Wednesday, April 24, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomePiala DuniaMatch Fixing, FIFA Jatuhi Hukuman atau Sanksi Seumur Hidup untuk Pemain Laos

Match Fixing, FIFA Jatuhi Hukuman atau Sanksi Seumur Hidup untuk Pemain Laos

Kabar mengejutkan datang dari Timnas Laos. Sebanyak 45 pemain Laos disanksi larangan bermain seumur hidup. FIFA menjatuhkan sanksi untuk Timnas Laos setelah kesebelasan tersebut terbukti melakukan match fixing.

Berita yang mencoreng nama persepakbolaan Laos ini dikonfirmasi oleh Sekjen Federasi Sepakbola Laos (LFF), Kanya Keomany.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Wakil Presiden LFF Khampeng Vongkhanty, juga menyatakan bahwa kejadian pemberian sanksi untuk Timnas Laos oleh FIFA tersebut amatlah memalukan.

Vongkhanty menyatakan bahwa pihaknya telah menegaskan enggan menerima Kembali maupun memberikan toleransi kepada 45 pemain yang telah terlibat kasus tersebut, tidak peduli seberapa bertalentanya mereka.

Apa Itu Match Fixing

Mungkin istilah ini sudah cukup familiar di telinga para pecinta pertandingan olahraga di dunia. Pada dasarnya, match fixing merupakan praktek yang bertujuan agar pertandingan dapat diatur sebagaimana rupa supaya menghasilkan skor yang sesuai dengan keinginan, atau singkatnya: praktek pengaturan skor.

Tujuan dari match fixing sendiri umumnya tidak lepas dari dunia pertaruhan dan judi. Orang-orang di belakang layar, seperti bandar judi ataupun pemainnya, akan mengatur pertandingan agar menghasilkan skor akhir yang sesuai dengan keinginan pihak-pihak tersebut dengan tujuan—tentu saja—untuk mendapatkan keuntungan besar.

Pada match fixing, suatu tim ataupun pemain individu dibayar untuk sengaja “mengalah” dalam pertandingan.

Tidak hanya tim, wasit dalam pertandingan pun dapat menjadi target dilakukannya match fixing. Secara umum, seluruh komponen dalam suatu pertandingan dapat berpotensi melakukan match fixing.

Kronologi Sebelum Terjadinya Sanksi

Sanksi untuk Timnas Laos yang diberikan oleh FIFA bukan hanya disebabkan oleh satu kejadian saja.

Manipulasi skor pertandingan dilaporkan telah dijalankan selama bertahun-tahun, dan dilakukan di pertandingan-pertandingan tingkat nasional. Sanksi untuk Timnas Laos ini bukanlah sanksi pertama yang diberikan FIFA kepada Laos.

Pada tahun 2020 lalu, tiga pemain asal Laos—Khampheng Sayavutthi, Lembo Saysana, dan Thipphonexay Inthavongsa dijatuhi hukuman oleh FIFA karena terbukti terlibat dalam match fixing pada tahun 2017.

Dalam pertandingan tersebut, Timnas Laos bertanding melawan Timnas Hong Kong dan kalah telak dengan skor 0-4.

Disamping itu, pada tahun 2017 silam, FIFA memberikan sanksi untuk Timnas Laos dengan mengeluarkan keputusan larangan bermain seumur hidup pada 22 orang pemain dan pihak ofisial Laos serta Kamboja yang pada saat itu berafiliasi dengan Lao Toyota FC.

Sebagai sanksi, Laos tidak diperbolehkan untuk tampil di Piala Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) tahun 2018.

LFF mendapat banyak keluhan dari fans, yang mana meyebutkan bahwa Timnas Laos bermain dengan buruk dalam piala AFF 2020 lalu, termasuk dimana saat Laos harus berhadapan dengan Timnas Malaysia dan Timnas Indonesia.

Bahkan pergantian pemain hingga proses cetak gol ke gawang Timnas Laos dirasa terlalu mudah dan janggal. Hal ini mengundang kecurigaan banyak pihak mengenai adanya match fixing yang sengaja dilakukan dengan Timnas Laos.

Kanya Keomany memaparkan, bahwa 45 pemain yang dikenai sanksi untuk Timnas Laos oleh FIFA sudah termasuk di dalamnya mereka yang dijatuhi hukuman pada 2020 lalu.

Kendati demikian, LFF enggan memaparkan seluruh identitas dari ke-45 pemain sepak bola pria yang tergabung dalam Timnas Laos ini.

Banyak pihak yang berpendapat bahwa terjadinya kasus match fixing secara berulang oleh Tim Laos adalah karena pemain-pemain lokal tidak mendapatkan bayaran yang baik dari federasi. Hal ini dicurigai menjadi faktor terbesar penyebab adanya praktik suap di Timnas Laos.

Nasib Timnas Laos

Usai babak belur di Piala AFF 2020 lalu, ditambah lagi kabar dijatuhkannya sanksi untuk Timnas Laos oleh FIFA, kini Laos sedang fokus untuk memperbaiki diri.

Dalam agenda tersebut, LFF menunjuk Michael Weiss, pelatih asal Jerman, untuk menangani Timnas Laos dengan kontrak selama tiga tahun yang berakhir pada 2024 mendatang. Menggantikan posisi V Selvaraj, pelatih Laos asal Singapura.

Michel Weiss sendiri bukan “orang baru” di persepakbolaan tingkat Asia. Sebelumnya, ia pernah menjadi pelatih untuk tim Filipina dan Mongolia. Pada tahun 2012 lalu, Michael berhasil membawa Filipina mencapai peringkat paling tinggi di ranking FIFA.

Memikul harapan besar masyarakat Laos serta LFF, saat ini Micahel Weiss dipercaya untuk mempersiapkan Timnas Senior serta Timnas Laos U-23 yang akan berlaga dalam beberapa pertandingan seperti SEA Games 2022, Piala AFF 2022, serta Piala AFF 2024.

 

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments