Musim ini, Paris Saint Germain berhasil lolos ke babak final Liga Champions musim 2019-2020. Mbappe dan Neymar menjadi kunci dibalik kesuksesan Paris Saint Germain dalam hal ini. Bahkan bukan tidak mungkin baik Neymar ataupun Mbappe bisa mendapatkan nominasi sebagai calon peraih Ballon d’Or.
Setelah berhasil menumbangkan RB Leipzig di babak semi final, Paris Saint Germain mendapatkan tiket masuk ke babak selanjutnya, yaitu puncak pertandingan Liga Champions. Anak asuh Thomas Tuchel tersebut menang telak di Estadio Da Luz, Lisbon, Portugal setelah menang telak 3-0 atas RB Leipzig pada Rabu 19 Agustus 2020 dini hari waktu Indonesia.
Yang menjadi bintang di pertandingan melawan RB Leipzig malam itu adalah Angel di Maria. Pemain tim nasional Argentina tersebut berhasil menyumbangkan satu gol dan dua assist untuk rekan setimnya, Marquinhos dan Juan Bernat.
Paris Saint Germain yang berhasil memulangkan RB Leipzig, berhak untuk lolos ke babak final dan bertemu dengan Bayern Munchen di pertandingan terakhir Liga Champions. Klub raksasa Prancis tersebut juga berhasil mencatatkan rekor baru untuk timnya dalam sejarah klub dengan berhasil masuk babak final Liga Champions.
Namun sangat disayangkan pemberian penghargaan Ballon d’Or untuk tahun 2020 dibatalkan. Hal ini terjadi karena imbas dari masa wabah dan pandemi Corona Virus.
Kylian Mbappe sebagai rekan satu tim dari Neymar, menyatakan bahwa tandemnya tersebut memang layak untuk mendapatkan penghargaan Ballon d’Or. Karena Neymar menjadi kunci keberhasilan Paris Saint Germain dalam mencatatkan prestasi di kancah Liga Champions musim 2019-2020.
“Saya benar-benar yakin jika kami berhasil menjuarai Liga Champions, Neymar akan mendapatkan penghargaan Ballon d’Or,” ucap Kylian Mbappe.
“Neymar juga akan sangat senang jika ia dapat mendapatkan penghargaan tersebut. Dan tentu saja saya juga akan sangat senang untuknya. Di sisi lain, itu berarti kami semua memenangkan Liga Champions,” tuturnya.
Kerja sama antara Kylian Mbappe dan Neymar menjadi salah satu duet penyerang yang sangat berbahaya di Eropa. Mereka berdua tercatat sudah mengoleksi total 49 gol dan 31 assist di semua kompetisi yang diikuti Paris Saint Germain.
“Seiring waktu, kami menjadi semakin saling mengerti dan memahami antara satu dan yang lain. Ini juga berpengaruh baik bagi seluruh tim. Saya sangat dan nyaman bermain bersama Neymar. Karena ia adalah pemain terbaik dunia dan ia juga membuktikannya di pertandingan tadi (Rabu 19 Agustus 2020)” ujarnya.
Mengingat Neymar menjadi kunci permainan Paris Saint Germain musim ini, Thomas Tuchel patut khawatir pemainnya tersebut terancam absen karena sebuah kesalahan. Hal ini disebabkan karena Neymar terbukti bertukar baju dengan pemain RB Leipzig sesaat setelah pertandingan usai.
Para pendukung Paris Saint Germain patut khawatir karena pemain andalan mereka, Neymar saat ini terancam absen di laga krusial Liga Champions tersebut. Karena setelah pertandingan melawan RB Leipzig usai, ia bertukar jersey dengan bek RB Leipzig, Marcel Halstenberg.
Meskipun hal tersebut lumrah dan sering terjadi setelah pertandingan selesai, namun UEFA melarang pemain melakukan hal tersebut demi menjalankan protokol kesehatan selama masa pandemi belum berakhir.
Neymar menjadi kunci permainan Paris Saint Germain di malam itu. Namun berkaca pada peraturan UEFA tersebut, ada potensi Neymar akan dikenakan sanksi oleh komisi disiplin UEFA.
Otoritas sepak bola eropa tersebut memperkenalkan dan memberlakukan peraturan dengan nama ’return to play’ untuk Liga Champions dan Liga Eropa. Hal ini diterapkan agar turnamen Eropa tersebut bisa diselesaikan dengan aman dan nyaman.
Dalam peraturan tersebut dijabarkan semua peraturan, prosedur, dan protokol yang harus dilakukan semua tim yang terlibat dalam kompetisi tersebut. Salah satu anjuran tersebut menerangkan bahwa pemain diharapkan tidak bertukar pakaian atau jersey antar pemain.
Dokumen peraturan baru UEFA tersebut tidak menjelaskan secara jelas hukuman apa yang akan diterima oleh pemain yang melanggar ketentuan tersebut. Namun dalam dokumen tersebut hanya dijelaskan bahwa pemain yang melanggar kewajiban dalam protokol UEFA akan dikenankan sanksi disipliner sesuai dengan Peraturan Disiplin UEFA.
Masih ada kemungkinan Neymar akan terkena sanksi larangan bermain atau jenis sanksi yang lain. Paris Saint Germain berhasil mengubah Neymar menjadi kunci penyerangan bersama dengan Kylian Mbappe di musim ini. Pemain asal Brasil tersebut juga telah berubah menjadi sosok pemimpin di dalam tim.