Friday, March 29, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot NewsPaolo Maldini: Kesetiaan dan Dedikasi pada AC Milan Berujung pada Pemecatan

Paolo Maldini: Kesetiaan dan Dedikasi pada AC Milan Berujung pada Pemecatan

Paolo Maldini merupakan salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Italia, dia adalah mantan bek dan mantan Kapten tim AC Milan. Dalam sepanjang karier profesionalnya, Maldini hanya membela satu klub.

Setelah pensiun, Maldini kembali ke Milan dan menjabat sebagai Direktur Teknisi di sana. Namun, baru-baru ini terdengar kabar bahwa Maldini akan berpisah dengan Milan.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Kabarnya, Maldini dipecat karena tidak cocok dengan pemilik baru Milan, Gerry Cardinale, tetapi banyak juga yang menyayangkannya.

Pasalnya, karena kehebatan Paolo Maldini dalam memilih pemain, AC Milan berhasil meraih Scudetto Serie A pada tahun 2021/2022, yang merupakan Scudetto ke-19 mereka dan yang pertama sejak 2010/2011.

Maldini merupakan sosok yang setia pada AC Milan, dan itu juga yang membuatnya identik dengan klub ini.

Lahir, tumbuh, dan bermain di Milan

Paolo Maldini lahir pada tanggal 26-6-1986. Dia adalah putra dari bek legendaris AC Milan, Cesare Maldini, yang bahkan mengikuti jejak ayahnya.

Maldini bergabung dengan Akademi Milan pada tahun 1978. Dia melakukan debut bersama tim senior pada musim 1984/1985 saat berusia 16 tahun. Dia dimainkan oleh pelatihnya, Nils Liedholm, dalam laga melawan Udinese, menggantikan Sergio Battistini yang cedera.

Itu merupakan penampilan debut pertamanya bersama Milan, namun kemudian dia menjadi pemain utama pada musim berikutnya.

Maldini ditempatkan sebagai bek kanan dan saat pembagian seragam, dia mendapat nomor punggung 3 yang sama dengan ayahnya.

Dari bek kanan pindah ke bek kiri, hingga menjadi kapten tim AC Milan

Maldini mengawali karirnya sebagai bek kanan, namun harus digeser menjadi bek kiri oleh pelatih Arrigo Sacchi setelah Mauro Tassotti bergabung di sisi kanan Milan.

Maldini sebenarnya bukanlah pemain kidal, namun dia dapat menggunakan kedua kakinya dengan sangat baik. Dia juga memiliki kemampuan taktis yang sangat brilian, sehingga bisa ditempatkan di mana pun di barisan pertahanan.

Setelah pensiunnya Franco Baresi dan Mauro Tassotti di musim 1996/1997, Maldini ditunjuk sebagai kapten AC Milan. Awalnya dia mengalami periode yang sangat sulit, tetapi sekarang Maldini dikenal sebagai era kesuksesan AC Milan.

Sederet gelar juara, bahkan jersey nomor punggung 3 dipensiunkan

Memperkuat AC Milan sejak awal musim 1984/1995, Paolo Maldini pensiun di akhir musim 2008/2009. Selama bermain selama 25 musim, dengan mayoritas bermain sebagai bek kiri, Maldini mencatatkan 902 penampilan dan 33 gol menggunakan seragam AC Milan.

Selama memperkuat Milan dan menjadi kapten, Maldini turut berperan dalam meraih gelar juara pada AC Milan, termasuk lima kali Liga Champions dan tujuh Scudetto Serie A.

Dikenal dengan julukan “Il Capitano” (sang kapten), kesetiaan Maldini pada AC Milan ditunjukkan dengan dipensiunkannya jersey nomor 3 miliknya. Sebelumnya, Milan juga mempensiunkan jersey nomor 6 milik Baresi.

Namun, Maldini mengatakan bahwa Nomor 3 akan digunakan kembali jika anaknya bermain untuk AC Milan.

Pada tahun 2019/2020, putra Paolo Maldini, yaitu Daniel, masuk ke dalam tim senior AC Milan. Namun, nomor 3 tidak digunakan oleh Daniel Maldini karena dia belum siap menggunakan nomor punggung ikonik milik sang ayah.

Menolak tawaran dari Chelsea dan Arsenal

Selama memperkuat AC Milan, Maldini mendapatkan tawaran dari beberapa klub lain. Beberapa klub Italia ingin menggunakan jasanya, tetapi dia tetap memilih untuk bertahan di Milan.

Bukan hanya tim Italia yang tertarik, dua tim Inggris, Chelsea dan Arsenal, juga ingin merekrutnya.

“Saya mendapatkan dua tawaran di pertengahan 1990-an. Satu dari Chelsea, dan satunya lagi dari Arsenal,” ungkap Maldini kepada Top Calcio 24 pada 2017.

“Di periode itu, Milan mengalami dua musim bermasalah. Namun, saya tidak pernah memiliki niat untuk pergi.”

Kami (saya dan Milan) kemudian bertemu untuk membicarakan perpanjangan kontrak. Kedua pihak sama-sama ingin tetap bersama.”

Musim-musim sulit yang dimaksudkan Maldini mungkin terjadi pada tahun 1996/1997 dan 1997/1998 ketika Rossoneri finis di peringkat 11 dan 10 di Serie A setelah Maldini dipercayakan sebagai kapten.

Menolak tawaran dari Real Madrid

Sebelum pensiun, Maldini juga mendapatkan tawaran dari klub raksasa Liga Spanyol, Real Madrid, namun Maldini menolaknya karena dia merasa masa keemasannya telah berlalu.

Dalam wawancara dengan Sky Sport Italia saat Maldini masih bermain untuk AC Milan, dia mengatakan, “Satu-satunya klub di dunia yang saya rasa memiliki tradisi dan ambisi seperti Milan adalah Real Madrid, tapi mereka tidak pernah menghubungi saya sebelumnya,” ungkap Maldini.

“Mereka menghubungi tahun lalu, tapi saya sudah berusia 34 tahun.

“Sekarang, saya pasti akan mengakhiri karier di Milan. Sebelumnya, saya 99 persen yakin. Sekarang, saya 100 persen yakin.”

Tidak ingin menjadi pelatih

Sebelum pensiun, Maldini pernah menyatakan bahwa dia tidak pernah berniat untuk menjadi seorang pelatih, dan kenyataannya memang demikian.

Carlo Ancelotti, salah satu pelatih yang pernah melatih Maldini di Milan, pernah menawarkan posisi staf kepelatihannya di Chelsea. Kabarnya, Maldini sudah bertemu dengan Ancelotti dan bos Chelsea, Roman Abramovich.

Namun, Ancelotti mengatakan bahwa Maldini menolak tawaran tersebut dan memilih tetap berada di Milan.

Maldini memang ditakdirkan untuk Milan

Sejak Agustus 2018, setelah kepemilikan klub berpindah tangan ke Elliot Management Corporation, Maldini kembali ke Milan sebagai direktur strategi dan pengembangan. Dia bekerja sama dengan Leonardo, yang saat itu menjadi direktur olahraga.

Pada 14 Juni 2019, Maldini diangkat sebagai direktur teknis, yang bisa dianggap sebagai langkah kebangkitan AC Milan.

Selama 3 tahun menjabat sebagai direktur teknis, Milan berhasil meraih Scudetto Serie A pada musim 2021/2022, gelar pertama mereka setelah 11 tahun. Maldini berjasa besar karena mendatangkan pemain-pemain seperti Theo Hernandez, Rafael Leao, Fikayo Tomori, Mike Maignan, dan Olivier Giroud.

Maignan bahkan memenangkan penghargaan kiper terbaik, sedangkan Leao meraih penghargaan pemain terbaik musim tersebut.

Pada musim 2022/2023, Milan gagal mempertahankan gelar juara Serie A, namun secara mengejutkan berhasil mencapai semifinal Liga Champions pertama sejak tahun 2006/2007, meskipun harus tersingkir oleh rival sekotanya, Inter Milan.

Akhirnya diperhatikan

Pada Selasa, 6 Juni 2023, Milan mengumumkan bahwa Paolo Maldini telah diberhentikan dari jabatannya sebagai direktur teknis.

CEO ReadBrid selaku pemilik klub, Gerry Cardinale, memiliki perbedaan pendapat dan visi masa depan AC Milan, baik dalam hal transfer pemain maupun target tim.

Sehari sebelumnya, Maldini dan Cardinale mengadakan pertemuan untuk membahas strategi dan bursa transfer musim panas ini, namun pertemuan tersebut tidak berjalan baik dan terjadi ketegangan.

Pertemuan yang seharusnya berlangsung lama ternyata selesai dalam waktu sekitar 35 menit.

Menurut laporan La Repubblica, Maldini mendesak untuk lebih banyak investasi dari pemilik Milan, sementara Cardinale tidak senang karena Maldini hanya merekrut pemain pilihan, terutama pemain seperti Charles De Ketelaere dan Divock Origi.

Wartawan dari La Gazzetta dello Sport mengatakan bahwa perselisihan antara Maldini dan pemilik Milan terjadi karena perbedaan visi dan misi.

Keputusan untuk memberhentikan Maldini, yang selama ini setia dan berjasa pada Milan, semoga tidak menjadi kesalahan besar.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments