Rafael Struick, bintang muda Timnas Indonesia, kini tengah menjalani petualangan barunya di Liga Australia bersama Brisbane Roar. Bergabungnya Struick dengan klub A-League tersebut menjadi langkah besar dalam kariernya. Pemain berdarah Indonesia ini diharapkan dapat membawa warna baru bagi tim yang sedang berusaha meningkatkan daya saing mereka di kompetisi domestik.
Ekspektasi terhadap Struick begitu tinggi. Gaya permainannya yang dinamis serta kemampuannya dalam mengolah bola membuat banyak penggemar menaruh harapan besar. Namun, perjalanan di Negeri Kanguru ternyata tidak berjalan semulus yang diinginkan. Struick masih menghadapi tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan atmosfer kompetisi yang berbeda.
Seberapa jauh progresnya sejauh ini? Mari kita bahas lebih dalam.
Menit Bermain yang Masih Terbatas
Sejak resmi bergabung pada September 2024, Struick belum mendapatkan banyak kesempatan bermain sebagai starter. Pelatih Brisbane Roar tampaknya masih melihatnya sebagai opsi pemain pelapis. Dalam beberapa pertandingan, Struick lebih sering masuk dari bangku cadangan dan hanya bermain dalam durasi yang cukup singkat.
Minimnya menit bermain tentu menjadi kendala bagi Struick untuk menampilkan performa terbaiknya. Hingga saat ini, ia baru mencetak satu gol. Namun, jika melihat statistik lainnya, kontribusinya masih tergolong minim. Jumlah tembakan ke gawang, dribel sukses, serta persentase kemenangan duel udara masih belum mencapai angka yang diharapkan. Bahkan, berdasarkan penilaian dari Fotmob, rata-rata ratingnya hanya berkisar di angka 5,7.
Bagi pemain muda seperti Struick, mendapatkan kepercayaan penuh dari pelatih tentu tidak mudah. Ia harus mampu menunjukkan perkembangan yang signifikan agar dapat lebih sering tampil sebagai starter.
Analisis Performa dan Tantangan di Lapangan
Salah satu pertandingan yang cukup menarik perhatian adalah ketika Brisbane Roar berhadapan dengan Central Coast Mariners pada 3 Januari 2025. Dalam laga tersebut, Struick hanya bermain selama sembilan menit sebagai pemain pengganti. Meski memiliki akurasi umpan yang cukup baik, yakni mencapai 89% dalam satu pertandingan, kontribusinya dalam aspek lain masih terbatas.
Sebagai seorang penyerang, ekspektasi utama adalah bagaimana ia mampu menciptakan peluang dan mencetak gol. Namun, Struick masih kesulitan untuk menembus pertahanan lawan. Mobilitasnya memang cukup baik, tetapi penyelesaian akhirnya masih perlu banyak perbaikan.
Selain itu, faktor adaptasi dengan gaya bermain tim juga menjadi tantangan tersendiri. Liga Australia dikenal memiliki tempo permainan yang cukup cepat dan mengandalkan fisik yang kuat. Hal ini tentu berbeda dengan lingkungan yang ia hadapi sebelumnya di Eropa. Struick harus bisa lebih fleksibel dan beradaptasi dengan karakteristik permainan di A-League agar bisa tampil lebih optimal.
Persaingan Ketat di Timnas Indonesia
Di luar kiprahnya di Brisbane Roar, Struick juga harus bersaing di level internasional. Persaingan untuk mendapatkan tempat utama di Timnas Indonesia semakin ketat. Sejumlah pemain muda berbakat terus bermunculan, memberikan tantangan lebih bagi Struick untuk tetap menjadi pilihan utama pelatih.
Jika nantinya pelatih Timnas lebih mengandalkan striker lain, maka Struick mungkin akan lebih banyak dimainkan di posisi sayap. Namun, posisi tersebut pun bukan tanpa pesaing. Pemain seperti Marselino Ferdinan, Egy Maulana Vikri, dan Witan Sulaeman juga memiliki kualitas yang tidak bisa diremehkan. Struick harus mampu menunjukkan fleksibilitasnya dalam bermain di berbagai posisi agar tetap mendapat tempat di skuad Garuda.
Perjalanan karier Pratama Arhan bisa menjadi pelajaran bagi Struick. Arhan sempat mengalami kesulitan mendapatkan menit bermain di klubnya di Jepang dan Korea Selatan sebelum akhirnya memilih berkarier di Thailand. Struick perlu mengambil hikmah dari situasi tersebut dan terus berjuang agar tidak mengalami nasib serupa.
Potensi Besar yang Masih Butuh Waktu
Meski saat ini Struick belum mencapai performa terbaiknya, potensi yang ia miliki masih diakui oleh banyak pihak. Di usianya yang masih 21 tahun, ia memiliki waktu yang cukup panjang untuk berkembang. Pengalaman bermain di ADO Den Haag serta kini di Brisbane Roar menjadi bagian penting dalam proses pertumbuhannya sebagai pesepak bola profesional.
Catatan 25 caps bersama Timnas Indonesia dengan satu gol yang sudah ia cetak juga menjadi bukti bahwa ia memiliki kapasitas untuk bersaing di level internasional. Saat ini, nilai pasarnya diperkirakan mencapai Rp 1,3 miliar berdasarkan data dari Transfermarkt. Jika Struick mampu meningkatkan performanya secara konsisten, angka tersebut berpotensi meningkat di masa mendatang.
Namun, agar dapat berkembang lebih baik, Struick perlu bekerja lebih keras untuk memperbaiki kelemahannya. Fokus pada peningkatan ketajaman di depan gawang serta adaptasi dengan ritme permainan di A-League menjadi langkah penting yang harus ia jalani. Selain itu, ia juga perlu memanfaatkan setiap kesempatan yang diberikan oleh pelatih untuk membuktikan kualitasnya.