Manchester United kembali gagal meraih kemenangan di ajang Eropa. Pada pertandingan Liga Europa melawan FC Twente, Setan Merah hanya mampu bermain imbang 1-1. Hasil tersebut memperpanjang rekor buruk Erik ten Hag di kompetisi Eropa selama menangani Manchester United. Laga ini memperlihatkan betapa sulitnya Manchester United untuk bangkit dan mendominasi pentas Eropa, meskipun tampil di kandang sendiri.
Pertandingan yang digelar pada Kamis (26/9/2024) dini hari WIB di Old Trafford seharusnya menjadi momen bagi Manchester United untuk meraih poin penuh. Namun, kenyataan berkata lain. Mereka hanya mampu bermain imbang meski sempat unggul lebih dahulu lewat gol Christian Eriksen di babak pertama.
Jalannya Pertandingan: United Terpeleset di Babak Kedua
Manchester United memulai laga dengan cukup meyakinkan. Sebagai tuan rumah, mereka menguasai permainan dan berhasil mencetak gol lebih dulu. Christian Eriksen mencetak gol pada menit ke-35 setelah menerima umpan terukur di dalam kotak penalti Twente. Gol ini memberikan keunggulan bagi United dan meningkatkan harapan untuk meraih kemenangan perdana di fase grup Liga Europa.
Namun, situasi berubah drastis di babak kedua. Twente mulai menekan dan meningkatkan intensitas serangan mereka. Pada menit ke-68, Sam Lammers dari Twente berhasil mencetak gol penyama kedudukan. Ironisnya, gol ini tercipta karena kesalahan dari Eriksen, yang sebelumnya menjadi pahlawan bagi United. Kesalahan tersebut memberikan kesempatan emas bagi tim tamu untuk menyamakan kedudukan.
Setelah gol tersebut, permainan Manchester United tidak lagi stabil. Mereka kehilangan momentum dan tidak mampu menciptakan peluang berarti hingga akhir pertandingan. Hasil imbang ini jelas merugikan United yang sangat diunggulkan dalam laga kandang.
Rekor Buruk Manchester United di Bawah Ten Hag
Hasil imbang melawan Twente memperpanjang catatan negatif Manchester United di bawah asuhan Erik ten Hag ketika berlaga di kompetisi Eropa. Statistik menunjukkan bahwa dalam sembilan pertandingan terakhir di kompetisi Eropa, Setan Merah hanya mampu memenangkan satu laga. Rekor ini tentu menjadi perhatian serius bagi klub sebesar Manchester United yang pernah berjaya di kancah Eropa.
Dari sembilan pertandingan tersebut, United mencatat lima kekalahan, tiga hasil imbang, dan hanya satu kemenangan. Satu-satunya kemenangan diraih ketika mereka berhasil menundukkan Copenhagen dengan skor 1-0 dalam laga Liga Champions musim lalu di Old Trafford. Namun, kemenangan tersebut tampaknya belum cukup untuk meningkatkan performa tim di ajang Eropa.
Buruknya performa Manchester United di kancah Eropa di bawah Erik ten Hag sangat mengecewakan, mengingat ekspektasi besar yang ada ketika ia ditunjuk sebagai pelatih. Sebagai pelatih yang membawa Ajax sukses di Liga Champions beberapa tahun lalu, harapan besar disematkan padanya untuk membawa United kembali ke masa kejayaan di pentas Eropa. Namun, kenyataan saat ini jauh dari harapan tersebut.
Kekecewaan Erik ten Hag
Usai pertandingan melawan Twente, Erik ten Hag tidak bisa menyembunyikan rasa frustrasinya. Dalam wawancara resmi dengan media klub, pelatih asal Belanda itu mengungkapkan kekecewaannya atas hasil imbang yang seharusnya bisa dihindari. Menurutnya, Manchester United gagal menunjukkan konsistensi di babak kedua, yang akhirnya menyebabkan mereka kehilangan poin berharga.
“Kami unggul 1-0 dan mengendalikan permainan, tetapi kami tidak cukup konsisten di babak kedua. Kami seharusnya bisa mengejar gol kedua untuk memastikan kemenangan, tetapi kami menurunkan level permainan dan membiarkan lawan mencetak gol,” ujar Ten Hag dalam pernyataan resminya.
Frustrasi Ten Hag bukan tanpa alasan. Manchester United memiliki banyak peluang untuk memastikan kemenangan, namun kurangnya ketajaman di lini serang dan kesalahan-kesalahan individu membuat mereka gagal mempertahankan keunggulan. Ini menjadi masalah yang terus menghantui Setan Merah di musim ini, terutama di kompetisi Eropa.
Apa Langkah Selanjutnya untuk Manchester United?
Dengan hasil imbang melawan Twente, Manchester United menghadapi tantangan besar untuk lolos dari fase grup Liga Europa. Mereka kini harus memperbaiki performa mereka di pertandingan-pertandingan selanjutnya, baik di liga domestik maupun di kompetisi Eropa. Erik ten Hag memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar untuk membenahi lini pertahanan dan meningkatkan produktivitas tim di depan gawang.
Selain itu, tekanan dari suporter dan manajemen juga semakin besar. Setiap kegagalan Manchester United di pentas Eropa membuat kredibilitas Ten Hag dipertanyakan. Jika mereka tidak segera memperbaiki performa, masa depan Ten Hag di kursi pelatih bisa menjadi semakin tidak menentu.
Satu hal yang pasti, Manchester United harus segera menemukan solusi untuk memecahkan kebuntuan mereka di Eropa. Tim yang pernah berjaya di era Sir Alex Ferguson ini harus kembali menemukan jati diri mereka jika ingin bersaing dengan tim-tim terbaik di Eropa.
