Parma berhasil mencuri kemenangan penting atas Juventus dalam lanjutan Serie A 2024/2025. Gol semata wayang Mateo Pellegrino cukup untuk mengamankan tiga poin di kandang sendiri. Meski Juventus tampil lebih dominan dalam penguasaan bola dan jumlah tembakan, efektivitas Parma menjadi kunci kemenangan di laga ini.
Pertandingan digelar pada Rabu, 23 April 2025, di Stadio Ennio Tardini. Hasil ini memberikan dorongan besar bagi Parma yang tengah berjuang menjauh dari zona degradasi. Sebaliknya, Juventus harus menelan kekecewaan karena gagal memanfaatkan peluang untuk masuk ke empat besar klasemen sementara Serie A.
Dominasi Tanpa Hasil: Juventus Kewalahan Ubah Peluang Jadi Gol
Sejak menit awal pertandingan, Juventus langsung mengambil inisiatif menyerang. Menit pertama, Manuel Locatelli sudah mencoba mengancam dengan tendangan dari luar kotak penalti. Namun, bola masih melenceng jauh dari sasaran.
Juventus tampil dominan, namun permainan mereka tidak efektif. Serangan-serangan yang dibangun dari lini tengah seringkali berakhir di kaki bek Parma. Kombinasi Locatelli, McKennie, dan Thuram tidak mampu membongkar lini pertahanan tuan rumah secara konsisten.
Meskipun menguasai 66% penguasaan bola dan mencatatkan 16 percobaan tembakan, Juventus hanya mampu mencatat dua tembakan tepat sasaran. Kurangnya variasi serangan dan minimnya kreativitas di sepertiga akhir menjadi kelemahan mencolok Bianconeri pada laga ini.
Gol Tunggal Pellegrino Jadi Pembeda di Penghujung Babak Pertama
Momentum pertandingan benar-benar berubah menjelang turun minum. Parma yang sebelumnya hanya sesekali melancarkan serangan balik, justru mampu unggul lewat sebuah skema sederhana namun efektif.
Menit ke-45+1, Emanuele Valeri mengirim umpan lambung dari sisi kiri lapangan. Bola langsung mengarah ke jantung pertahanan Juventus. Mateo Pellegrino yang lolos dari kawalan, menyambut bola dengan tandukan keras ke arah kanan atas gawang.
Kiper Juventus, Michele Di Gregorio, tak mampu mengantisipasi arah bola. Gol tersebut menjadi satu-satunya pada pertandingan ini dan mengantar Parma memimpin hingga akhir laga.
Pergantian Pemain Juventus Tak Ubah Keadaan
Memasuki babak kedua, Juventus masih menguasai permainan. Namun, penguasaan bola tersebut tidak diiringi dengan peluang matang. Skema serangan mereka mudah ditebak oleh lini belakang Parma yang tampil disiplin.
Igor Tudor mencoba melakukan perubahan dengan memasukkan Kenan Yildiz dan Tiago Djaló. Kehadiran dua pemain ini sempat menambah variasi serangan. Namun, Parma tetap kokoh bertahan dengan garis pertahanan rendah dan pressing ketat di lini tengah.
Menjelang akhir laga, Juve terlihat frustrasi. Mereka mulai mengandalkan umpan-umpan silang ke kotak penalti. Sayangnya, pertahanan Parma tidak terpancing. Menit ke-90+1, peluang emas sempat datang dari aksi individu Samuel Iling-Junior, namun tembakannya masih menyamping dari gawang.
Statistik Menunjukkan Ketimpangan, Tapi Parma Lebih Efisien
Meski kalah dalam hampir semua aspek statistik, Parma tampil lebih efektif. Juventus tercatat menguasai bola sebanyak 66%, sementara Parma hanya 34%. Juventus juga unggul jumlah tembakan, dengan total 16 berbanding 6 milik Parma.
Namun, dari segi akurasi tembakan tepat sasaran, Parma justru lebih unggul. Tim asuhan Fabio Pecchia mencatatkan tiga tembakan mengarah ke gawang dari enam percobaan. Sementara Juventus hanya mencatatkan dua tembakan tepat sasaran dari 16 upaya.
Performa disiplin lini belakang Parma patut diapresiasi. Dengan hanya 276 operan selama pertandingan, mereka mampu menutup ruang gerak Juventus secara efisien dan tidak memberi ruang bagi Dusan Vlahovic serta Randal Kolo Muani.
Parma Tunjukkan Karakter Tim Bertahan yang Tangguh
Kemenangan atas Juventus juga menjadi bukti bahwa Parma kini menjadi tim yang matang secara taktik, terutama saat bermain di kandang sendiri. Pelatih Fabio Pecchia berhasil membentuk tim dengan karakter bertahan yang kokoh, namun tetap bisa mengancam lewat serangan balik cepat. Dalam laga ini, strategi tersebut berjalan sangat efektif. Parma tidak bermain terbuka dan tidak terjebak dalam ritme permainan Juventus. Mereka justru membiarkan Juventus mendominasi bola dan menunggu momen yang tepat untuk menyerang.
Hal ini terbukti dari cara mereka mencetak gol. Hanya dengan satu peluang matang di akhir babak pertama, Parma mampu mengonversikannya menjadi gol kemenangan. Meski tidak bermain atraktif, hasil akhir membuktikan bahwa efektivitas dan disiplin dalam bertahan bisa menjadi senjata yang mematikan, terutama dalam pertandingan dengan tensi tinggi seperti ini.
Dengan hasil ini, Parma makin percaya diri untuk mengarungi sisa musim Serie A.
Susunan Pemain Kedua Tim: Strategi Kontras di Atas Lapangan
Parma (3-5-2):
Zion Suzuki; Lautaro Valenti, Alessandro Vogliacco, Giovanni Leoni; Enrico Delprato, Adrian Bernabe, Mandela Keita, Simon Sohm, Emanuele Valeri; Mateo Pellegrino, Ange-Yoan Bonny.
Juventus (3-5-2):
Michele Di Gregorio; Pierre Kalulu, Lloyd Kelly, Renato Veiga; Nicolas Gonzalez, Weston McKennie, Manuel Locatelli, Khephren Thuram, Andrea Cambiaso; Dusan Vlahovic, Randal Kolo Muani.
Juventus menurunkan kombinasi pemain muda dan senior di laga ini. Sayangnya, kombinasi tersebut gagal menemukan chemistry yang solid di lini depan. Sementara itu, Parma bermain lebih solid dan efisien. Mereka tidak terlalu sering menguasai bola, namun ketika peluang datang, mereka manfaatkan dengan maksimal.