Skandal suap wasit yang melibatkan klub Barcelona kini telah memasuki babak baru. Raksasa Liga Spanyol itu kini telah resmi dihukum atas tindakan korupsi oleh pihak kejaksaan Spanyol.
Vonis ini dijatuhkan pada Jumat (10/03/23) waktu setempat lantaran Barcelona telah melakukan tindakan suap pada mantan Wakil Presiden Komite Wasit Spanyol (CTA) periode 1994-2018, Jose Maria Enriquez Negreira.
CTA merupakan badan manajemen yang bertanggung jawab untuk mengatur wasit dan asisten mana yang akan memimpin pertandingan liga maupun kompetisi nasional di Spanyol.
Tim yang berjuluk Blaugrana tersebut membayar Negreira sebesar 7,3 juta euro atau bisa dikalkulasikan nilainya mencapai Rp120,3 miliar selama periode 2011 dan 2017.
Bahkan, pembayaran itu dilakukan tetap berlanjut. Meskipun Negreira tidak lagi memegang jabatan lagi di CTA pada 2018 lalu.
Kejaksaan Spanyol Menjatuhkan Vonis
Melansir dari CNN, Kejaksaan Spanyol kini menjatuhkan vonis terhadap pada Barcelona bahwa klub di dakwa dengan “Kejahatan administrasi palsu yang berkelanjutan dan kejahatan pemalsuan dokumen komersial yang berkelanjutan.”
Pengadilan Barcelona mengatakan bahwa FC Barcelona mendapatkan dan menjaga kesepakatan lisan rahasia dan Negreria. Sehingga, sebagai wakil presiden komite wasit dengan imbalan uang. Dia akan melakukan tindakan yang akan menguntungkan Barcelona melalui wasit.
Sebenarnya, tidak hanya Barcelona, Kejaksaan Spanyol juga menyatakan Jose Maria Enriquez Negreira ikut bersalah atas tindakan korupsi ini.
Menurut kejaksaan Spanyol, Negreira kini sudah memengaruhi wasit untuk membuat keputusan pada pertandingan-pertandingan yang melibatkan Barcelona.
Tidak hanya itu, mantan presiden Barcelona Sandro Rosell masa jabatan 2010-2014 dan Josep Maria Bartomeu masa jabatan 2014-2020. Dan, dua mantan pejabat eksekutif Oscar Grau dan Albert Soler juga ikut bersalah.
Sanksi Berat Menghantui Barcelona
Barcelona telah memberi respons dengan membantah tuduhan dengan menyatakkan bahwa dakwaan itu tidak lebih dari hipotesis penyelidikan awal dari jaksa penuntut dan kini saat penyelidikan yudisial dimulai dengar benar.
Lebih lanjut, pihak klub sepenuhnya bekerja sama pada penyelidikan yudisial dengan segala hal yang dibutuhkan. Klub menegaskan jika kembali bahwa klub ini tidak pernah membeli wasit atau mencoba memengaruhi keputusan pejabat mana saja.
Di sisi lain, induk sepak bola Eropa UEFA kini masih belum memberikan komentarnya terkait rencana menyelidiki klub untuk diberikan hukuman.
Di awal Maret kemarin, sekretaris Jenderal federasi sepakbola Spanyol (RFEF), Andreu Camps ini mengatakan bahwa EUFA telah mengirimkan dokumen kasus ini pada unit integritas UEFA.
Tentunya, dugaan penyuapan ini dilakukan Blaugrana menjadi pukulan yang telak untuk tim yang kini tengah berusaha menyehatkan kondisi keuangan klub.
Pada dugaan ini terbukti dengan benar tentu bisa menjadi sangat merugikan Barcelona yang kini berada di puncak klasemen Liga Spanyol. Dan, kini berpeluang untuk meraih gelar pada juara musim lalu.
Kasus ini lantas tercium ketika Kejaksaan Spanyol melakukan penyelidikan pajak pada perusahaan Milik Negreira, Dasnil 95 SL dan NILSAT pada Mei 2022 kemarin.
Kedua perusahaan tersebut telah diketahui menerima pembayaran uang dari Barcelona untuk mantan wakil presiden komite wasit Spanyol senilai dengan yang disebutkan di atas.
Menurut hasil penyelidikan, Barca dan Negreira tampaknya mempunyai perjanjian rahasia secara verbal dengan imbalan materi.
Perjanjian itu lantas mengharuskan Negreira menguntungkan klub Barcelona dalam keputusan yang diambil wasit di pertandingan yang dilangsungkan serta hasil dari kompetisi Liga Spanyol.
Terancam Dicoret dari Liga Champions
Jaksa penuntut umum telah mengajukan tuntutan terhadap Barcelona dan dua mantan presiden La Liga lantaran dugaan suap pejabat wasit. Jika proses hukum ini terus menerus berlanjut, dan Barcelona terbukti bersalah. Maka sepak terjang tim ini di panggung Eropa akan terancam.
Hal ini berkaitan dengan regulasi EUFA mengenai keikutsertaan sebuah klub pada kompetisi resmi level benua.
Berdasarkan regulasi kompetisi UEFA yang dilansir dari Marca. Klub tidak diizinkan tampil pada tiga kompetisi tersebut jika terkena kasus ilegasl di dalam ataupun di luar negeri.
Peraturan Liga Champions, Liga Europa dan Conference League pada pasal 4 poin G. Menyatakan bahwa sebuah klub tidak diizinkan untuk berpartisipasi dengan cara apapun apabila terjerat dalam kasus pada tingkat nasional dan inetrnasional.
Kemungkinan pencoretan Barcelona dari kompetisi Eropa ini akan semakin tinggi usai UEFA menaruh perhatian lebih pada kasus ini. Bahkan, bukan tidak mungkin jika Liga Champions musim depan nanti berlangsung tanpa kehadiran Blaugrana.