Selama berkarier sebagai pelatih, Andrea Pirlo ternyata mengagumi seseorang. Sosok tersebut adalah Pep Guardiola yang merupakan manajer Manchester City.
Pirlo masih terbilang baru di dunia kepelatihan. Kursus lisensi kepelatihan UEFA Pro baru sajadi ikuti mantan bintang AC Milan dan Juventus itu pada Agustus 2019. Ia juga sudah melatih Juventus-U23 di bulan Juli 2020.
Belum lama melatih Juventus U-23, Pirlo ditugaskan untuk melatih tim senior Bianconeri yang saat itu menggantikan Maurizio Sarri. Pria 41 tahun itu pun melatih skuad utama Si Nyonya Tua untuk menghadapi musim baru 2020/2021.
Karier baru Pirlo di dunia kepelatihan pun sempat diragukan. Ini dikarenakan ia masih belum berpengalaman melatih tim-tim besar seperti Juventus. Meskipu demikian, Pirlo tetap berusaha untuk menunjukan performa terbaiknya sebagai pelatih.
Peraih medali emas Piala Dunia 2006 ingin meniru aksi Pep Guardiola dalam melatih skuad besar. Sama halnya dengan Pirlo, Guardiola juga pemain top yang dulunya menangani tim muda Barcelona pada tahun 2007.
Tahun berikutnya, Guardiola dipercaya sebagai entrenador Barcelona dan berhasil menunjukan performa terbaiknya disana. Pria 49 tahun itu tidak absen mencetak prestasi di klub lain seperti Bayern Munich hingga Man City.
“Guardiola bisa jadi contoh untuk kita semua. Dia bisa membuktikan kepada semua orang bahwa ia menjadi salah satu pelatih terbaik, sejak ia berkiprah di tim muda Barcelona sampai menangani tim utama,” kata Pirlo, dilansir dari Football Italia.
“Ia berkarir mulai dari bawah dan membuktikan bahwa ia berhasil melakukannya sampai bisa menangani tim utama,” Pirlo menambahkan.
“Kami bisa memunculkan ide sendiri dan saya rasa kita semua harus terus maju dan tidak diam di tempat. Yang jelas, saat ini dia bisa menjadi contoh bagi seluruh gerakan sepakbola,” demikian kata Andrea Pirlo mengenai Pep Guardiola yang dijadikan sebagai panutannya.
Andrea Pirlo Pusing Jadi Pelatih, Kenapa?
Andrea Pirlo akhirnya mengutarakan pendapatnya mengenai perbedaan yang ia alami saat masih menjadi pemain danpelatih di Juventus. Menurutnya, menjadi pelatih lebih memusingkan dibandingkan jadi pemain. Mengapa demikian?
Kualitas permainan Pirlo saat dirinya masih berstatus sebgai pemain tentu saja tidak diragukan lagi. Pria Italia itu menjadi pemain yang bersinar di lini tengah Gli Azzurri, dan bisa tampil ciamik bersama AC Milan dan Juventus.
Sejak ia berhenti menjadi pemain pada 2017, Pirlo bertekad untuk menjadi pelatih. Kemudian dia ditunjuk menjadi allenatore Juventus setelah Maurizio Sarri didepak pada Agustus 2020.
Andrea Pirlo pun dihadapkan dengan beragam ekspektasi. Berstatus sebagai pemain top, dia diharapkan bisa berbagi penetahuan dengan skuad senior di Juventus.
Bagi Pirlo, itu bukanlah hal yang muda. Menurutnya, memberikan materi di ruang ganti tidak lebih mudah dibandingkan saat ia mengontrol permainan di lapangan.
“Ini lebih sulit dari yang saya duga karena di lapangan saya bisa mengontrol apa yang ingin saya lakukan dalam permainan,” kata Pirlo, dikutip dari Football Italia.
“Saya bisa saja memberikan materi dan mengontorol permainan di ruang ganti, tapi ini sulit karena ditafsirkan langsung oleh pemain. Ini adalah salah satu tantangan terberat sebagai pelatih,” dia menambahkan.
“Saat saya turun ke lapangan, saya bisa melakukan gaya-gaya tertentu dan mengontrol sendiri apa yang ingin saya lakukan. Kini, saya harus mengontrol mereka di pinggir lapangan,” ujarnya.
Sejauh ini, Andrea Pirlo menangani Si Nyonya Tua di tiga pertandingan Liga Italia 2020/2021. Hasilnya memuaskan karena Bianconeri berhasil mencetak dua kemenangan dan sekali imbang.
Di Juventus juga Pirlo menjadi bos dari para pemain yang pernah jadi teman satu timnya. Ada Gianluigi Buffon, Giorgio Chiellini, hingga Leonardo Bonucci.
“Ini meruapakan kesempatan yang luar biasa. Mungkin ini adalah kejutan bagi mereka saat melihat saya menjadi pelatih,” ujar Pirlo kepada UEFA.
“Akhirnya mereka mengerti, peran saya yang dulu tentu saja akan berbeda dengan yang saya lakukan sekarang,” tambahnya.
Andrea Pirlo juga sangat menikmati pekerjaannya yang sekarang, dan merasa terbantu dengan dengan adanya rekan-rekan satu timnya dahulu.
“Mereka sangat membantu saya karena mereka tahu harus melakukan apa di Juventus. Mereka berambisi untuk menang,” tutur Pirlo.