Debut Ruben Amorim sebagai pelatih baru Manchester United di Premier League 2024/25 tidak berjalan sesuai harapan. Bermain di kandang Ipswich Town, Portman Road, Minggu (24/11/2024) dini hari WIB, United harus puas berbagi poin setelah bermain imbang 1-1.
Gol cepat dari Marcus Rashford di awal laga sempat membawa harapan besar bagi para penggemar Setan Merah. Namun, penampilan kurang konsisten membuat United harus rela melihat Omari Hutchinson mencetak gol penyama kedudukan untuk Ipswich. Di bawah ini, kita akan membahas empat catatan penting yang menjadi sorotan dalam debut Ruben Amorim bersama United.
1. Kesulitan Menciptakan Peluang Masih Jadi Masalah
Meskipun sempat menunjukkan momen kecemerlangan di awal pertandingan dengan gol Rashford, United gagal mempertahankan intensitas serangan sepanjang laga. Statistik menunjukkan bahwa United hanya berhasil melepaskan sepuluh tembakan dengan total expected goals (xG) sebesar 0,63, yang merupakan salah satu capaian terendah mereka musim ini.
Umpan satu-dua antara Amad Diallo dan Bruno Fernandes yang menghasilkan gol pembuka menjadi satu-satunya momen kecerdikan United dalam penguasaan bola. Setelah itu, mereka terlihat kesulitan menciptakan peluang berbahaya, bahkan ketika menguasai 70% bola di babak kedua.
Masalah ini bukan hanya soal taktik, tetapi juga ketidakmampuan pemain untuk memanfaatkan ruang dan membaca permainan lawan dengan baik. Ipswich mampu bertahan solid dan mengintimidasi United dengan serangan balik yang cepat dan efektif.
2. Eksperimen Formasi dengan Pakem Tiga Bek
Amorim mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan formasi tiga bek yang mengandalkan bek sayap untuk membantu serangan dan bertahan. Pendekatan ini memang sukses menciptakan gol pembuka, tetapi di sisi lain, membuka celah di lini belakang.
Ipswich dengan cerdik mengeksploitasi ruang kosong di antara bek tengah dan bek sayap United. Liam Delap, penyerang Ipswich, mendapatkan dua peluang emas dari situasi ini, tetapi beruntung Andre Onana mampu menggagalkan upayanya.
Eksperimen Amorim ini menunjukkan keberanian, tetapi juga menggarisbawahi kebutuhan akan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan pemain dengan sistem baru. Kedua bek sayap United tampak kesulitan beradaptasi dengan peran mereka, terutama dalam transisi bertahan menghadapi serangan balik lawan.
3. Kurangnya Pressing Efektif di Lapangan
Salah satu ciri khas tim Ruben Amorim saat melatih Sporting CP adalah kemampuan mereka melakukan pressing yang agresif dan efektif. Namun, dalam debutnya bersama United, hal ini tidak terlihat.
Data menunjukkan bahwa United hanya berlari sejauh 102 kilometer sepanjang pertandingan, enam kilometer lebih sedikit dibandingkan Ipswich. Ini menjadi catatan terendah kedua mereka di Premier League musim ini. Kurangnya intensitas pressing membuat Ipswich mampu mencatat tingkat penyelesaian operan tertinggi mereka musim ini, menunjukkan betapa minimnya tekanan yang diberikan United.
Amorim tampak frustrasi di pinggir lapangan, memarahi para pemainnya yang gagal menutup ruang dan merebut bola dengan cepat. Untuk seorang pelatih yang mengutamakan pressing dalam strategi permainannya, ini adalah pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan.
4. Keberanian Amorim untuk Bereksperimen
Meskipun debutnya dianggap mengecewakan, ada sisi positif dari kepemimpinan Amorim yang patut diapresiasi: keberaniannya untuk bereksperimen. Pelatih berusia 39 tahun ini tidak takut mengambil risiko dengan memasukkan dua penyerang, Joshua Zirkzee dan Rasmus Hojlund, ketika Ipswich masih unggul dalam permainan.
Keputusan tersebut memang belum membuahkan hasil, tetapi langkah ini menunjukkan tekad Amorim untuk mencoba pendekatan baru dan memberikan warna berbeda pada permainan United. Keberanian ini, jika dipadukan dengan strategi yang lebih matang, bisa menjadi kunci kesuksesan Amorim di masa depan.
Apa Berikutnya untuk Amorim dan United?
Debut yang kurang memuaskan ini memberikan pelajaran penting bagi Ruben Amorim. Ia mewarisi skuad dengan banyak potensi, tetapi juga memiliki banyak kekurangan yang harus segera diperbaiki, terutama dalam hal intensitas pressing, konsistensi lini pertahanan, dan kemampuan menciptakan peluang.
Jadwal padat menanti United dalam beberapa pekan ke depan. Amorim harus segera menemukan solusi jika ingin timnya kembali ke jalur kemenangan. Pertandingan selanjutnya melawan tim-tim papan atas akan menjadi ujian sesungguhnya bagi pelatih asal Portugal ini.