Kekuatan Timnas Irak menjadi sorotan utama jelang pertemuan mereka dengan Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dalam drawing yang digelar pada Kamis, 17 Juli 2025 pukul 14.00 WIB di Kuala Lumpur, Irak tergabung di Grup B bersama Arab Saudi dan Indonesia. Laga kontra Indonesia akan berlangsung pada 11 Oktober 2025 di Arab Saudi, dan hasilnya diprediksi sangat menentukan arah langkah Garuda ke babak selanjutnya.
Indonesia membuka turnamen melawan Arab Saudi, dan laga melawan Irak menjadi kesempatan kedua untuk mengumpulkan poin penting. Dengan sistem grup kecil yang hanya berisi tiga tim, setiap hasil pertandingan akan berdampak besar terhadap peluang lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Hanya juara grup yang otomatis melangkah, sementara peringkat kedua harus menjalani playoff antarkonfederasi.
Melihat kekuatan lawan, terutama Irak, menjadi hal krusial bagi pelatih Patrick Kluivert dan tim pelatih. Timnas Irak bukan sekadar peserta, melainkan rival tangguh yang memiliki pengalaman, kedalaman skuad, dan sejarah panjang di turnamen besar. Dengan pemahaman yang tepat tentang kekuatan lawan, Indonesia bisa mempersiapkan strategi yang lebih matang dan realistis.
Sejarah dan Prestasi Timnas Irak
Irak adalah salah satu kekuatan tradisional di sepak bola Asia. Prestasi paling ikonik mereka adalah menjuarai Piala Asia 2007, sebuah pencapaian luar biasa yang diraih di tengah situasi politik dan sosial yang tidak stabil di negara mereka. Gelar tersebut bukan hanya kemenangan di atas lapangan, melainkan juga simbol persatuan bagi rakyat Irak.
Tak hanya itu, Irak juga memiliki reputasi kuat di turnamen regional. Mereka tercatat empat kali menjuarai Arab Cup dan Gulf Cup. Keberhasilan ini mempertegas posisi Irak sebagai tim yang selalu tampil kompetitif di tingkat kawasan, serta memiliki mental juara yang teruji.
Irak pernah mencicipi atmosfer Piala Dunia pada tahun 1986 di Meksiko. Meskipun belum kembali lolos ke ajang tersebut, pengalaman tersebut menjadi fondasi dalam membentuk mentalitas pemain generasi berikutnya. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka konsisten menjadi peserta penting di ajang Piala Asia dan kualifikasi Piala Dunia.
Pergantian Pelatih dan Momentum Positif
Memasuki putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Irak melakukan pergantian pelatih. Pada awal Mei 2025, Graham Arnold, eks pelatih timnas Australia, resmi ditunjuk sebagai nakhoda baru. Langkah ini dianggap sebagai bentuk keseriusan federasi Irak dalam menargetkan tiket ke Piala Dunia.
Arnold dikenal sebagai pelatih berpengalaman dengan pendekatan taktik yang terstruktur dan efisien. Ia memperkenalkan filosofi permainan modern yang mengedepankan keseimbangan antara pertahanan dan serangan balik cepat. Dalam laga perdananya, Irak bangkit setelah kekalahan dari Korea Selatan dan sukses meraih kemenangan penting atas Yordania untuk mengamankan tempat di babak keempat.
Keberhasilan itu memberi angin segar bagi skuad Irak. Mereka datang ke Arab Saudi dengan semangat baru dan strategi yang sudah diuji. Kepercayaan diri mereka tinggi, dan venue yang terpusat di Arab Saudi bisa menjadi keuntungan tambahan karena adaptasi iklim dan atmosfer lebih akrab bagi skuad mereka.
Analisis Gaya Bermain dan Ancaman untuk Indonesia
Graham Arnold telah membentuk Irak menjadi tim yang tangguh dalam dua aspek utama: solid di lini belakang dan eksplosif dalam transisi menyerang. Gaya bermain ini terlihat dalam penempatan gelandang bertahan yang disiplin serta kecepatan para pemain sayap dalam membangun serangan balik.
Salah satu nama yang patut diwaspadai adalah Ali Jasim, penyerang muda yang menjadi andalan dalam beberapa laga terakhir. Ia memiliki kecepatan dan insting gol yang tinggi, serta kerap memanfaatkan ruang kosong di belakang garis pertahanan lawan. Selain itu, Irak dikenal memiliki ketajaman dalam bola mati dan sundulan karena postur para pemain yang dominan secara fisik.
Indonesia perlu menyiapkan formasi yang rapi dan tidak mudah kehilangan bola di tengah. Kesalahan sekecil apa pun bisa dimanfaatkan dengan cepat oleh Irak. Disiplin dalam bertahan dan kesabaran dalam membangun serangan akan menjadi kunci menghadapi tekanan tinggi dari lawan.
Strategi dan Tantangan Bagi Timnas Indonesia
Tanpa ragu, pertandingan melawan Irak akan menjadi salah satu laga paling berat yang harus dihadapi Garuda. Apalagi, Timnas Indonesia dipastikan tidak diperkuat Ole Romeny karena cedera. Patrick Kluivert harus memutar otak untuk mencari pengganti sepadan yang mampu memimpin lini depan.
Kunci utama untuk Indonesia adalah penguasaan lini tengah dan transisi cepat. Pemain seperti Marselino Ferdinan, Ivar Jenner, dan Ricky Kambuaya akan memainkan peran penting dalam mendistribusikan bola serta menahan tekanan dari lini tengah Irak. Sementara itu, kecepatan sayap Indonesia juga bisa dimaksimalkan untuk membalikkan keadaan jika Irak terlalu menyerang.
Pertandingan melawan Irak bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal mental. Pemain Indonesia harus mampu tampil tanpa beban dan menunjukkan determinasi tinggi. Sebuah hasil imbang pun bisa menjadi modal penting jika ingin tetap bersaing memperebutkan posisi teratas.