Kapten Persib Bandung, Marc Klok, melontarkan pernyataan menarik terkait mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Dalam sebuah wawancara dengan media asal Belanda, Klok menyebut Shin Tae-yong sebagai sosok yang memiliki gaya kepemimpinan diktator. Komentar ini mengundang perhatian publik, terutama setelah Shin Tae-yong dipecat dari posisinya pada awal Januari 2025.
Shin Tae-yong, yang sempat memimpin Timnas Indonesia sejak 2019, telah menjadi figur kontroversial di dunia sepak bola Indonesia. Meski dianggap berjasa dalam membangun fondasi sepak bola nasional, gaya kepemimpinannya sering mendapat kritik. Berikut ulasan lebih lengkap tentang situasi ini.
Shin Tae-yong dan Pemecatannya yang Mengejutkan
Keputusan PSSI untuk memutus kontrak Shin Tae-yong, meskipun masih berlaku hingga 2027, mengejutkan banyak pihak. Pengumuman resmi pemecatan dilakukan pada Senin, 6 Januari 2025. Langkah ini memicu berbagai respons, baik pro maupun kontra, di kalangan penggemar sepak bola.
Selama masa jabatannya, Shin Tae-yong memang berhasil membawa Timnas Indonesia ke beberapa prestasi. Namun, kegagalan dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi salah satu alasan utama pemecatan tersebut. Selain itu, hubungan Shin dengan para pemain juga disebut-sebut menjadi faktor lain yang memengaruhi keputusan ini.
Komentar Marc Klok: Menyebut Shin Tae-yong Sebagai Diktator
Marc Klok, yang sempat menjadi andalan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, memberikan pandangan menarik tentang mantan pelatihnya. Dalam wawancara dengan ESPN NL, Klok mengungkapkan bagaimana Shin Tae-yong menjalankan tugasnya dengan gaya kepemimpinan yang dominan.
“Dia (Shin Tae-yong) benar-benar seorang diktator. Dia ingin selalu berada di atas kelompoknya,” ujar Marc Klok.
Pernyataan ini menyoroti bagaimana Shin Tae-yong sering kali dianggap terlalu otoriter dalam mengelola tim. Meski begitu, Klok juga mengakui kontribusi Shin dalam membangun sepak bola Indonesia selama lima tahun masa kepelatihannya. Menurutnya, Shin berhasil membawa perubahan positif dalam pengembangan pemain muda meskipun gaya kepemimpinannya menjadi kontroversi.
Masalah Komunikasi di Dalam Tim
Selain gaya kepemimpinan yang keras, komunikasi Shin Tae-yong dengan para pemain juga menjadi sorotan. Shin yang berasal dari Korea Selatan dinilai tidak cukup aktif belajar bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan hambatan dalam berinteraksi dengan tim.
Marc Klok menyoroti bagaimana masalah komunikasi ini berdampak pada kenyamanan pemain. “Kendala bahasa menjadi penghalang utama. Banyak pemain merasa frustrasi, termasuk saya,” kata Klok.
Ia menambahkan bahwa komunikasi yang buruk dapat menyebabkan ketegangan di dalam tim. Klok bahkan mengungkapkan bahwa dirinya pernah berkonflik dengan Shin Tae-yong akibat perbedaan pendapat. Dalam beberapa kasus, pemain yang tidak sepaham dengan pelatih bahkan bisa dicoret dari tim.
Prestasi dan Kontroversi Shin Tae-yong
Shin Tae-yong dikenal sebagai pelatih ambisius yang membawa perubahan signifikan dalam Timnas Indonesia. Selama lima tahun, ia berhasil mencatatkan prestasi seperti membawa Indonesia ke final Piala AFF, meskipun trofi juara masih belum diraih. Upaya Shin untuk meningkatkan kualitas pemain muda diapresiasi banyak pihak, mengingat fokusnya pada pembinaan jangka panjang.
Namun, kariernya juga diwarnai kontroversi. Kegagalan dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi sorotan utama yang mencederai rekam jejaknya. Selain itu, gaya kepemimpinan Shin yang tegas kerap menimbulkan ketegangan, terutama dengan pemain senior. Sementara pemain muda merasakan dampak positif dari arahannya, beberapa pemain senior mengaku kurang nyaman. Pemecatan Shin akhirnya mengakhiri masa jabatannya yang penuh dinamika di Timnas Indonesia.