Friday, April 19, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga SpanyolTurut Berduka, La Liga Hening Cipta 1 Menit

Turut Berduka, La Liga Hening Cipta 1 Menit

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (10 Januari 2022) menjadi sorotan publik sepak bola internasional dengan menewaskan sedikitnya 174 orang setiap Minggu (2/10) sore. Otoritas sepak bola Spanyol juga menyatakan belasungkawa dan Turut Berduka atas tragedi itu. La Liga Spanyol dan Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) akan mengheningkan cipta untuk menyampaikan belasungkawa kepada para korban di Indonesia dan semua pihak yang terkena dampak.

La Liga dan Federasi Sepak Bola Rusia sepakat untuk mengheningkan cipta selama satu menit untuk menyampaikan belasungkawa kepada masyarakat Indonesia, khususnya keluarga para korban tragedi di Stadion Kanjuruhan di pulau Jawa, dan berharap pemulihan yang cepat untuk mereka yang terluka dalam insiden itu.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Semua pertandingan yang tersisa di La Liga Minggu 7 dan La Liga Minggu 8 akan dimulai dengan mengheningkan cipta selama satu menit, menurut pernyataan La Liga. Sepak bola profesional ikut berduka dan mengungkapkan solidaritasnya dengan keluarga para korban. Laga La Liga Spanyol terbanyak berlangsung pada Sabtu (1/10).

Akan mengheningkan cipta untuk pertandingan berikut: Espanyol v Valencia, Celta v Real Betis, Girona v Real Sociedad, Real Madrid v Osasuna dan Vallecano v Elche. Sementara itu, pertandingan Divisi DA Saigon yang dihelat untuk para korban tragedi Kanjuruhan adalah Alaves vs Ponferradina, Leganes vs Albacete, Granada vs Huesca, Real Oviedo vs Cartagena, UD Ibiza vs Lugo dan Real Zaragoza vs Aibar.

Insiden tragis di Stadion Kanjuruhan terjadi di penghujung laga Arema melawan Persebaya. Seusai pertandingan, beberapa suporter berhamburan ke lapangan. Polisi membalas dengan menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Tembakan gas tersebut memicu kepanikan dan saling menginjak suporter yang ingin menyelamatkan diri.

La Liga sayangkan Polisi Indonesia ulangi kesalahan saat gas air mata bunuh ratusan orang di Lima (1964) dan Accra (2001). Membuat dunia Internasional Turut Berduka!

Turut Berduka, La Liga Hening Cipta 1 Menit
Turut Berduka, La Liga Hening Cipta 1 Menit

Sedikitnya 130 orang tewas dan ratusan lainnya luka – luka hingga Minggu (2/10) sore dalam tragedi kisruh di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Senin (10/1/2022). Kerusuhan di Arema vs Persebaya dimulai saat suporter menyerbu lapangan. Menurut saksi mata, polisi bahkan menembakkan gas air mata ke tribun penonton.

Devi, salah satu saksi tragedi Kanjuruhan, mengatakan banyak orang terinjak – injak dalam kerusuhan yang dipicu polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Dia melihat banyak orang diinjak – injak, ketika penggemar berlari karena gas air mata. Sebelum tragedi Kanjuruhan, kebakaran gas air mata kembali memicu kerusuhan yang menewaskan ratusan orang.

Kerusuhan dua stadion dengan jumlah korban terbanyak, tragedi di Stadion Nasional di Lima, Peru, pada 24 Mei 1964, dan bencana stadion di Accra, Ghana, pada 9 Mei 2001, juga dipicu oleh gas air mata polisi. Tragedi Estadio Nacional adalah kerusuhan stadion paling mematikan dalam sejarah, dengan 328 orang tewas. Sementara itu, tragedi di Accra merupakan kerusuhan stadion dengan jumlah korban tewas tertinggi kedua (126) sebelum kerusuhan Kanjuruhan.

Lima 1964: Gas air mata memicu eksodus massal, menewaskan 328

Kerusuhan pecah di Stadion Nasional selama pertandingan Peru melawan Argentina. Di pertengahan pertandingan, fans tuan rumah, yang marah dengan keputusan wasit, menyerbu lapangan. Polisi membalas dengan menembakkan gas air mata ke kerumunan. Api gas membuat ribuan penggemar panik dan berebut untuk melarikan diri.

Mereka berbalik dan mulai menaiki tangga dan saat itulah polisi mulai melemparkan gas air mata. Orang – orang di tribun berlari ke terowongan (di luar stadion) untuk menyelamatkan diri  –  mereka bertemu Mereka di sana dan menyebabkan kecelakaan besar. Saat kejadian, terowongan menuju gerbang Stadion Nasional langsung dilalap suporter yang panik.

Sayangnya, pintu keluar selalu ditutup saat permainan sedang berlangsung. Suporter terus berebut menyelamatkan diri sementara suporter lainnya tetap terjebak di gerbang dan terowongan. Segera setelah itu, dengan dorongan kuat dari manusia, pintu dibuka. 328 orang tewas dalam kerusuhan oleh pendukung yang ingin menyelamatkan diri dari gas air mata polisi.

Komandan polisi Jorge Azambuja, yang memerintahkan penggunaan gas air mata, dijatuhi hukuman 30 bulan penjara setelah insiden tersebut.

Accra 2001: Melempar kursi ke lapangan dengan api gas air mata

Tragedi Accra pada tahun 2001 terjadi saat pertandingan antara Accra Hearts of Oak Sporting Club dan Asante Kotoko di Stadion Ohene Djan di Ghana. Seperti dikutip dari Citi FM Online, kericuhan dimulai dengan tim tuan rumah mencetak gol kemenangan di menit terakhir. Fans Asante Kotoko yang kecewa melemparkan kursi dan botol plastik ke lapangan.

Polisi membalas dengan menembakkan gas air mata. Gas air mata polisi membuat ribuan penggemar panik bergegas keluar dari stadion. Terjadi penyerbuan yang menewaskan 126 orang. Investigasi setelah insiden tersebut menyimpulkan bahwa polisi bersalah karena bereaksi berlebihan terhadap tindakan para penggemar.

Enam petugas polisi didakwa dengan pembunuhan tetapi kemudian dibebaskan. Komisi penyelidikan juga merangkum berbagai faktor lain yang berkontribusi terhadap tragedi itu dan mengeluarkan rekomendasi untuk meningkatkan keamanan stadion dan fasilitas medis.

Turut Berduka dari Kapolri, ini Alasan Polisi Pakai Gas Air Mata di Kanjuruhan

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengaku pihaknya “mengikuti prosedur” mengamankan partai Arema vs Persebaya di Kanjuruhan. Soal gas air mata, Nico mengaku polisi terpaksa menggunakan gas air mata saat suporter menyerbu stadion. Kalau suporter mengikuti aturan, ini tidak akan terjadi. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi.

Namun, pernyataan Kapolda Jatim itu bertolak belakang dengan aturan keselamatan dan keamanan stadion FIFA yang disebutkan dalam pernyataan PT LIB. Pasal 19b Peraturan FIFA menyatakan bahwa “gas pengendali massa” tidak boleh digunakan. (*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments