadi klub terbaik.