Thursday, March 28, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaLegenda Timnas yang Pernah Bermain di Luar Negeri

Legenda Timnas yang Pernah Bermain di Luar Negeri

Sepak bola Indonesia memiliki banyak pemain bertalenta. Tak hanya bermain di Indonesia, pesepakbola Indonesia juga menjajaki apa yang bisa mereka lakukan saat melawan benua Eropa. Berikut beberapa pemain Legenda Timnas Indonesia yang bermain di luar negeri pada tahun 90-an :

Legenda Timnas yang Pernah Bermain di Luar Negeri
Legenda Timnas yang Pernah Bermain di Luar Negeri

Legenda Timnas Bimasakti

Bimasakti adalah legenda timnas Indonesia. Sepanjang karirnya di sepak bola, ia bermain di posisi gelandang. Pada tahun 1989, Bima ditugaskan untuk bergabung dengan tim PON Kaltim. Karena prestasinya, Bima juga pernah bermain untuk Persisam Samarinda U15. Karirnya sebagai gelandang melesat di zamannya. Pada tahun 1994, Bima terpilih sebagai anggota tim muda Sampdoria untuk Italia. Saat itu Bima satu tim dengan Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy. Sepulang dari Italia, Bima menjadi incaran klub Indonesia. Pernah bergabung di PKT Bontang, Pelita Jaya, PSM Makassar, PSPS Pekanbaru. Karir Bimasakti bersama timnas Indonesia dimulai pada 1995 dan ia tampil sebanyak 55 kali bersama timnas Indonesia. Pada 2016, ia memutuskan pensiun dari klub terakhirnya, Persiba. Pada awal tahun 2017, Bima Sakti ditunjuk oleh PSSI sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia U-23. Setelah menjadi asisten pelatih, ia dipercaya untuk melatih timnas U-16 Indonesia. Bima Sakti sukses mengantarkan tim lolos ke Piala AFC U-16 2020.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Ricky Yacobi

Ricky Yacobi adalah legenda Indonesia yang pernah bermain di luar negeri pada 1990-an. Lahir di Medan pada 12 Maret 1963, Ricky Yacobi memulai karirnya bersama tim nasional Indonesia (Timnas) pada tahun 1985. Prestasi Ricky Yacobi membawa timnas Indonesia meraih medali emas di Pesta Olahraga Asia Tenggara 1987. Indonesia meraih gelar juara dengan kemenangan 1-0 atas Malaysia dalam pertandingan di Stadion Gloria Bungkarno Jakarta. Meskipun Ricky tidak mencetak gol di final, ia memimpin tim nasional meraih kemenangan 4-1 atas Myanmar di semifinal SEA Games 1987.

Sebelum membawa Indonesia meraih medali emas di Pesta Olahraga Asia Tenggara 1987, ia menjadi sorotan publik dengan gol briliannya di Pesta Olahraga Asia 1986 di Korea Selatan. Saat itu, Timnas Indonesia bertanding melawan Uni Emirat Arab (UEA). Ricky Yacobi mencetak tendangan voli tanpa bola mendarat lebih dulu. Pada tahun 1988, Ricky Yacobi direkrut oleh klub Jepang Panasonic. Ricky Yacob mengubah namanya menjadi Ricky Yacobi saat berada di Jepang. Karier Ricky Yacobi di Panasonic tidak bertahan lama. Dia hanya bermain empat pertandingan dan mencetak satu gol. Ricky kembali ke Indonesia. Nama Ricky Yacobi tetap dipertahankan meski kembali dari Jepang. Ricky bermain untuk Arseto Solo hingga 1992. Ia kemudian bermain untuk PS BPD Jawa Tengah selama dua tahun sebelum akhirnya memutuskan gantung sepatu di PSIS Semarang pada 1995. Pada November 2020, Ricky Yacobi meninggal karena serangan jantung.

Kurnia Sandy

Kurnia Sandy adalah kiper legendaris Indonesia. Beliau kuliah di SSB Tugu Semarang, tampil di pertandingan internal PSIS Semarang dan membela Laskar Mahesa Jenar di Haornas Cup. Selama karirnya, ia diangkat ke tim muda Sampdoria pada tahun 1994. Ia kemudian membela Sampdoria sebagai penjaga gawang keempat saat itu. Kurnia sering dijadikan rekan latihan tendangan bebas legenda Sampdoria Sinisa Mikhailovic. Setelah setahun di Sampdoria, Kurnia kembali ke Indonesia. Di Indonesia, Kurnia diperkuat Pelita Jaya, Persikabo Bogor, PSM Makassar, Arema, Persik Kediri dan Mitra Kukar. Kurnia Sandy pensiun sebagai pemain sepak bola pada tahun 2011. Kurnia Sandy kini aktif bekerja sebagai pelatih kiper.

Kurniawan Dwi Yulianto

Kurniawan Dwi Yulianto lahir pada tanggal 13 Juli 1976 di Magelang. Perjalanan Sepak bola nya dimulai dari Diklat Salatiga dan kemudian Diklat Ragunan.Nama Kurniawan mulai dikenal luas saat ia masuk sebagai salah satu pemain Indonesia yang dikirim oleh Italia untuk program tim nasional Primavera. Pada tahun 1994, ia bergabung dengan tim muda Sampdoria di Italia. Dipimpin oleh Sven Goran Eriksen, ia berhasil masuk ke dalam skuat Sampdoria. Saat itu, Kurniawan bahkan tampil bersama pemain top dunia Roberto Mancini dan Luther Gullit.

Penampilan apiknya membuat Cunyavan dipinjamkan ke Lucerne, tim papan atas liga Swiss, pada musim 1994-1995. Di Lucerne FC, ia mencetak 3 gol dalam 12 penampilan. Sampdoria telah memanggil Kunyawan untuk bergabung kembali, tetapi dia memilih untuk kembali ke Indonesia. Pada tahun 1995, Kunyawan bergabung dengan Pelita Jaya. Setelah itu, Kurniawan sering berganti klub. Dia juga sempat menggembala di luar negeri dengan bergabung dengan klub FA Sarawak. Pada 2013, ia memutuskan untuk pensiunUsai membela Persipon Pontianak. Kurniawan mencetak 33 gol bersama timnas. Setelah pensiun, Kurniawan juga menjadi pelatih. Untuk musim 2020-2021, Kurnaiwan Dwi Yulianto akan melatih tim Malaysia Sabah FC. Terakhir, ia resmi menjadi asisten pelatih Cuomo 1907 FC.

Legenda Timnas Rochy Putiray

Rochy Putiray Ramdhani atau lebih dikenal dengan Rochy Putiray lahir pada tanggal 26 Juni 1970 di Maluku. Ia adalah seorang bintang sepak bola Indonesia pada tahun 1990-an. Roach memulai karirnya di Arseto Solo pada tahun 1987. Kemudian pada tahun 1990 Roach dipinjamkan ke klub Ceko Dukla Prague pada tahun 1990. Di Dukla Prague, ia hanya tampil 8 kali dan mencetak 1 gol. Hingga 1999, Rochy melewati Arseto Solo. Dia unggul sebagai striker, mencetak 177 gol dalam 219 penampilan. Belakangan, Rochy bergabung dengan Persija Jakarta. Di Persija Jakarta, ia mencetak 15 gol dalam 20 pertandingan pada musim 1999-2000 dan tampil luar biasa.

Rochy kemudian mencoba keahliannya di luar negeri. Ia bergabung dengan Hong Kong Instant Dict FC pada musim 2000-2001 dan mencetak 12 gol dalam 22 penampilan. Rochy juga mampu membawa klub menjadi runner-up di Liga Super Hong Kong dan Piala FA Hong Kong. Pada tahun 2003-2004, Rochy direkrut oleh klub Hong Kong lainnya, Kitchee SC. Maklum, selain dua klub asal Hongkong, Rochy juga pernah bermain untuk Happy Valley dan South China AA. Di tingkat tim nasional, ia membawa pulang medali emas untuk timnas di SEA Games Filipina 1991. Rochy diketahui pernah membela timnas dari 1991-2004. Sebelum bergabung dengan timnas, ia pernah bergabung dengan Arseto Solo, Persija Jakarta, PSM Makassar hingga PSS Sleman di penghujung karirnya. Pada musim 2006-2007, ia memutuskan untuk pensiun. Setelah pensiun, ia akan melatih tim Sepak bola wanita Jakarta 69 pada tahun 2020.***

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments