Kerugian Persebaya Di Liga 1 Tahun Lalu Belum Tertutup – Pada musim 2020 Persebaya tidak lagi memiliki skuad mewah, bahkan nanti di pertandingan tim tersebut hanya mengandalkan pemain mudah di Piala Menpora 2021. Kerugian Persebaya di Liga 1 tahun lalu yang ditiadakan mencapai 30 miliar.
Padahal, sebelumnya Persebaya dikabarkan akan menjadi tim yang bisa memenangkan kejuaraan di Liga . Kompetisi yang berhenti dikarenakan Covid-19 ini memang menimbulkan kerugian besar untuk beberapa klub selain Persebaya.
Persebaya Surabaya menjadi salah satunya. Kerugian Persebaya di Liga 1 bukan dalam jumlah sedikit meskipun klub ini tak lagi menggunakan fasilitas skuad yang mewah.
Skuad yang bertabur bintang itu membuat mereka layak mendapatkan gelar juara. Bahkan manajemen klub memang menata dengan sangat bagus mental para pemain dalam klub untuk memiliki mental juara.
Persebaya sudah mengamankan satu tempat untuk Konate yang awalnya juga diincar oleh Persib Bandung dan Bhayangkara FC. Performanya saat ini dibutuhkan untuk menopang striker ganas David da Silva yang menjadi mesin gol terakhir.
Mereka berhasil menunjukkan kedalaman skuad dan kualitas dalam menjuarai Piala Gubernur 2020. Sayang, upaya untuk meraih trofi di Liga 1 2021 ini harus dihentikan karena pandemi yang terus berlanjut.
Meskipun dikabarkan Liga 1 2021 akan dilangsungkan hanya saja waktunya yang harus mundur, namun Persebaya tetap mengalami kerugian. Kerugian Persebaya di Liga 1 bukan hanya soal materi namun juga pada waktu dan tenaga.
Mengingat di tahun sebelumnya kejadian semacam ini sudah menimbulkan kerugian, maka Persebaya sudah mulai waspada. Meskipun Liga 1 2021 ini dikabarkan tetap ada meski mundur, namun keadaan bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Tak mau mengalami hal yang sama yakni kerugian Persebaya di Liga 1 maka klub ini melakukan manajemen yang lebih rapi lagi. Hal ini disebabkan karena Persebaya tak ingin rugi milyaran kedua kalinya.
Kerugian Persebaya Di Liga 1 Tak Boleh Dirasakan Oleh Tim Lain
ditundanya Liga 1 2021 ini membuat semua klub mengalami kerugian. Pihak PT LIB sendiri mengaku sudah melakukan pertemuan dengan perawakilan klub membicarakan kompensasi kerugian.
Jika sampai batal, maka ini bukan menjadi pertama kalinya bagi Persebaya Surabaya dan klub lain mengalami kerugian dengan kasus yang sama. Tahun sebelumnya dengan alasan wabah masih berlanjut maka Liga 1 ditidadakan.
Beruntungnya, tahun ini kerugian yang akan diterima oleh Pihak Persebaya tak boleh dirasakah klub lain. Setidaknya jangan dengan jumlah yang sama, sehingga keuangan klub tetap stabil terlebih saat ini masih dalam masa pandemi.
Pihak Persebaya memang sudah mengingatkan potensi adanya kerugian. Ini berbekal dengan pengalaman yang sudah pernah ada yakni kerugian Persebaya di Liga 1 2020 dengan angka milyaran.
Terlebih untuk para pemain yang sudah berlatih dan memiliki semangat tinggi, bisa saja semangat tersebut hilang perlahan. Mengingat memang kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya.
Meski mengetahui potensi kerugian yang akan diterima, Persebaya tak lantas berontak dengan kebijakan pemerintah. Protokol kesehatan tetap dipatuhi dan juga anjuran pemerintah tetap dipenuhi.
Pihak Persebaya sangat berharap PT LIB bisa mengambil langkah yang pasti dan strategis dalam kaitannya mengamankan kondisi finansial klub dan juga ekosistem sepak bola nasional.
“Persebaya berharap PSSI dan PT LIB juga mengambil langkah-langkah strategis dalam kaitan mengamankan ekosistem sepak bola nasional,” Jelas Ram Surahman selaku Sekretaris Persebaya.
Kerugian Persebaya di Liga 1 hendaknya dijadikan pengalaman oleh tim lainnya, karena kondisi yang tidak pasti saat ini membuat kita harus selalu waspada. Keuangan klub harus tetap stabil mengingat pembiayaan pemain harus terus berjalan.
Kini, banyak pemain yang sudah mulai ingin mengambil langkah baru dengan bermain di negara lain. Hal ini karena ketidak pastian kompetisi yang ada di Indonesia.
Sangat wajar jika hal itu dilakukan oleh para pemain. Terlebih setelah melihat sisi dari negara lain yang sudah mulai melonggarkan aturan serta memperbolehkan kerumunan di pesta bola, contohnya Piala Eropa 2020.
Oleh sebab itu, kerugian Persebaya di Liga 1 tahun sebelumnya yang harus ditutup tahun ini ditakutkan malam mendapat kerugian kembali. Jika seperti itu berulang, apa yang harus dilakukan oleh pihak klub untuk stabilisasi keuangan?