Pertandingan pekan krusial BRI Liga 1 2024/2025 antara Arema FC dan Semen Padang mulai dilingkupi tensi panas. Bukan hanya karena posisi genting di klasemen, tetapi juga karena pernyataan kontroversial yang dilontarkan salah satu petinggi klub. Penasehat Semen Padang, Andre Rosiade, menyuarakan kekhawatiran soal potensi praktik kecurangan menjelang laga. Ucapannya yang menyebut soal “mafia” dalam unggahan media sosial menjadi sorotan tajam.
Pertandingan ini akan digelar pada Sabtu, 25 Mei 2025, di Stadion Kanjuruhan, Malang. Di tengah situasi yang memanas, Arema FC merespons tegas. Mereka menyerukan sikap bijaksana dan mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi nilai sportivitas dalam sepak bola profesional.
Semen Padang di Ujung Jurang: Laga Penentu Nasib
Laga melawan Arema FC akan menjadi momen hidup mati bagi Semen Padang. Klub berjuluk Kabau Sirah tersebut kini berada dalam situasi kritis di papan bawah klasemen. Mereka wajib meraih kemenangan jika ingin menjaga peluang bertahan di Liga 1 musim depan.
Jika mereka kalah, dan dua pesaing terdekat yakni PSS Sleman serta Barito Putera meraih kemenangan, maka Semen Padang harus rela terdegradasi ke Liga 2. Situasi ini membuat laga melawan Arema FC sangat vital. Maka tak heran, emosi dan ketegangan mulai menyeruak, tidak hanya di lapangan, tetapi juga di luar stadion.
Di tengah tekanan inilah, muncul kembali narasi lama yang sempat terlupakan. Andre Rosiade mengungkit kenangan pahit Piala Presiden 2017. Kala itu, Semen Padang merasa dirugikan oleh keputusan dan hasil pertandingan saat melawan Arema FC.
Kontroversi di Media Sosial: Tudingan dan Kekhawatiran
Melalui unggahan Instagram Story, Andre Rosiade menulis, “Kami siap bertarung di Kanjuruhan tapi meminta perlindungan dari PSSI akan bahaya mafia.” Ucapan ini seolah menyiratkan kecurigaan terhadap potensi kecurangan dalam pertandingan mendatang. Ungkapan tersebut langsung menyulut perdebatan luas di kalangan publik sepak bola Indonesia.
Banyak pihak menganggap pernyataan tersebut tidak pada tempatnya, apalagi di saat atmosfer kompetisi begitu kompetitif. Sebab insinuasi seperti itu dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap integritas liga dan perangkat pertandingan.
Arema FC Menjawab Tegas: Fokus pada Profesionalisme dan Fair Play
Menanggapi pernyataan Andre, manajemen Arema FC angkat bicara melalui General Manager mereka, Yusrinal Fitriandi. Ia mengimbau agar semua pihak menunjukkan kedewasaan dalam menyikapi situasi genting ini. Menurutnya, menjaga sportivitas lebih penting daripada melontarkan tuduhan yang belum tentu berdasar.
“Kami mengharapkan agar semua pihak, terutama para pimpinan klub, dapat bersikap bijaksana, sportif, dan menjunjung tinggi fair play,” ujar Yusrinal dalam rilis resmi pada Senin, 19 Mei 2025.
Yusrinal juga mengingatkan kembali soal pertandingan legendaris di Piala Presiden 2017. Saat itu, Semen Padang sempat unggul 2-0 di Kanjuruhan. Namun, Arema FC mampu membalikkan keadaan dan menang 5-2 lewat lima gol Cristian Gonzales. Yusrinal menegaskan bahwa kemenangan itu bukan hasil intervensi apa pun, melainkan hasil dari kerja keras dan strategi matang tim.
“Kelolosan ke final Piala Presiden 2017 itu adalah murni hasil kerja keras, strategi, dan profesionalisme tim kita,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa sepak bola seharusnya menjadi sarana pemersatu, bukan ajang saling curiga yang sarat dengan muatan negatif.
Laga Arema FC vs Semen Padang Digelar Tanpa Penonton
Dalam kondisi panas menjelang laga, pertandingan ini akan digelar tanpa penonton. Hal ini merupakan konsekuensi dari sanksi yang dijatuhkan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada Arema FC. Suasana hening di dalam stadion diharapkan dapat meredam potensi gesekan dan membuat fokus tertuju pada permainan.
“Kami mengimbau agar semua pihak, baik pemain, pelatih, ofisial, maupun suporter, dapat menghormati keputusan tersebut dan fokus pada pertandingan,” kata Yusrinal lagi.
Ia menegaskan bahwa Arema FC tetap memegang teguh komitmen untuk menjunjung tinggi sportivitas. Tidak hanya itu, mereka juga menyatakan kepercayaan penuh terhadap perangkat pertandingan yang ditunjuk oleh operator liga.
Harapan untuk Pertandingan yang Berkualitas dan Bebas dari Kontroversi
Di tengah derasnya sorotan dan tekanan menjelang pertandingan ini, baik Arema FC maupun Semen Padang diharapkan mampu menampilkan permainan terbaik mereka. Publik sepak bola Indonesia tentu menginginkan laga yang berlangsung fair, transparan, dan kompetitif.
Kompetisi di level tertinggi seperti Liga 1 harus menjadi contoh. Bukan hanya soal kualitas teknik permainan, tetapi juga soal etika, sportivitas, dan sikap profesional di dalam serta di luar lapangan.
Saling menghargai, baik antar pemain, ofisial, maupun manajemen klub, merupakan fondasi penting dalam membangun citra positif sepak bola Indonesia. Tuduhan yang tidak disertai bukti nyata hanya akan merusak semangat kompetisi yang sehat dan menjatuhkan moral seluruh elemen pertandingan.
Dengan semangat tersebut, publik menantikan bagaimana dua tim ini akan menjawab tantangan bukan hanya melalui pernyataan, tetapi melalui aksi nyata di lapangan hijau.