Qatar terpilih menjadi tuan rumah pelaksanaan Piala Dunia 2022 yang akan digelar mulai 21 November hingga 18 Desember 2022.
Sebelumnya, ada lima negara yang menawarkan diri menjadi penyelenggara ajang bergengsi dunia ini,
mereka adalah Qatar, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Australia.
Namun, berdasarkan hasil pemungutan suara anggota FIFA,
Qatar terpilih menjadi tuan rumah usai mendapatkan suara terbanyak dari total empat putaran dengan mayoritas 12 suara.
Sebagai penyelenggara acara, Qatar telah mengajukan kota tuan rumah untuk pertandingan tersebut.
Kota-kota yang diajukan adalah Al Khor (Stadion Al Bayt), Ar Rayyan (Stadion Education City dan Stadion Ahmed bin Ali),
Al Wakrah (Stadion Al Janoub), Doha (Stadion Ras Abu Aboud, Stadion Internasional Khalifa,
dan Stadion Al Thumama) dan Lusail (Stadion Lusail Iconic).
Bisa Disaksikan Langsung oleh Penggemar
Rencananya, pertandingan kali ini bisa disaksikan langsung oleh para supporter dari negaranya masing-masing.
Oleh karena itu, kira-kira akan ada lebih dari 1,5 juta supporter yang akan datang ke Qatar,
demi menyaksikan pertandingan bintangnya secara langsung.
Sayangnya, euforia Piala Dunia ini sedikit terhambat oleh keadaan pandemi yang masih meresahkan penggemar di seluruh dunia.
Apalagi saat ini jumlah kasus positif varian Omicron melonjak tajam.
Di Inggris sendiri, jumlah total kasus Omicron telah mencapai 181,17 ribu kasus per 19 Januari 2022.
Jumlah ini mencapai 47,21 persen dari total kasus di dunia.
Hal ini tentu menjadi perhatian khusus di mata dunia. Apalagi Piala Dunia kali ini juga digelar secara terbuka.
Lantas seperti apa reaksi dari Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia tahun ini?
Strategi apa yang akan diterapkan sang penyelenggara untuk menjamin keamanan gelaran mewah ini?
Tuan Rumah Gelar Konferensi Kesehatan Masyarakat Ke-2
Qatar diketahui telah menyiapkan strategi nasional untuk mengendalikan penyebaran virus COVID-19 selama gelaran Piala Dunia 2022.
Sang tuan rumah telah melakukan diskusi dan mengambil pelajaran utama selama pandemi berlangsung.
Bahasan utamanya di antaranya adalah mengenai kesiapsiagaan tepat waktu dalam menanggapi pandemi,
transparansi dalam berbagi informasi dengan publik, pembentukan pusat komando,
komunikasi antar pemangku kepentingan, pengambilan keputusan berbasis data, penggunaan teknologi dan akuntabilitas.
Mempersiapkan hal tersebut, Qatar telah menggelar rapat pleno, Qatar Health dan Konferensi Kesehatan Masyarakat Qatar ke-2.
Rapat tersebut diikuti oleh sekitar 4.000 peserta secara virtual.
Ini merupakan konferensi yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat (Kemenkes) dan HMC,
dan sesi difokuskan pada persiapan Piala Dunia FIFA Qatar 2022 dan respons Qatar terhadap pandemi COVID-19.
Di antara ribuan peserta tersebut, terdapat beberapa pejabat tinggi,
seperti Direktur Medis Pusat Penyakit Menular Hamad Medical Corporation, Dr. Muna Al Maslami;
Profesor Pierre Carli, Direktur Medis SAMU (layanan darurat medis) Paris;
Dr. Roberto Bertollini selaku Penasihat Menteri Kesehatan Masyarakat;
Dr. Dalia Samhouri sebagai Manajer Kesiapsiagaan Darurat dan Peraturan Kesehatan Internasional, WHO-EMRO;
dan Dr. Kristina Angelo sebagai Ahli Epidemiologi Medis, Cabang Kesehatan Wisatawan CDC, Atlanta, AS.
Siapkan Tiga Komando Teknis
Dalam rapat tersebut, Dr. Muna Al Maslami menyampaikan,
bahwa Qatar telah menyusun strategi kesehatan nasional Piala Dunia FIFA Qatar 2022,
yang terdiri dari tiga kelompok komando teknis yang menangani bidang-bidang penting terkait COVID-19.
Kelompok pertama bertugas mencari layanan akut dengan rawat inap dan fasilitas isolasi.
Kelompok kedua bertugas melihat komunitas, fasilitas karantina, serta melacak kasus.
Sedangkan kelompok ketiga, tugasnya adalah melihat kesehatan dan informasi masyarakat.
Sebelumnya, para petugas medis telah membuat keputusan yang dirasa tepat berdasarkan data dan analisis dalam segala hal.
Termasuk di antaranya adalah manajemen kapasitas, perluasan kapasitas tempat tidur,
pendirian rumah sakit lapangan, serta pelacakan kontak.
Selain itu, Dr. Dalia Samhouri mengusulkan adanya rencana darurat,
guna menanggapi situasi tak terduga dengan segera.
Menurutnya, dibutuhkan seorang juru bicara yang bertugas untuk berbagi informasi kepada publik dengan platform yang tepat.
Hal ini untuk menghindari berita hoaks yang akan beredar di kalangan masyarakat dunia dalam acara massal ini.
Demikian ulasan mengenai strategi yang disiapkan Qatar jelang Piala Dunia 2022.
Meski masih dalam masa pandemi, para penggemar ingin tetap menikmati euforia gelaran yang paling ditunggu-tunggu.
Semoga acara massal yang menyatukan seluruh penggemar di seluruh dunia dapat berjalan dengan aman dan terkendali.