Giovanni Cobolli Gigli, mantan presiden Juventus, memperdebatkan peran kunci antara Adrien Rabiot dan Federico Chiesa dalam skuad Bianconeri. Namun, dalam pandangannya, Rabiot memiliki kepentingan yang lebih besar bagi klub dibandingkan Chiesa.
Perbincangan seputar masa depan Rabiot di Juventus menjadi pusat perhatian, terutama karena kontraknya di Turin akan berakhir pada akhir musim ini. Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai keputusan Rabiot untuk bertahan atau pergi dari Juventus, sehingga spekulasi tentang destinasi selanjutnya pun terus berkembang.
Sementara itu, situasi kontrak Federico Chiesa juga menarik perhatian. Meskipun masih memiliki kontrak yang berlangsung hingga tahun depan, namun spekulasi tentang kemungkinan penjualan Chiesa oleh Bianconeri pada musim panas mendatang semakin santer terdengar.
Kedua pemain ini adalah aset berharga bagi Juventus, namun keputusan terkait masa depan mereka mungkin akan bergantung pada strategi transfer klub serta keinginan pribadi masing-masing pemain. Kabar mengenai langkah selanjutnya dari Rabiot dan Chiesa tentu akan menjadi sorotan utama dalam dunia sepak bola dalam beberapa waktu ke depan.
Rabiot Lebih Penting dari Chiesa
Menurut Giovanni Cobolli Gigli, mantan presiden Juventus, Adrien Rabiot memiliki peran yang lebih vital dalam skuad Bianconeri dibandingkan Federico Chiesa. Dalam pandangannya, Rabiot memegang posisi yang lebih penting dan strategis bagi kesuksesan tim, sehingga ia lebih rela melepaskan Chiesa daripada Rabiot jika harus memilih.
Dalam wawancaranya dengan Calciomercato.it, Cobolli Gigli menyatakan dengan tegas, “Saya minta maaf untuk mengatakan ini, tapi saya harus jujur dan mengatakan apa yang sebenarnya saya pikirkan: Rabiot lebih penting untuk skuad ini daripada Chiesa. Jika saya harus mengorbankan seorang pemain demi keseimbangan, itu adalah Chiesa.”
Pernyataan ini menyoroti pandangan yang kuat dari seorang yang memiliki pengalaman dalam dunia sepak bola terkait peran dan nilai yang dimiliki oleh Rabiot dalam struktur tim Juventus. Dengan begitu, spekulasi seputar masa depan kedua pemain ini di Juventus akan semakin menarik perhatian publik, terutama mengingat kontrak Rabiot yang akan segera berakhir.
Mengomentari Sikap Chiesa
Giovanni Cobolli Gigli juga mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap sikap Federico Chiesa dalam pertandingan melawan Genoa pada akhir pekan sebelumnya. Dengan nada yang penuh kepedihan, Cobolli Gigli mengomentari bahwa meskipun Chiesa memiliki bakat dan kualitas yang luar biasa sebagai seorang juara, namun ia kesulitan untuk mengeluarkan potensinya sepenuhnya.
Lebih lanjut, Cobolli Gigli juga menyoroti sebuah insiden yang terjadi antara Chiesa dan rekannya, Dusan Vlahovic, dalam pertandingan tersebut. Mereka terlibat dalam cekcok di lapangan, meskipun keduanya merupakan teman baik di luar lapangan. Menurut Cobolli Gigli, kejadian ini mencerminkan adanya ketidakharmonisan atau masalah internal dalam tim, yang mungkin perlu ditangani lebih lanjut.
Komentar ini menggambarkan keprihatinan dari seorang tokoh berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja Chiesa. Serta potensi dampaknya terhadap dinamika tim secara keseluruhan. Dengan demikian, sikap dan perilaku Chiesa akan menjadi fokus perhatian, baik dari pihak klub maupun para penggemar, dalam perjalanan karirnya di Juventus maupun di level kompetisi yang lebih luas.
Perbandingan Statistik Adrien Rabiot vs Federico Chiesa di Serie A Musim 2023/2024
Berikut adalah statistik Adrien Rabiot dan Federico Chiesa di Serie A musim 2023/2024:
Adrien Rabiot:
- Main: 23 pertandingan
- Gol: 4
- Assist: 3
- Kartu Kuning: 6
- Kartu Merah: 0
Federico Chiesa:
- Main: 24 pertandingan
- Gol: 7
- Assist: 1
- Kartu Kuning: 1
- Kartu Merah: 0
Dari data tersebut, terlihat bahwa Federico Chiesa tampil lebih produktif dalam hal mencetak gol dengan mencatat 7 gol. Sementara Adrien Rabiot lebih banyak memberikan kontribusi assist dengan 3 assist. Meskipun begitu, keduanya memiliki peran yang signifikan dalam skuad Juventus di Serie A musim tersebut.
Klasemen Juventus
Klasemen Juventus dalam Serie A musim ini menunjukkan performa yang stabil, meskipun tidak mencapai posisi puncak. Dengan 17 kemenangan, 8 seri, dan 4 kekalahan dari total 29 pertandingan, Juventus menempati posisi ketiga dengan total 59 poin. Klub ini berhasil mencetak 44 gol dan hanya kebobolan 23 gol, menciptakan selisih gol sebanyak +21.
Dalam klasemen, Juventus berada di bawah Inter Milan dan AC Milan. Inter Milan menduduki posisi teratas dengan keunggulan signifikan, meraih 76 poin dari 24 kemenangan, 4 seri, dan 1 kekalahan. Mereka juga memiliki selisih gol yang luar biasa dengan +57. Sementara AC Milan berada di posisi kedua dengan 62 poin, mengumpulkan 19 kemenangan, 5 seri, dan 5 kekalahan, dengan selisih gol +22.