Sering Gagal, Tiga regulasi baru yang mungkin coba diterapkan Liga 1 Indonesia agar klub – klub Indonesia yang tampil di Piala AFC bisa lebih ketat dan bisa melangkah lebih jauh. Seperti kita ketahui bersama, di Piala AFC 2022, satu – satunya wakil Indonesia yang tersisa, PSM Makassar, harus tersingkir di babak final kawasan ASEAN.
Pada Rabu (24/08/22) menghadapi Malaysia, perwakilan Kota Kuala Lumpur di Stadion KLFA. Pasukan Bernardo Tavares akhirnya kalah 5 – 2. Tampil di hadapan pendukungnya sendiri, KL City berhasil menjebol gawang PSM pada menit ke – 33 lewat sepakan Romer Morales. Menjelang akhir babak pertama, KL City menggandakan keunggulan lewat tembakan Jordan Minta. Skor 2 – 0 berlanjut hingga turun minum.
Tidak lama setelah jeda, tim tuan rumah kembali mengangkat posisi mereka dengan mengambil penalti dari Paul Josu. Tertinggal tiga gol PSM Makassar sempat mengejar dan mencetak dua gol lewat aksi Yakob Sayuri dan Akbar Tanjung. Namun Sayang, Paul Josume mencetak dua gol dan penalti kedua Hardin Azman membuat PSM kalah 5 – 2.
Alhasil, liga Indonesia kembali gagal mengirimkan wakilnya ke partai puncak juara Piala AFC itu. Sepanjang sejarahnya, hanya Persipura yang mampu melaju terjauh, semifinal Asia 2014. Selain faktor internal klub, sebenarnya ada peran kompetitif yang bisa membantu wakil Indonesia untuk lebih maju di Liga Champions AFC.
Di sini, INDOSPORT mencoba merangkum tiga peraturan baru yang dapat dicoba Liga 1 untuk membantu klub – klub Indonesia tampil kuat di Piala AFC:
Tambahkan pemain asing
Persyaratan pertama adalah masuknya pemain asing. Seperti yang kita ketahui bersama, klub – klub di Divisi Utama hanya bisa menampung empat pemain asing musim ini. Rinciannya adalah 3 pemain asing dari berbagai negara, dan satu pemain dari kawasan Asia. Jika melihat liga – liga tetangga, jumlahnya masih tergolong kecil, apalagi liga Malaysia yang baru saja mengalahkan PSM.
Khususnya, lima pemain asing telah digunakan di liga Malaysia musim ini, termasuk tiga dari negara bebas, satu dari negara Asia dan satu dari kawasan ASEAN Angka tersebut belum termasuk pemain keturunan dan naturalisasi yang kerap terlihat di skuat KL City kemarin. Saat menghadapi PSM di Piala AFC Musim 2022/2023, KL City diketahui memiliki 6 pemain asing dan keturunannya di starting lineup.
Bandingkan dengan PSM yang hanya memaksimalkan tiga pemain asing. Jika banyak pemain asing, mungkin PSM dan klub Liga 1 lain yang tampil di Piala AFC bisa memberikan perlawanan lebih dan melangkah lebih jauh. Bahkan Liga Thailand yang bisa mengirimkan wakilnya untuk melaju ke final Liga Champions AFC diketahui menggunakan 8 hingga 9 pemain asing musim ini.
Gunakan wasit yang berkualifikasi
Kedua, meningkatkan kualitas wasit. Faktor lapangan sedikit banyak berdampak pada performa tim – tim Liga 1 Musim 2022/2023 Indonesia di ajang Piala AFC. Pasalnya, kepemimpinan wasit yang buruk di Liga 1 dapat mempengaruhi kebiasaan pemain Indonesia yang sering melakukan kesalahan dalam pertandingan Liga Champions AFC. Pelatih PSM Bernardo Tavares memang menyebut faktor kepemimpinan wasit.
Menurut sang pelatih, anak – anak asuhnya kerap melakukan pelanggaran yang Sayanggap tidak berizin (di Liga 1), namun nyatanya itu merupakan pelanggaran di kancah internasional. Alhasil, beberapa pemain PSM kerap mendapat kartu kuning di Liga Champions AFC, bahkan berujung tendangan penalti yang melukai skuad Juku Spell.
Dengan meningkatkan kualitas wasit, atau menggunakan jasa wasit asing di Liga 1. Kualitas pemain di Liga Indonesia dapat ditingkatkan dan tidak lagi melakukan pelanggaran yang tidak masuk akal saat tampil di Piala AFC.
Sering Gagal, Penjadwalan untuk delegasi Liga 1 AFC
Aturan terakhir adalah melonggarkan jadwal delegasi Liga 1 di kompetisi Piala AFC. Bukan rahasia lagi jika PSM Makassar pada kompetisi Piala AFC tahun ini memiliki jadwal yang cukup padat jelang menghadapi Kota Kuala Lumpur. PSM Makassar hanya punya waktu empat hari untuk istirahat sebelum menghadapi Kuala Lumpur City. Itu belum termasuk masa pemulihan pasca pertandingan dan masa istirahat saat bertandang ke Malaysia.
Padahal, clean break untuk PSM hanya sekitar 2 – 3 hari. Ini sangat kontras dengan jeda enam hari di Kuala Lumpur. PSM sendiri sebenarnya sempat mengendur pada jadwal Liga 1 dengan menunda laga pekan keenam melawan Barito Putera. Namun, jika dilihat dari kubu KL City. Liga Malaysia sepertinya sangat memberikan kelonggaran kepada tim – tim yang pernah bermain di masa lalu.
Rupanya, Liga Malaysia dan Kota Kuala Lumpur sama – sama menunda dua pertandingan sepanjang Agustus. Memberi tim asuhan Bojan Hodak lebih banyak waktu untuk mempersiapkan skuat mereka. Jika klub – klub di divisi satu juga menunda pertandingan sebanyak liga Malaysia. Klub – klub di liga Indonesia bisa menawarkan perlawanan di Piala AFC. (*)