Bayer Leverkusen baru saja menorehkan sejarah manis dalam perjalanannya di Bundesliga. Untuk pertama kalinya, mereka meraih gelar juara liga utama Jerman tanpa satu pun kekalahan sepanjang musim. Tak hanya itu, mereka juga menutup musim 2024/2025 dengan menyabet trofi DFB-Pokal. Namun di tengah euforia, datang kabar yang mengusik: sang arsitek kesuksesan, Xabi Alonso, resmi mengumumkan kepergiannya.
Keputusan Alonso meninggalkan klub pada Mei 2025 mengejutkan banyak pihak. Pelatih asal Spanyol itu membangun bukan hanya tim pemenang, tetapi juga mental juara yang sebelumnya asing bagi Leverkusen. Kini, tantangan berat menanti klub ini di musim mendatang.
Xabi Alonso Tinggalkan Warisan dan Kekosongan
Selama lebih dari dua tahun menukangi Leverkusen, Xabi Alonso sukses mengubah wajah tim. Ia membawa pendekatan taktik modern yang mengedepankan penguasaan bola, fleksibilitas formasi, dan transisi cepat. Lewat filosofi itu, Leverkusen tumbuh menjadi salah satu tim paling atraktif di Eropa.
Ketika mengumumkan kepergiannya, Alonso mengatakan bahwa ia akan terus mengikuti perkembangan klub dengan penuh antusiasme. Ia menyebut Leverkusen sebagai tim yang sudah sangat siap untuk menghadapi masa depan. Meskipun begitu, banyak yang bertanya-tanya: siapkah Leverkusen menapaki jalan baru tanpa Alonso?
Kepergian sang pelatih disebut-sebut berkaitan dengan minat Real Madrid. Klub raksasa Spanyol itu tengah mencari pengganti Carlo Ancelotti. Alonso, dengan rekam jejak impresifnya, menjadi kandidat kuat yang sulit ditolak.
Perombakan Skuad Jadi Tantangan Tambahan
Selain kehilangan pelatih, Leverkusen juga harus merelakan sejumlah pemain kunci yang memutuskan untuk hengkang. Nama-nama seperti Sardar Azmoun, Borja Iglesias, dan Patrick Pentz dipastikan tak akan memperkuat tim musim depan. Bahkan beberapa pemain muda potensial seperti Iker Bravo juga ikut angkat kaki.
Azmoun hijrah ke klub Timur Tengah, Shabab Al-Ahli. Sedangkan Borja Iglesias kembali ke Real Betis setelah masa pinjamannya berakhir. Absennya mereka tentu meninggalkan celah besar di sektor depan, yang selama ini sangat vital bagi performa Leverkusen.
Di sisi lain, para penggemar juga mulai khawatir dengan potensi kepergian Florian Wirtz, Jonathan Tah, dan Jeremie Frimpong. Ketiganya menjadi incaran banyak klub top Eropa. Jika benar hengkang, maka pekerjaan rumah Leverkusen akan semakin berat dalam menjaga stabilitas tim.
Erik ten Hag Jadi Kandidat Pengganti Alonso
Dalam menyikapi situasi ini, manajemen Leverkusen bergerak cepat mencari pengganti yang sepadan. Salah satu nama yang mencuat adalah Erik ten Hag, mantan pelatih Manchester United. Ten Hag dikenal lewat kesuksesannya bersama Ajax Amsterdam dan kemampuannya membentuk tim solid dari materi muda.
Gaya permainan ofensif serta kemampuan adaptasi taktik menjadi alasan utama mengapa namanya begitu santer dikaitkan dengan Leverkusen. Jika benar-benar bergabung, Ten Hag diprediksi mampu meneruskan fondasi yang telah diletakkan oleh Alonso.
Namun, seperti diketahui, menggantikan pelatih dengan pencapaian historis bukanlah pekerjaan mudah. Terutama ketika transisi juga terjadi di level pemain utama.
Pilar Kuat Masih Bertahan, Tapi Sampai Kapan?
Meskipun banyak pemain telah pergi, Leverkusen tetap memiliki sejumlah pilar penting yang bertahan. Jonathan Tah, Granit Xhaka, dan Exequiel Palacios menjadi penyeimbang yang diharapkan tetap memberikan kontribusi besar musim depan. Florian Wirtz pun masih menjadi bagian dari skuad, setidaknya untuk sementara.
Nilai total skuad saat ini mencapai sekitar €667 juta. Angka ini menunjukkan bahwa Leverkusen tetap merupakan kekuatan besar di Jerman. Apalagi, musim depan mereka akan kembali berlaga di Liga Champions.
Sayangnya, laporan terbaru menyebut bahwa ketiga nama tadi kemungkinan besar juga akan meninggalkan klub. Jika prediksi itu menjadi kenyataan, maka musim 2025/2026 bisa menjadi periode yang penuh turbulensi.
Prediksi Musim Depan: Optimisme dan Kewaspadaan
Para analis Bundesliga memandang Leverkusen sebagai tim yang punya fondasi kuat untuk tetap bersaing. Target realistis yang dibidik adalah tetap berada di empat besar Bundesliga dan menembus babak gugur Liga Champions.
Namun, semua itu sangat bergantung pada siapa yang akan menakhodai tim. Pelatih baru harus mampu mempertahankan filosofi yang telah membuat Leverkusen begitu memukau musim ini. Seperti diungkapkan Werner Wenning, ketua dewan pemegang saham klub, budaya kerja keras dan semangat juang harus dipertahankan di era pasca-Alonso.
Masa Depan Cerah, Asal Tak Salah Langkah
Meski ditinggal arsitek utamanya, Bayer Leverkusen tak boleh larut dalam kesedihan. Klub ini telah membuktikan diri bisa bersaing di level tertinggi. Dengan manajemen yang berpengalaman, struktur akademi yang kuat, serta basis suporter yang loyal, masa depan mereka tetap menjanjikan.
Xabi Alonso mungkin sudah pergi. Namun semangat dan warisan yang ia tinggalkan harus menjadi bahan bakar untuk babak baru. Kini, semua mata tertuju pada manajemen Leverkusen. Mampukah mereka menjaga momentum atau justru terperosok kembali ke bayang-bayang sejarah?