Kabar berita mengenai saga transfer Kai Havertz ke Chelsea mulai menemukan titik terang. Namun apa dampak yang terjadi akibat dari proses transfer ini, baik untuk Chelsea ataupun Bayer Leverkusen.
Negosiasi harga antara manajemen Chelsea dan manajemen Bayer Leverkusen memang berjalan cukup rumit dan panjang. Pada awalnya, Bayer Leverkusen menarget Chelsea sebesar 90 juta pounds jika ingin membawa Kai Havertz.
Sedangkan negosiasi antara manajemen Chelsea dengan pihak Kai Havertz berjalan dengan sangat lancar. Karena agen sang pemain dengan tegas memang memiliki tujuan yang jelas, Kai Havertz ke Chelsea. Sang pemain juga memang ingin mengembangkan permainannya ke luar Bundesliga.
Chelsea memang memiliki daya tarik tersendiri bagi Kai Havertz. Karena disana ada Timo Werner dan Antonio Rudiger, pemain asal Jerman. Dan di masa lalu, ada Michael Ballack yang juga sukses di Chelsea.
Menurut Fabrizio Romano, jurnalis terkenal, efek domino tidak akan bisa terhindarkan jika Kai Havertz ke Chelsea memang benar terjadi. Pihak manajemen Bayer Leverkusen bisa segera melakukan belanja pemain di bursa transfer musim panas ini.
Dikabarkan Bayer Leverkusen akan mendapatkan 72 juta pounds dari hasil penjualan Kai Havertz. Sedangkan 18 juta pounds sisanya baru bisa cair dalam bentuk klausul bonus. Dengan nilai sebesar itu, Bayer Leverkusen bisa segera mencari pemain pengganti Kai Havertz untuk mengarungi kompetisi musim depan.
Salah satu nama yang menjadi target Bayer Leverkusen adalah Patrik Schick, penyerang AS Roma. Manajemen AS Roma dan manajemen Bayer Leverkusen memang sudah sepakat mengenai harga jual pemain berusia 24 tahun tersebut. Patrik Schick akan pindah ke Bayer Leverkusen dengan nilai 27 juta pounds.
Nama Patrik Schick sendiri sempat menjadi incaran Fulham dan RB Leipzig. Namun RB Leipzig fokus pada Hwan Hee-Chan. Patrik Schick musim lalu menjalami masa pemingaman di RB Leipzig dan berhasil mencetak 10 gol dari 20 penampilan di semua kompetisi. Bisa dipastikan bahwa Patrik Schick akan berseragam Bayer Leverkusen pada musim 2020-2021.
Manajemen Chelsea sampai saat ini memang masih belum memberikan pernyataan resmi kepada publik mengenai transfer Kai Havertz dari Bayer Leverkusen ke Chelsea. Namun sebenarnya proses transfer pemain beserta dokumen administrasinya sudah selesai sejak lebih dari seminggu yang lalu. Hanya tersisa tes medis yang belum dijalani oleh sang pemain untuk melengkapi proses kepindahannya.
Kai Havertz sendiri menjadi bagian dari bakar uang dari manajemen Chelsea di awal musim 2020-2021. Karena Chelsea sendiri sudah berhasil mendapatkan Timo Werner, Hakim Ziyech, Ben Chilwell, Thiago Silva, dan Malang Sarr. Dari kabar terakhir, kini Chelsea masih mencoba untuk mendatangkan penjaga gawang baru.
Tayfun Korkut, mantan pelatih Bayer Leverkusen, ikut angkat bicara mengenai kepindahan mantan anak asuhnya, Kai Havertz. Ia mengaku bahwa Kai Havertz memiliki sikap dan sifat baik sebagai pemain sepak bola. Ia bukan tipikal pemain yang mudah tergoda uang dan gaji tinggi. Selain itu Kai Havertz juga tidak meninggalkan pendidikannya.
Kai Havertz sendiri sudah menjadi pilar Bayer Leverkusen sejak 2016. Ia masih berusia 17 tahun kala itu dan masih menjadi seorang pelajar. Kai Havertz juga harus membagi waktu dan fokusnya untuk bersekolah dan bermain bola.
Pada suatu ketika di 2017, Kai Havertz berkesempatan untuk bermain di kancah Eropa saat melawan Atletico Madrid. Ia juga absen ketika bermain melawan Schalke di Bundesliga. Bukan karena ia mengalami cedera, tapi sang pemain lebih memilih untuk menyelesaikan ujian sekolah yang saat itu sedang diselenggarakan oleh tempatnya bersekolah.
“Ketika ia kembali bermain di permainan kecil di lapangan kecil kami, ia benar-benar bermain dengan sangat fantastis. Sepertinya ia bisa bermain bola dengan sangat fokus. Karena ia juga telah menyelesaikan semua tanggungan sekolahnya dengan baik,” ucap Tayfun Korkut.
Ia memiliki latar belakang pendidikan yang sangat kuat. Ayahnya adalah seorang polisi dan ibunya menjadi pengacara di Jerman. Kehidupan keluarga mereka juga cukup dalam hal materi. Sehingga Kai Havertz tidak pernah mengejar materi untuk sepak bola.
Uang bukanlah motivasinya untuk bermain bola. Ia lebih merasakan kesenangan ketika bermain bola. “Dia bukan pemain yang memainkan laga untuk mendapatkan uang. Sebagai pelatih, anda bisa mengetahui apa yang menjadi motivasi pemain anda. Kai hanya ingin bermain untuk bersenang-senang, bukan tentang uang atau kontrak besar,” ujar Tayfun Korkut menanggapi kepindahan Kai Havertz ke Chelsea.