Nasib Piala AFC 2021 Mengambang, Keputusannya Dirilis Pekan Ini – Nasib Piala AFC 2021 untuk Zona Asia Tenggara (ASEAN) masih belum ada kejelasan. Tiga grup yang akan berlaga di babak penyisihan berpotensi gagal pentas akibat tidak adanya tuan rumah.
Babak penyisihan Piala AFC ini menggunakan sistem sentralisasi akibat pandemi COVID-19. AFC masih memberikan penawaran terhadap beberapa negara yang bersedia untuk jadi tuan rumah laga Grup G, H, dan I.
PSSI sempat mempertimbangkan tawaran dari AFC tersebut, namun hingga saat ini masih belum ada kabar lebih lanjut dari federasi.
Sebelum nasib Piala AFC 2021 mengambang, AFC menunjuk Singapura sebagai tuan rumah untuk Grup H dan I. Namun, kasus Covid-19 yang semakin meroket membuat Negeri Singa itu mengundurkan diri.
Akibatnya, babak penyisihan Grup G, H, dan I yang seharusnya dipentaskan pada akhir Juni 2021 hingga pertengahan Juli 2021 harus dibatalkan. Saat ini, jadwal baru untuk babak penyisihan tersebut masih belum ditentukan.
Sekjen AFC, Datuk Windsor John memastikan nasib Piala AFC Zona ASEAN sudah bisa diketahui dalam waktu dekat. “Semoga saja akhir pekan ini keputusan penyelenggaraan Piala AFC Zona ASEAN sudah bisa dirilis,” katanya dikutip dari media Malaysia, Harian Metro.
Datuk Windsor John sudah menawarkan beberapa Negara untuk jadi tuan rumah yang wakilnya bermain di Zona ASEAN. Namun, tidak ada satupun yang tertarik.
Piala AFC Zona ASEAN sendiri diikuti oleh Indonesia, Vietnam, Kamboja, Malaysia, dan Singapura. Dua wakil Indonesia, Bali United ada di Grup G dan Persipura Jayapura di Grup H.
Saat nasib Piala AFC 2021 mengambang, PSSI juga masih keberatan menyelenggarakan Piala AFC, apalagi pihaknya baru saja menunda kick-off Liga 1 hingga akhir Juli 2021.
“Tidak ada Negara yang tertarik jadi tuan rumah. Jadi kami akan merilis pernyataan resminya dalam waktu dekat,” imbuh Datuk Windsor John.
Nasib Piala AFC 2021 Mengambang, Persipura dan Bali United Masih Menunggu
Bali United dan Persipura Jayapura masih menunggu kepastian penyelenggaraan Piala AFC 2021 Zona ASEAN. Nasibnya sendiri masih menggantung.
Dalam kabar terbarunya, Senin (5/7/2021), AFC mengumumkan perihal gelaran Liga Champions Asia (LCA) dan Piala AFC 2021 dan 2022 yang terkena dampak pandemi COVID-19. Akibatnya, LCA kini merubah formatnya menjadi single leg untuk babak perempat final, semifinal, dan final.
Merujuk pada kebijakan sebelumnya, babak penyisihan LCA akan dipentaskan dua leg. Begitu juga dengan Piala AFC yang akan dipentaskan satu leg saja.
Nasib Piala AFC 2021 mengambang karena Zona ASEAN dan Zona Asia Selatan masih belum punya tuan rumah. Masih belum ada keputusan resmi terkait kepastian dua fase grup dari dua zona ini.
Bali United dan Persipura menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang Piala AFC Zona ASEAN. Tanpa tuan rumah, keduanya terancam gagal unjuk gigi di ajang kelas dua antar-klub Asia itu.
“Turnamen Piala AFC tetap dipentaskan dengan sisa pertandingan yang ada. Namun, di saat yang bersamaan, semua laga di semua babak yang tidak bisa dipentaskan akibat kasus pandemi yang tinggi, akan dibatalkan dan hal tersebut termasuk force majeure,” tulis pernyataan AFC.
Saat nasib Piala AFC 2021 mengambang, pernyataan tersebut seolah menyatakan bahwa Piala AFC Zona ASEAN dan Zona Asia Selatan bakal gagal pentas akibat tidak ada tuan rumah. Sebelumnya, Singapura dipilih sebagai lokasi hajatan dua grup Zona ASEAN yakni H dan I.
Namun, Singapura undur diri dari status tuan rumah dengan pertimbangan situasi pandemi di negaranya. Hingga saat ini masih belum ada Negara yang bersedia menjadi pengganti Singapura, sementara Zona Asia Selatan masih belum punya tuan rumah.
Meski nasib Piala AFC 2021 mengambang, AFC memastikan jadwal babak semifinal dan final Zona ASEAN tidak ada perubahan. Namun, perubahan jadwal malah terjadi di zona lainnya, yaitu pada semifinal dan final. Bahkan babak semifinal di Zona Asia Barat dan Zona Asia Tengah ditiadakan.
Dengan adanya kebijakan tersebut, AFC disebut-sebut masih ingin menggelar Piala AFC Zona ASEAN. AFC masih menunggu kabar lebih lanjut sebelum Piala AFC Zona ASEAN dan Zona Asia Selatan pada akhirnya dibatalkan.
