Pertemuan antara Manchester City dan Real Madrid kini bukan sekadar laga biasa di Liga Champions. Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, menganggap duel kedua tim sudah memiliki intensitas yang menyerupai El Clasico. Ini bukan tanpa alasan, mengingat mereka selalu bertemu dalam empat musim terakhir di babak krusial turnamen paling bergengsi di Eropa.
Manchester City dan Real Madrid kembali dipertemukan di babak play-off fase knockout Liga Champions musim 2024/2025. Duel ini akan digelar di Etihad Stadium pada Rabu (12/2/2025) dini hari WIB. Kedua tim datang dengan kondisi berbeda. Manchester City sedang mengalami musim yang cukup sulit di Premier League, sementara Real Madrid masih memimpin La Liga meski dihantam badai cedera. Kehilangan pemain kunci seperti Dani Carvajal, Antonio Rudiger, Eder Militao, dan David Alaba tentu menjadi tantangan besar bagi Los Blancos.
Sejarah Rivalitas Manchester City vs Real Madrid di Liga Champions
Dalam beberapa musim terakhir, Manchester City dan Real Madrid kerap bertemu di babak perempat final atau semifinal Liga Champions. Madrid memenangkan duel pada musim 2021/2022 dengan kemenangan dramatis 6-5 dalam dua leg. Kala itu, Los Blancos melakukan comeback luar biasa di Santiago Bernabéu dengan menang 3-1 setelah tertinggal secara agregat.
Pada musim berikutnya, City berhasil membalas kekalahan dengan menyingkirkan Madrid di semifinal 2022/2023. Mereka menang 5-1 secara agregat dan melanjutkan perjalanan hingga menjadi juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Musim lalu, pertemuan kedua tim kembali terjadi di perempat final. Real Madrid akhirnya menang setelah melalui adu penalti yang dramatis. Kini, dengan kedua tim kembali bertemu di fase knockout, Ancelotti melihat pertemuan ini sebagai salah satu duel terbesar dalam sejarah Liga Champions modern.
Ancelotti Waspadai Manchester City dan Pep Guardiola
Dalam konferensi pers sebelum laga, Ancelotti mengakui bahwa Manchester City adalah salah satu tim terbaik di Eropa. Ia juga menaruh rasa hormat kepada Pep Guardiola yang menurutnya merupakan pelatih paling berpengaruh di sepak bola modern.
“Kami sudah sering bertemu dalam beberapa tahun terakhir, jadi ini mulai terasa seperti El Clasico,” ujar Ancelotti.
“Manchester City tetap menjadi tim yang sangat kuat dan Guardiola adalah pelatih terbaik di kompetisi ini. Setiap pertandingan melawan mereka selalu sulit karena dia selalu menemukan cara baru untuk mengalahkan lawan.”
Ancelotti juga menegaskan bahwa pemenang dari duel ini memiliki peluang besar untuk menjuarai Liga Champions musim ini. Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, tim yang berhasil lolos dari pertemuan City vs Madrid selalu melangkah hingga ke final dan memenangkan trofi.
Strategi Real Madrid Menghadapi Manchester City
Menghadapi City tanpa beberapa bek utama tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Real Madrid. Kehilangan Antonio Rudiger dan Eder Militao membuat lini pertahanan mereka menjadi lebih rentan. Apalagi, mereka akan berhadapan dengan Erling Haaland, yang merupakan salah satu striker paling berbahaya di dunia saat ini.
Madrid kemungkinan besar akan mengandalkan kombinasi pemain muda dan pengalaman di lini belakang. David Alaba yang cedera tidak bisa dimainkan, sehingga pemain seperti Nacho Fernandez dan Aurelien Tchouameni mungkin akan diandalkan untuk mengisi kekosongan di lini pertahanan.
Selain itu, Ancelotti bisa saja menggunakan pendekatan pragmatis dengan menumpuk lebih banyak gelandang di lini tengah untuk mengurangi dominasi penguasaan bola City. Luka Modric dan Toni Kroos bisa menjadi kunci dalam menjaga ritme permainan dan memanfaatkan celah di pertahanan City.
Di lini serang, Vinicius Junior dan Rodrygo diharapkan bisa menjadi ancaman utama dengan kecepatan mereka dalam melakukan serangan balik. Jika Madrid ingin meraih hasil positif di Etihad, mereka harus mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan maksimal.
Guardiola vs Ancelotti: Pertarungan Dua Jenius Sepak Bola
Duel antara Pep Guardiola dan Carlo Ancelotti selalu menarik untuk disaksikan. Keduanya memiliki gaya kepelatihan yang berbeda, tetapi sama-sama sukses di panggung Eropa.
Guardiola dikenal sebagai pelatih yang selalu berinovasi dengan taktiknya. Ia sering melakukan perubahan strategi yang tidak terduga untuk membingungkan lawan. Sementara itu, Ancelotti adalah pelatih yang lebih fleksibel dan mampu menyesuaikan permainan timnya berdasarkan situasi di lapangan.
Dalam beberapa pertemuan terakhir, Guardiola lebih sering menggunakan formasi 3-2-4-1 untuk memaksimalkan penguasaan bola. City juga kerap memainkan taktik pressing tinggi untuk menekan lawan sejak awal pertandingan. Di sisi lain, Ancelotti lebih mengandalkan keseimbangan antara serangan dan pertahanan, dengan transisi cepat sebagai senjata utama Madrid.
Dengan absennya beberapa pemain kunci, Real Madrid harus menemukan cara untuk mengatasi pressing ketat Manchester City. Jika tidak, mereka bisa mengalami kesulitan menghadapi tekanan konstan dari tim asuhan Guardiola.