Pelatih Pep Guardiola sedang menghadapi kesempatan emas untuk membawa Manchester City meraih gelar juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub ini. Jika berhasil mengalahkan Inter Milan dalam pertandingan final yang akan digelar di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki, pada Minggu (11/6/2023) dini hari WIB, Guardiola akan mempersembahkan trofi Liga Champions ketiga dalam karirnya.
Sebelumnya, pelatih berusia 52 tahun ini telah dua kali meraih gelar Liga Champions bersama Barcelona. Dengan demikian, Guardiola akan menyamai prestasi legendaris pelatih seperti Bob Paisley dan Zinedine Zidane. Di mana kedua orang tersebut telah meraih tiga trofi Liga Champions sebagai pelatih. Namun, masih ada selisih trofi yang memisahkan Guardiola dengan Carlo Ancelotti, yang saat ini memiliki empat gelar Liga Champions.
Tidak hanya itu, jika Manchester City berhasil meraih gelar juara, Guardiola juga akan menjadi pelatih keenam dalam sejarah yang berhasil memenangkan Liga Champions dengan dua tim yang berbeda. Prestasi ini akan menegaskan posisinya sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah sepak bola.
Namun, sejumlah pengamat sepak bola, termasuk Guillem Balague, seorang pakar sepak bola asal Spanyol, meyakini bahwa Guardiola telah mencapai status sebagai pelatih terhebat dalam sejarah, tidak peduli apakah ia menang atau kalah dalam pertandingan final di Istanbul. Balague menulis dalam kolomnya untuk BBC bahwa Guardiola telah mengubah wajah sepak bola melalui filosofi dan gaya bermainnya yang unik.
Pujian Besar Untuk Guardiola
Salah satu kualitas utama Guardiola yang dikagumi Balague adalah kemampuannya dalam mengelola skuadnya. Guardiola tidak ragu untuk mengeluarkan pemain yang tidak memiliki komitmen penuh terhadap timnya. Bahkan, ia memiliki keberanian untuk mengambil keputusan yang tegas demi kepentingan tim. Kemampuan ini, yang disesuaikan dengan standar yang ditetapkan oleh Guardiola, menjadikannya seorang pelatih yang unggul di atas yang lain.
Balague juga memuji Guardiola karena kemampuannya dalam terus beradaptasi dan mengembangkan filosofi sepak bolanya. Meskipun banyak yang mengira bahwa tidak ada lagi hal baru yang bisa ditemukan dalam permainan sepak bola, Guardiola terus membuktikan sebaliknya. Ia telah membangun reputasi sebagai seorang inovator yang mampu melihat hal-hal yang tidak terlihat oleh orang lain.
Di tengah spekulasi tentang masa depannya, Balague menyarankan bahwa Guardiola mungkin akan meninggalkan Manchester City setelah dua tahun. Meski begitu, ia yakin bahwa Guardiola akan mendapatkan tawaran untuk melatih tim nasional setelah meninggalkan klub. Balague mengakui bahwa pekerjaan semacam itu mungkin tidak dapat dilakukan. Tetapi ia yakin Guardiola akan menghadapi tantangan baru dengan antusiasme dan akan terus menjadi sumber keajaiban di dunia sepak bola.
Guardiola sendiri telah menyatakan tekadnya untuk meraih trofi Liga Champions bersama Manchester City. Baginya, keberhasilan di level domestik tidak akan lengkap tanpa meraih sukses di kompetisi tertinggi di Eropa ini. Dengan semangat juang yang kuat, Guardiola dan Manchester City bersiap untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Dalam pertandingan final yang akan menjadi babak penentuan sejarah bagi klub ini.
Persiapan Besar City Untuk Dapatkan Juara Liga Champions Pertama Kali
Saat ini, Manchester City memiliki peluang emas untuk mengukir sejarah dengan meraih gelar juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub mereka.
Untuk meraih prestasi tersebut, mereka harus menghadapi tantangan berat dengan menghadapi Inter Milan pada partai final Liga Champions musim 2022-2023.
Gelar Liga Champions sangat berarti bagi Pep Guardiola dan timnya, karena akan menjadi tambahan prestasi gemilang dalam koleksi trofi mereka.
Pep Guardiola, yang pernah menjadi pelatih Barcelona, menekankan pentingnya trofi Liga Champions dalam menutupi setiap kesuksesan yang sudah mereka raih sebelumnya.
“Sudah banyak hal yang kami capai, tetapi saya selalu menekankan kepada para pemain untuk terus memberikan tekanan pada diri mereka sendiri agar dikenal di Eropa dengan baik.”
“Semua orang tahu betapa pentingnya itu. Kami telah mengalami musim-musim luar biasa, meraih lima gelar Liga Inggris, dua Piala FA, dan Piala Carabao. Namun, kita harus mengakhiri dengan menjadi juara Liga Champions untuk mendapatkan pengakuan yang pantas,” ucap sang pelatih.