PSSI menghadiri rapat membahas Naturalisasi bersama Administrasi Hukum Umum (AHU) Kemenkumham,
Sekretariat Negara (Setneg),Imigrasi, Kemenpora, dan Badan Intelijen Negara (BIN) pada Jumat, (18/3/2022).
Rapat ini adalah agenda untuk kembali mengkaji proses naturalisasi pemain yang masih mengalami sedikit hambatan.
Rapat ini adalah inisiatif dari pihak Kemenkumham, sebab dokumen naturalisasi saat ini tengah berada di pihak Kemenkumham.
Dalam rapat tersebut, Hasani Abdugani selaku Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI mengatakan bahwa dirinya
hadir untuk mempresentasikan persoalan naturalisasi tiga pemain Jordi Amat, Shayne Pattynama, dan Sandy Walsh
kepada semua yang hadir. Ia bertugas untuk memaparkan alasan mengapa tiga pemain keturunan tersebut perlu
dinaturalisasi.
Ini adalah pertama kalinya bagi Hasani mengikuti rapat yang dihadiri oleh Kemenkumham dan BIN.
Oleh karena itu, Exco PSSI tersebut perlu meyakinkan mereka.
Perlu Pemain Tambahan, Yakni Pemain Keturunan
Dalam kesempatan tersebut, Hasani Abdulgani mengatakan bahwa Indonesia memang membutuhkan pemain
tambahan karena pelatih memerlukan pemain yang juga didukung oleh peraturan FIFA yakni pemain keturunan.
Adapun pemain yang saat ini sedang diproses telah diambil dan didiskusikan dengan matang dari sekian banyak
pemain keturunan, dan akhirnya dipilih tiga orang. Sebenarnya, slot yang diusulkan oleh Shin Tae-yong ada empat
pemain, namun hingga kini baru tiga pemain yang sudah jadi, yaitu Jordi Amat, Shayne Pattynama, dan Sandy
Walsh.
Selain itu, pihak PSSI mengaku bahwa mereka telah memastikan bahwa pemain naturalisasi yang dipilih memiliki
skill di atas rata-rata pemain Indonesia. Mereka adalah pemain andalan liga Eropa, gudangnya klub hebat di dunia.
Masih Ada Dokumen yang Kurang untuk proses Naturalisasi
Usai presentasi yang dilakukan oleh Hasani Abdulgani, Kemenkumham dan timnya akan mengecek secara langsung
dan meneliti semua data yang diserahkan. Ternyata, setelah selesai pengecekan, ada dokumen yang dinilai masih
kurang.
Dalam kesempatan itu pula Kemenkumham langsung mengatakan dokumen apa saja yang masih perlu disiapkan.
Semula, Hasani mengira bahwa berkas yang kurang adalah berkas yang simpel, namun ternyata tidak. Meski
demikian, apa yang perlu dilakukan oleh mereka sudah jelas sehingga bisa langsung ditindaklanjuti.
Lebih lanjut, Hasani menyebut bahwa mereka baru mengetahui ternyata dokumen yang harus dipenuhi itu
syaratnya banyak dan PSSI baru mengetahuinya.
Salah satunya adalah dokumen terkait legalisasi data pemain, termasuk terkait akta lahir.
Seperti yang diketahui, para pemain berasal dari Eropa sehingga akta lahir harus dilegalisasi oleh Duta Besar (Dubes).
Ini adalah syarat yang tidak terduga sama sekali oleh mereka. Apalagi, syarat tersebut harus diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia.
Selain itu, penerjemah yang dipakai juga harus disumpah. Itulah peraturan dari Kemenkumham.
Dengan demikian, administrasi yang masih kurang tersebut harus segera ditindak lanjuti sehingga bisa segera rampung.
Beberapa Pihak Keberatan mengenai program Naturalisasi
Dalam pertemuan tersebut, ternyata beberapa pihak mengaku ada yang keberatan dengan adanya proses naturalisasi pemain tambahan.
Menurut mereka, prestasi Timnas Indonesia masih sama saja meski sudah melakukan naturalisasi.
Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa proses naturalisasi tidak perlu dilakukan.
Menanggapi hal tersebut, Hasani Abdulgani menegaskan bahwa naturalisasi yang dilakukan saat ini berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, naturalisasi kali ini adalah permintaan langsung dari pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong,
yang menyatakan bahwa Skuad Garuda memang perlu tambahan pemain.
Apalagi, pemain-pemain yang diproses naturalisasi ini ke depannya tidak hanya bermain untuk kancah regional
seperti untuk menghadapi tim Asia Tenggara saja. Lebih dari itu, mereka juga disiapkan akan melawan tim Asia,
seperti Arab Saudi, Kuwait, Yordania, dan yang lain.
Seperti yang diketahui, musim ini, Indonesia akan menghadapi banyak laga mulai dari SEA Games 2021, Piala Asia
2023, Piala Dunia U-20 2023, dan masih banyak event lainnya.
Terdekat, Indonesia akan melakoni SEA Games 2021 pada bulan Mei mendatang. Meskipun pemain yang tampil
adalah skuad Timnas usia maksimal 23 tahun, namun ada dua kuota yang bisa diisi oleh pemain senior.
Oleh karena itu, jika proses naturaliasi ketiga pemain ini sudah selesai maka Shin Tae-yong akan memiliki lebih
banyak opsi untuk memproyeksikan pemainnya ke SEA Games 2021.
Setelah dijelaskan secara rinci, akhirnya semua pihak merasa setuju dan tidak ada masalah lain.
Mereka berjanji akan berusaha menyelesaikan proses naturalisasi para pemain ini dalam waktu dekat.