Manajeman Barcelona yang dipimpin Presiden Joseph Maria Bartomeu dan Pelatih Ronald Koeman mempunyai banyak masalah. Padahal pertandingan La Liga musim depan sudah di ambang pintu. Masalah paling krusial yang dihadapi menyangkut skuat yang akan dibentuk. Keberadaaan Lionel Messi dan Luis Suarez masih menjadi pembahasan. Kini, ada pula nasib Philippe Coutinho yang juga belum dipastikan.
Profil Philippe Coutinho dan Sepak Terjangnya
Coutinho merupakan pemain asal Brasil berusia 28 tahun.
Sebagai pemain yang berasal dari negeri sepak bola, gayanya sangat khas. Orang sering membandingkan Coutinho dengan Ronaldinho, pemain yang juga pernah di FC Barcelona dan bermain bersama La Pulga, Lionel Messi.
Dia memulai karir di usia yang sangat muda dan menjadi pemain kunci saat timnas Brasil memenangkan Kejuaraan Sepak Bola Amerika Selatan U-17 pada tahun 2019. Debut pertama di timnas senior dimulai pada pertandingan persahabatan Brasil versus Iran pada tahun 2010.
Karir profesional sepak bola pemain berbakat ini sudah dimulai sejak usia 16 tahun bersama klub Brasil, Vasco da Gama. Prestasinya yang cukup menjanjikan mengakibat dirinya mulai dilirik secara internasional. Klub pertama yang membelinya adalah Internzionale, klub Italia yang bermain di seri A.
Meski belum menunjukkan performa gemilang, Coutinho dinilai cukup menjanjikan. Bersama klub Nerazurri, dia mempunyai posisi penting saat kemenangan atas Bayern pada Piala UEFA tahun 2010.
Selanjutnya Coutinho dipinjamkan kepada klub Spanyol, RCD Espanol, selama satu musim 2011-2012.
Pada pertengahan musim pertandingan, tepatnya 26 Januari 2013, tanpa diduga Liverpool dilaporkan menyetujui biaya transfer Coutinho.
Sebelum kesepakatan terjadi, dia diminati pula Southampton, di mana manajernya yang baru saat itu, Mauricio Pochettino pernah bekerja sama dengannya di Espanol. Namun, Coutinho lebih memilih Liverpool.
Banyak gol yang diciptakan pemain muda asal Brasil ini saat bermain untuk Liverpool. Prestasi gemilang yang ditorehkan berhasil membawanya memperoleh berbagai penghargaan di musim 2014-2015. Penghargaan tersebut, antara lain: Player of the Year, Players’ Player of the Year, Goal of the Year (diciptakan saat Liverpool melawan Southampton 22 Februari 2015), dan Performance of the Year (diciptakan saat Liverpool versus Manchester City 1 Maret 2015).
Setelah permainannya dengan Liverpool di musim 2014-2015, banyak klub mengincar Coutinho. Dari semua klub yang ada, Coutinho memilih Barcelona sebagai pelabuhan.
Cita-citanya saat itu adalah ingin memenangkan Piala Champions bersama klub yang dibelanya. Barcelona menjadi tim yang dianggapnya dapat mewujudkan keinginan tersebut dengan banyak pemian bintang.
Secara resmi manajeman Liverpool mentransfer Coutinho ke Barcelona dengan kontrak di tahun 2018.
Untung tidak diraih, malang tidak dapat ditolak. Selama di Barcelona, permainan Coutinho tidak berkembang. Meski selama setahun, Barcelona sempat meraih Copa del Rey dan La Liga, dia hanya duduk dibangku cadangan selama 2 tahun. Liverpool klub asalnya justru meraih Piala Champions tahun 2019 saat dia tinggalkan.
Di awal tahun 2020, Coutinho bahkan tidak digunakan oleh Setien yang saat itu baru diangkat sebagai pelatih. Barcelona meminjamkanya kepada Bayern Munchen dengan nominal tertentu. Dengan demikian, klub tidak perlu menggajinya tetapi justru memperoleh suntikan dana tambahan.
Memang nasib Coutinho yang kurang bagus di Barcelona atau klub Catalana memang tidak berjodoh dengan bintang Brasil yang kini berusia 28 tahun. Mungkin juga pelatih saat itu tidak memahami potensi yang dimiliki oleh pemain yang dibeli dengan harga mahal, 160 juta Euro.
Di Bayern Munchen, Coutinho menuai banyak pujian. Di laga Piala Champions, dia ikut menyumbangkan satu assist dan dua gol ke gawang induknya, Barcelona ketika dikalahkan telak oleh Bayern Muchen 2 – 8.
Dua gol tersebut membuat pemain yang mempunyai permainan memikat dengan tipu muslihat ala Brasil ini dipertanyakan nasibnya. Coutinho dikabarkan pasrah dengan keputusan Barcelona.
Dari sisi Coutinho sendiri, tahun ini berarti dia berhasil mewujudkan mimpi mempersembahkan piala tertinggi Eropa kepada klub yang dibelanya. Ya, bersama klub asal Jerman yang meminjamnya selama satu musim, dia berhasil meraih Piala Champions.
Boutimeou mengisyaratkan bahwa nasib Philippe Coutinho tergantung pada pelatih yang baru direkrutnya Koemann. Kemungkinan besar, Koemann akan meminta dirinya untuk kembali bermain bersama Barcelona.