Winger berbakat Timnas Indonesia U-23, Witan Sulaeman, membagikan kabar terbaru terkait kondisinya setelah mengalami cedera kepala. Insiden ini terjadi saat Timnas Indonesia U-23 bersaing melawan Guinea dalam babak play-off Olimpiade 2024. Pertandingan yang digelar di Stade Pierre Pibarot, Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis pada Kamis (9/5) tersebut berakhir dengan kekalahan 0-1 bagi Timnas Indonesia.
Witan Sulaeman menampilkan semangat juang yang luar biasa di lapangan, bahkan bermain sampai darah penghabisan untuk membela timnya. Namun, nasib tidak berpihak padanya ketika ia mengalami benturan keras dengan pemain Guinea di babak pertama. Akibatnya, kepalanya terluka dan harus diperban. Namun, perban tersebut terlepas di babak kedua, mengungkapkan kedalaman cedera yang dialaminya.
“Saya sempat dijahit lima jahitan setelah pertandingan kemarin, dan bahkan dokter menyatakan bahwa luka ini belum benar-benar kering. Saya harus menunggu empat hari lagi,” ungkap Witan Sulaeman kepada wartawan ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Sabtu (11/5).
Pernyataan ini mencerminkan kegigihan dan dedikasi Witan untuk terus berjuang meskipun menghadapi cedera yang cukup serius.
Witan Sulaeman: Memimpin Timnas Indonesia U-23 sebagai Kapten
Dalam laga kontra Guinea, Witan Sulaeman mendapat kehormatan menjadi kapten Timnas Indonesia U-23. Penunjukan ini dilakukan oleh pelatih Shin Tae-yong sebagai pengganti Rizqi Ridho yang absen karena akumulasi kartu merah.
Bagi Witan Sulaeman, ditunjuk sebagai kapten merupakan sebuah kebanggaan dan tanggung jawab yang besar. Sebagai seorang pemimpin di lapangan, gelandang yang membela Bhayangkara FC ini merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap timnya.
“Saya merasa siapapun yang menjadi kapten di lapangan memiliki hak untuk berbicara dan memberikan arahan kepada rekan-rekannya. Sebagai kapten, saya merasa dituntut untuk memberikan contoh yang baik dan menjaga semangat juang tim,” ungkapnya.
Tanggung jawab ini pun diterimanya dengan lapang dada, dengan keyakinan bahwa setiap keputusan yang diambilnya haruslah yang terbaik untuk tim. Witan Sulaeman menyatakan bahwa pelatih Shin Tae-yong telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin tim, dan ia berkomitmen untuk melakukan yang terbaik dalam perannya sebagai kapten.
Istri Witan: Yang Kalian Tertawakan Ini Namanya Perjuangan
Rismahani, istri dari kapten Timnas Indonesia U-23, Witan Sulaeman, angkat bicara mengenai perjuangan suaminya di lapangan hijau. Insiden yang terjadi saat Timnas Indonesia U-23 berhadapan dengan Guinea dalam babak play-off Olimpiade 2024 di Stadion Clairefontaine, Prancis pada Kamis (9/5) menjadi sorotan utama.
Kepala Witan Sulaeman terpaksa dibalut perban sebagai akibat dari duel sengit dengan pemain Guinea di babak pertama. Luka yang dialaminya membuatnya harus mendapat perawatan khusus, dengan harapan agar ia bisa melanjutkan pertandingan dengan semangat yang tak kenal menyerah.
Namun, sayangnya, pemasangan perban di kepala Witan tidak berjalan dengan lancar. Perban tersebut mulai terbuka dan bahkan copot pada babak kedua pertandingan. Kejadian ini tidak hanya menarik perhatian para penonton di lapangan, tetapi juga menjadi perbincangan hangat di dunia maya.
“Yang kalian tertawakan, kata Witan, ‘ini namanya perjuangan’,” ujar Rismahani dalam unggahan di akun Instagram pribadinya. Ungkapan ini mencerminkan semangat dan keteguhan hati Witan dalam menghadapi cobaan di lapangan, serta dukungan tanpa syarat dari sang istri yang selalu berada di belakangnya.
Witan Sulaeman: Keteguhan Hati Melebihi Cederanya
Kisah keteguhan hati Witan Sulaeman menjadi sorotan setelah dia harus dirawat di ambulans dan menerima lima jahitan akibat cederanya dalam pertandingan tersebut. Pemain yang saat itu berstatus pinjaman dari Persija Jakarta dan bermain untuk Bhayangkara FC ini, telah menunjukkan keberaniannya di lapangan hijau.
Rismahani, istri dari Witan Sulaeman, turut memberikan pandangan mengenai perjuangan suaminya. “Dia sedang tidak baik-baik saja. Ini bukan candaan. Dia menangis. Diberi tanggung jawab menjadi kapten, makanya dia bermain lebih dari biasanya,” ungkapnya dengan nada prihatin.
Meski mengalami cedera serius, Witan Sulaeman tetap bertahan hingga akhir pertandingan, bahkan ketika perban di kepalanya terlepas. Rismahani menambahkan, “Kepala sudah pecah malah bermain sampai menit akhir bahkan perban sampai terlepas. Ayah berjuang terlalu keras. Ternyata ayah lebih kuat dari lawan.”
Rismahani juga menyoroti kesalahan yang terjadi di dalam kotak penalti, yang menurutnya seharusnya dapat dihindari oleh Timnas Indonesia U-23. Namun, dia tetap bersyukur atas perjuangan yang telah diberikan oleh suaminya. “Terima kasih perjuangan ayah. Dengan segala hormat kapten,” tambahnya dengan penuh rasa bangga dan penghargaan.