Jarang dilirik, Timnas Indonesia Amputee sukses harumkan nama bangsa dan negara Indonesia,
dengan memastikan satu tiket untuk tampil di Piala Dunia Amputasi 2022.
Sepak Bola Amputasi Indonesia merupakan pasukan tim nasional yang mewakili Indonesia,
di ajang Piala Asia maupun Piala Dunia Sepak Bola Amputasi.
Meski dengan keterbatasan yang ada, mereka memiliki potensi,
dan bakat hebat untuk ikut serta unjuk gigi dalam cabang olahraga sepak bola.
Dengan semangat yang dimiliki, kini mereka sukses membuktikan kemampuan,
untuk mengharumkan nama Indonesia, yaitu dengan melaju ke Piala Dunia 2022.
Harumkan Nama Bangsa Tampil di Piala Dunia Amputasi 2022
Belum lama ini, Indonesia memercayakan Timnas Indonesia Amuputee,
untuk maju ke babak Kualifikasi Piala Dunia Amputasi 2022.
Saat itu, Indonesia sukses memenangkan laga dengan tiga gol tanpa balas atas Malaysia,
di Stadion Kamalapur, Bangladesh pada Minggu (13/3/2022).
Kemenangan ini membawa timnas Amputasi Indonesia,
sukses lolos dari fase Kualifikasi Piala Dunia Amputasi 2022 setelah mengoleksi dua kemenangan.
Sehingga mereka berhasil melaju ke putaran final Amputee Football World Cup 2022,
yang akan berlangsung di Turki pada Oktober 2022.
Perjalanan Lolos ke Piala Dunia 2022.
Kepastian lolosnya Timnas Indonesia Amputasi ini diperoleh dengan menduduki posisi runner-up,
usai mengalami kekalahan telak 0-2 dari Jepang pada Senin (14/3/2022).
Kedudukan ini membuat Indonesia meraih enam poin dan menemani Jepang yang berstatus sebagai juara grup.
Meski demikian, posisi runner up mengantarkan mereka melaju ke babak selanjutnya, yaitu Piala Dunia Amputee 2022.
Sebetulnya, Timnas Amputasi Indonesia dijadwalkan akan melaju di ajang Piala Asia Sepak Bola Amputasi,
pada tahun 2020, namun kejuaraan ini terpaksa mundur karena pandemi Covid-19.
Seputar Timnas Indonesia Amputee
Sepak Bola Amputasi Indonesia atau dikenal dengan Garuda INAF (Indonesia Amputee Football Association),
merupakan tim nasional yang mewakili Indonesia di ajang Piala Asia maupun Piala Dunia Sepak Bola Amputasi.
Mereka berada di bawah naungan organisasi induk yang mewadahi,
sepak bola amputasi bernama Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI),
atau Indonesia Amputee Football Association (INAF). Organisasi ini telah diresmikan sejak 3 Maret 2018 .
Sesuai namanya, federasi ini menjadi tempat pusat pembinaan sepak bola bagi penyandang disabilitas fisik,
yakni amputasi kaki, tangan, dan les autres.
Tujuan Awal Dibentuk PSAI
Awalnya, PSAI dibentuk dengan tujuan untuk menyalurkan minat dan bakat,
para penyandang disabilitas dalam cabang olahraga sepak bola.
Apalagi, para penyandang disabilitas kerap dipandang oleh masyarakat,
dengan anggapan bahwa penyandang amputasian/disabilitas adalah orang yang sakit atau lemah.
Padahal, orang-orang dengan ketidaksempurnaan tetap memiliki kelebihan,
termasuk di bidang olahraga yang harus difasilitasi layaknya orang dengan kondisi normal.
Dengan kata lain, organisasi yang diketuai oleh Yudhi Yahya,
ini merupakan bentuk dari persamaan kesempatan mengembangkan diri dan berprestasi.
Selain itu, PSAI juga menjadi wadah untuk pembinaan sepak bola amputasi tingkat nasional.
Dengan demikian, mereka diharapkan bisa mempromosikan dan mempopulerkan sepak bola amputasi di Indonesia.
Seperti Timnas Indonesia lainnya, PSAI juga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri,
mental yang kuat, dan membentuk kemandirian amputasian/disabilitas fisik (amputasi kaki/tangan).
Liga yang Diikuti
Di Indonesia, salah satu kompetisi yang menjadi wadah bagi penyandang disabilitas adalah Liga 1 Amputasi Nasional.
Liga 1 ini sempat digelar di Jember, Jawa Timur. Selain memperebutkan piala,
ajang ini juga merupakan dimanfaatkan untuk seleksi pemain Garuda INAF,
yang akan tampil pada babak Kualifikasi Piala Dunia Amputasi 2022.
Saat itu, peserta Liga 1 Amputasi Nasional diikuti oleh berbagai daerah di Indonesia,
di antaranya adalah Jember, Jakarta, Madura, Lumajang, hingga Banyuwangi.
Peraturan Sepak Bola Amputasi
Karena kondisi yang terbatas, peraturan dalam sepak bola amputasi sedikit berbeda dibandingkan sepak bola pada umumnya.
Dalam regulasi induk organisasi sepak bola amputasi dunia (World Amputee Football Federation),
disebutkan bahwa standar pertandingan hanya menggunakan tujuh pemain saja.
Adapun durasinya juga tidak berlangsung 2 x 45 menit, melainkan hanya 2 x 25 menit.
Dari tujuh pemain, syarat untuk menjadi pemain yang berposisi sebagai bek, gelandang,
ataupun penyerang adalah harus menyandang amputasi di bagian kaki.
Sementara bagi penjaga gawang adalah penyandang amputasi bagian tangan.
Selain itu, pemain dilarang menggunakan kaki palsu dan diwajibkan untuk memakai alat bantu berupa tongkat kaki.
Dengan keterbatasan yang dimiliki, sungguh menjadi hal yang luar biasa mendapatkan kabar,
bahwa Timnas Indonesia Amputee sukses melaju di Piala Dunia.
Semoga, ke depannya, mereka semakin dipercaya dan didukung sepenuhnya,
sehingga mampu terus mengharumkan nama bangsa Indonesia.
