Timnas Arab Saudi menjadi tantangan terbesar bagi Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Sebagai unggulan Pot 1 dalam drawing yang dilangsungkan pada 17 Juli 2025, Arab Saudi tergabung di Grup B bersama Irak dan Indonesia. Turnamen ini akan digelar secara terpusat di Arab Saudi, memberi keuntungan besar bagi mereka meski statusnya tetap dianggap netral.
Pertandingan perdana Grup B akan mempertemukan Indonesia dan Arab Saudi pada 8 Oktober 2025. Laga ini menjadi krusial karena hanya pemuncak grup yang akan langsung lolos ke Piala Dunia 2026, sementara runner-up harus melalui playoff yang tidak mudah. Dengan kata lain, setiap pertandingan menjadi sangat vital, terutama melawan lawan sekuat Arab Saudi.
Sebagai salah satu raksasa sepak bola Asia, Arab Saudi memiliki pengalaman dan tradisi yang solid di kancah internasional. Sejarah panjang mereka di Piala Dunia dan dominasi di level Asia menunjukkan bahwa ini bukan sekadar pertandingan biasa. Oleh karena itu, Timnas Indonesia harus memahami kekuatan dan kelemahan Arab Saudi jika ingin mencuri poin di laga pembuka yang sangat menentukan.
Sejarah dan Prestasi Timnas Arab Saudi
Arab Saudi merupakan salah satu tim tersukses di Asia. Mereka telah menjuarai Piala Asia sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 1984, 1988, dan 1996. Selain itu, mereka juga sempat menjadi runner-up di Piala Konfederasi 1992, yang membuktikan daya saing mereka bahkan di tingkat global.
Di Piala Dunia, Arab Saudi sudah tampil tujuh kali sejak debut pada tahun 1994. Pencapaian terbaik mereka adalah mencapai babak 16 besar pada edisi debut. Yang paling ikonik, tentu saja kemenangan mengejutkan mereka atas juara dunia Argentina pada Piala Dunia 2022—hasil yang menjadi bukti bahwa mereka mampu tampil solid dan mengejutkan tim mana pun.
Dengan kombinasi prestasi masa lalu dan ambisi baru di babak keempat ini, Arab Saudi sangat berpeluang untuk kembali lolos ke Piala Dunia, apalagi bermain di kandang sendiri.
Profil Tim dan Gaya Permainan
Timnas Arab Saudi saat ini menempati peringkat 59 dunia versi FIFA Juli 2025, dan masuk lima besar di Asia. Mereka dikenal memiliki gaya bermain yang disiplin, cepat, dan agresif. Dengan para pemain seperti Salem Al-Dawsari, Saud Abdulhamid, dan Marwan Al-Buraikan, Arab Saudi mengandalkan kecepatan dan teknik tinggi.
Pelatih mereka saat ini adalah Hervé Renard, sosok yang sempat diberhentikan tetapi kemudian kembali ditunjuk setelah kegagalan pelatih sebelumnya, Roberto Mancini. Renard dikenal membawa pendekatan taktis yang fokus pada pressing tinggi, transisi cepat, dan permainan kolektif.
Dengan pemain-pemain yang kini banyak mendapat pengalaman di luar negeri serta didukung liga domestik yang makin kuat karena kehadiran pemain bintang dunia di klub-klub seperti Al Hilal dan Al Nassr, kekuatan Arab Saudi kian matang dan komprehensif.
Keuntungan Bermain di Kandang Sendiri
Turnamen yang berlangsung di Arab Saudi menjadi nilai plus besar bagi Green Falcons. Bermain di kondisi cuaca yang mereka kuasai dan didukung penuh oleh suporter fanatik akan memberikan energi tambahan bagi skuad mereka.
Kelebihan lainnya adalah adaptasi iklim. Negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia tentu akan lebih kesulitan beradaptasi dengan suhu dan kelembapan di kawasan Timur Tengah. Faktor non-teknis inilah yang bisa memperbesar dominasi Arab Saudi atas lawan-lawannya di Grup B.
Performa Terkini dan Persiapan Tim
Meski sempat mengalami fase inkonsistensi dalam babak sebelumnya, Arab Saudi kini berada di jalur yang lebih stabil. Kembalinya Hervé Renard membawa kejelasan strategi dan pendekatan permainan. Dalam laga-laga terakhir, mereka menunjukkan peningkatan performa, termasuk kemenangan krusial atas tim-tim seperti China dan Australia.
Formasi yang digunakan Renard umumnya adalah 4-2-3-1, dengan fokus pada kontrol lini tengah dan agresivitas di sisi sayap. Permainan kolektif mereka kuat, sementara koordinasi antarlini jarang terlihat lemah. Inilah mengapa Timnas Indonesia harus benar-benar bersiap secara taktis dan fisik.
Tantangan Bagi Timnas Indonesia
Menghadapi Arab Saudi di laga pembuka jelas bukan hal mudah. Dengan skuad solid dan keuntungan kandang, Arab Saudi diprediksi akan tampil menekan sejak menit pertama. Tekanan tinggi, permainan cepat, dan dominasi bola akan menjadi senjata utama mereka.
Untuk Indonesia, kunci utama adalah disiplin bertahan dan efektivitas saat menyerang balik. Transisi cepat dan kemampuan membaca ruang harus dimaksimalkan oleh lini tengah dan sayap. Pemain seperti Marselino Ferdinan dan Rafael Struick harus mampu memanfaatkan celah sekecil apa pun yang diberikan.
Kelemahan Arab Saudi kadang muncul saat melawan tim yang bermain rapat dan sabar. Indonesia bisa memanfaatkan strategi itu, asal tidak kehilangan fokus dan tetap konsisten dalam menjaga bentuk permainan.