Kompetisi Liga Champions musim 2019-2020 telah berhasil dimenangi oleh Bayern Munchen. Klub asal Jerman tersebut memang disebut sebagai salah satu klub terkuat di Liga Champions dan dianggap sebagai calon juara sejak awal kompetisi. Dan anak asuh Hansi Flick tersebut berhasil membuktikan pernyataan tersebut.
Bayern Munchen berhasil meraih trofi Liga Champions setelah mempermalukan Barca dengan skor 8-2 di babak semifinal. Kemenangan tersebut menjadi jalan menuju babak final untuk bertemu Paris Saint Germain. Pertandingan yang dihelat di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal pada Senin 24 Agustus 2020 lalu. Namun sayangnya pasukan Thomas Tuchel harus menelan kekalahan 1-0 dari Bayern Munchen.
Memenangkan trofi adalah target semua klub. Namun apa yang dilakukan Bayern Munchen adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Robert Lewandowski dan rekan-rekan berhasil memenangkan Liga Champions musim lalu dengan tanpa mengalami kekalahan. Kemudian mereka juga berhasil meraih treble winner.
Dalam sejarah kompetisi Liga Champions, ada nama beberapa klub yang notabene sering dianggap sebagai klub yang menjadi langganan juara atau bahkan sangat sering mencapai babak 18 besar.
Untuk saat ini, Bayern Munchen menjadi salah satu klub terkuat di Liga Champions musim lalu. Skuad Bayern Munchen, diisi oleh banyak pemain berbakat dan memiliki kualitas di atas rata-rata. Pelatih Bayern Munchen sebelumnya, Niko Kovac, dipecat setelah kalah 1-5 dari Eintracht Frankfurt.
Hansi Flick yang menjadi penggantinya, berhasil membawa Bayern Munchen ke jalur juara. Berhasil memenangkan kompetisi bahkan sampai menjuarai Liga Champions. Rekor yang berhasil diraih Bayern Munchen adalah kemenangan 11 pertandingan terakhir Liga Champions, disapu bersih dengan kemenangan semuanya.
Real Madrid juga menjadi klub terkuat di Liga Champions. Los Blancos juga selalu mencatatkan namanya ke dalam daftar klub yang bermain di Liga Champions. Catatan terbaiknya ketika pada musim 2016-2017, dimana mereka berhasil memenangkan gelar ganda kontinental yang pertama kalinya semenjak 1958.
Real Madrid sempat dianggap telah mencapai puncaknya, karena di liga domestik, Real Madrid sudah tertinggal 16 poin di belakang sang rival, Barcelona ketika musim telah berakhir. Namun Real Madrid secara mengejutkan berhasil menaklukkan Eropa kembali.
Los Blancos kerap kesulitan bermain konsisten di kompetisi La Liga. Namun perjalanan mereka di kancah Eropa terbilang lebih nyaman dan mudah bisa melaju ke babak final Liga Champions. Real Madrid juga bisa dengan mudah menyingkirkan pesaing mereka dari klub elit di seluruh Eropa.
Dalam perjalanannya meraih trofi Liga Champions ke 13, Real Madrid menang 5-2 atas Paris Saint Germain, 4-3 atas Juve, dan menang 4-3 ketika bertemu Bayern Munchen. Kemenangan tersebut berhasil membawa El Real melaju ke babak final dan berhadapan dengan Liverpool.
Gareth Bale yang berhasil mencetak 2 gol di pertandingan tersebut, berhasil menjadi pahlawan kemenangan Real Madrid. Kemenangan 3-1 atas Liverpool tersebut berhasil membuat Real Madrid berhasil membawa pulang trofi ke 13 Liga Champions mereka.
Barcelona berubah menjadi salah satu klub legendaris kala Pep Guardiola masih menjabat di kursi kepelatihan. Musim pertama Pep Guardila bersama Barca menjadi salah satu musim titik balik Barcelona yang tidak akan terlupakan.
Pep Guardiola merubah gaya bermain Barca dan filosofi bermain klub. Barca bermain sangat offensif dengan skuad yang didominasi oleh pemain jebolan La Masia, akademi Barca. Leo Messi muda kala itu menjadi ikon dan kunci kesuksesan Barca. Ia berhasil mencetak 38 gol hanya dalam 51 pertandingan. Capaian tersebut berhasil membawanya menjadi tok skorer klub dalam perjalanan klub meraih treble winner pertama meraka.
Barcelona juga termasuk dalam salah satu klub elit Eropa yang terkuat di Liga Champions. Leo Messi dan kawan-kawan berhasil menyingkirkan Bayern Munchen, Olypmique Lyon dan Chelsea dalam perjalanan meraih trofi Liga Champions musim itu.
Di pertandingan puncak Liga Champions, Barca dipertemukan dengan raksasa Inggris asuhan Sir Alex Ferguson, Manchester United yang sama-sama klub terkuat di Liga Champions. Barcelona yang saat itu memang sedang on fire dan memiliki target bisa menyelesaikan musim dengan meraih treble winner, berhasil mengalahkan Setan Merah melalui gol yang dicetak oleh Leo Messi dan Samuel Eto’o.