Teka-teki pelatih Manchester United usai periode jabatan Ralf Rangnick berakhir akhirnya menemukan jawaban akhir.
Klub raksasa Inggris tersebut memutuskan pilihannya kepada Erik ten Hag.
Seperti diketahui, kursi kepelatihan Manchester United bakal lowong begitu kontrak Rangnick berakhir.
Pria asal Jerman itu memang hanya dipekerjakan selama beberapa bulan sebelum diberikan tugas lain di balik layar klub.
Manchester United melakukan seleksi selama beberapa bulan terakhir.
Dari laporan, diketahui bahwa mereka melakukan prosesi wawancara dengan beberapa pelatih yang masuk ke dalam daftar incarannya.
Erik ten Hag hanya satu dari sekian calon yang diincar Manchester United.
Selain itu, mereka diketahui tertarik merekrut Mauricio Pochettino dari Paris Saint Germain.
Tapi pada akhirnya mereka memilih Ten Hag.
Reaksi dari Guardiola dan Gerrard
Ten Hag masih akan melatih Ajax sampai musim kompetisi berakhir.
Namun Manchester United sudah mendapat izin untuk mendeklarasikan sebagai manajer baru pengganti
Ralf Rangnick, efektif setelah musim ini berakhir.
Beberapa pelatih memberikan komentarnya terkait pengangkatan Ten Hag sebagai manajer Manchester United.
Salah satunya pelatih dari rival mereka Manchester City, Josep Guardiola, yang pernah menjadi mentor Ten Hag kala melatih Bayern Munchen.
Guardiola memberikan ucapan selamat kepada Erik dan mendoakan yang terbaik untuknya.
Pep Guardiola menilai ia pelatih hebat dan berhasil membuat timnya menarik untuk disaksikan.
Guardiola menyarankan untuk mencoba menyaksikan tim Ajax era kepelatihan Ten Hag dan dapat menilai dari kualitas yang ia miliki.
Reaksi berikutnya datang dari gelandang legenda Liverpool yang saat ini melatih Aston Villa, Steven Gerrard.
Hag dinilai adalah pelatih yang fantastis, punya pengalaman yang fantastis, dan terbukti pasti sangat sukses di Ajax.
Komentar Arteta dan Conte
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, juga ikut mengomentari soal pengangkatan Erik ten Hag sebagai pelatih baru
Manchester United. Ia mengaku terkesan dengan pencapaian Ajax di Liga Champions selama diasuh oleh Ten Hag.
Arteta menilai pelatih botak itu dengan sangat bagus terutama dengan cara timnya bermain.
Apa yang Hag lakukan beberapa tahun lalu di Liga Champions itu adalah hal yang luar biasa menurut Arteta.
kemudian ada Antonio Conte, pelatih asal Italia yang pernah diisukan dekat dengan Manchester United sebelum Ole Gunnar Solskjaer didepak.
Kini Conte melatih klub asal Inggris lainnya, Tottenham Hotspurs. Conte memberikan peringatan kepada Ten Hag.
Bahwa tugas yang bakal diembannya bersama setan merah adalah tugas yang berat.
Tentunya dengan menukangi tim besar. Jangan lupa bahwa musim lalu United finis di peringkat kedua dan
skuatnya telah berkembang dengan Varane, Sancho dan Cristiano Ronaldo.
Namun pada musim ini mereka memiliki skuat yang berkembang dan bermain lebih buruk ketimbang musim lalu.
Tentu Ini tak mudah, khususnya di Inggris. Hag harus memahami kondisi dan segera menyelesaikan permasalahan tersebut.
Gaya Kepelatihan Erik ten Hag beda dengan Ralf Rangnick
Mantan anak asuh Erik ten Hag saat masih di Go Ahead Eagles, Sjoerd Overgoor mengatakan bahwa sosok yang
mulai musim depan akan melatih Manchester United itu adalah seorang perfeksionis.
Manchester United akhirnya mengumumkan bahwa mereka telah resmi menunjuk Ten Hag sebagai penerus
Ralf Rangnick yang tugasnya selesai pada akhir musim ini.
Manchester United memberikan kontrak kepada Ten Hag selama 3 tahun dengan opsi perpanjangan selama 1 tahun.
Ten Hag pun menjadi manajer permanen kelima Setan Merah sejak ditinggal Sir Alex Ferguson 2013 lalu.
Overgoor teringat akan cerita Ten Hag yang banyak menuntut kala menukangi Go Ahead Eagles.
Overgoor pun menilai bahwa Ten Hag merupakan sosok yang perfeksionis.
Ia menginginkan seluruh pemain sempurna di matanya.
Namun ia menilai setiap pemain butuh waktu untuk terbiasa dengan gaya aturannya itu.
Lebih lanjut, Overgoor pun mengatalan bahwa Ten Hag adalah sosok pelatih yang istimewa.
Baginya, Ten Hag mampu menjadikan klub asuhannya lebih baik lagi.
Kedatangakan Hag kala itu membuat perbedaan besar bagi semua orang di klub. Dia mengubah segalanya.
Meski bukan klub besar di Belanda dan tidak memiliki fasilitas terbaik, tetapi dia membuat para pemain menjadi yang terbaik.
Banyak pelatih datang ke klub seperti Eagles dan memiliki sikap bahwa mereka harus menghadapinya.
Berbeda dengan Hag. Sebaliknya, dia membuatnya lebih baik dan lebih baik dari sebelumnya.