Romelu Lukaku bersama tim barunya kini tengah bersukacita. Akhirnya, Inter Milan maju ke final Liga Eropa musim kompetisi 2019/2020. Ini tentu membuat Lukaku menjadi sorotan utama di balik keberhasilan Inter Milan menyingkirkan Shakhtar Donetsk dari jalan menuju final Liga Europa musim ini. Inter milan akhirnya bisa tampil lebih maksimal di partai puncak usai menang dengan skor telak 5-0 pada semifinal di Dusseldorf, Jerman, dini hari tadi.
Lukaku berhasil mencetak dua gol dan satu assist di pertandingan tersebut. Sementara dua gol lainnya dicetak oleh L Lautaro Javier Martinez dan satu gol lagi oleh Danilo D’Ambrosio.
Dengan kemenangan ini, Lukaku dinilai sebai pemain yang memiliki peran yang cukup sentral di lini depan Inter Milan. Penampilannya jauh lebh baik ketimbang saat pemain asal Belgia tersebut masih berlaga di MU yang justru menuai kekalahan di babak final Liga Europa pada musim ini.
Inter Milan Maju ke Final, Ini Kata Lukaku Pada MU
Berhasil membawa Inter Milan maju ke final Liga Europa, Lukaku pun turut mengomentari mengenai MU. Saat diwawancarai wartawan selepas pertandingan, Lukaku banyak menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan MU.
“MU sudah menampilkan usaha terbaiknya, dan mereka sudah melewati musim yang baik,” kata Lukaku seperti dilansir Metro.co.uk.
“Menurut saya, Ole Gunnar Solskjaer juga sudah bekerja dengan sangat optimal, dan pemain-pemain mereka sudah menunjukkan kemampuan terbaik mereka,” ujar Lukaku menambahkan.
Pada tahun 2017, Romelu Lukaku didatangkan Setan Merah dari Everton. MU memboyong pemain Belgia itu ke Old Trafford karena naksir dengan keahliannya di depan gawang.
Namun, performa Lukaku justru tidak mengalami perkembagan yang cukup baik bersama MU. Selama dua musim berlaga bersama Setan Merah, Lukaku tampil sebanyak 66 kali dan mencetak 28 gol di semua ajang kompetisi.
Dan pada tahun lalu, MU menjual Lukaku ke Inter Milan. Beruntungnya, Lukaku berhasil mencetak 33 gol dalam 36 laga.
Pesan untuk MU
Meskipun dianggap sebagai pemain buangan MU, Lukaku tetap bangga melihat perkembangan yang dialami Setan Merah. Apalagi setelah melihat performa sejumlah pemain muda Setan Merah saat ini.
“Mason Greenwood muncul, Martial, dan Rashford juga. Saya mengharapkan MU bisa maju dengan pemain terbaik mereka. Saya ikut senang. Mereka bisa diandalkan untuk pertandingan musim depan,” kata Lukaku.
Selain berhasil membawa nama Inter Milan ke final Liga Europa, Lukaku juga berpeluang mencetak rekor baru bersama Nerazzurri. Hanya saja, Lukaku lebih tertarik dengan kemenangan Inter atas Sevilla.
“Semuanya akan baik-baik saja dan kami akan terus berusaha semaksimal mungkin. Rekor ada untuk dipatahkan, dan kami ingin kemenangan,” katanya.
“Mempersiapkan diri kami dengan baik sangatlah penting. Kami beristirahat, lalu bermain lagi. Performa tim sangat maksimal dan semuanya melakukan yang terbaik. Kami latihan dengan keras. Ini bisa dibilang berat, namun Anda lihat hasil yang diraih di lapangan. Kami ingin tetap semangat seperti ini,” beber Lukaku.
Sementara itu, MU yang diharapkan bisa menjuarai Liga Europa musim ini justru gagal melaju ke babak final. Langkah Setan Merah tersebut terhenti setelah dikalahkan Sevilla dengan skor 1-2.
“Mari kita tempatkan di posisi yang tepat, Lukaku tidak berjuang untuk mencetak gol di MU,” ujar mantan pemain Manchester United, Paul Ince, kepada BT Sport seperti dilansir dari Metro.co.uk.
“Dia terlihat tidak terlalu senang ada di bawah Jose Mourinho. Terkadang Anda bisa saja merasa senang setelah menemukan sosok yang tepat, negara yang tepat. Dengan begitu, Anda akan menunjukkan kemampuanmu,” beber Ince.
Lukaku mulai direktur MU pada tahun 2017 lalu karena tertarik dengan performa pemain asal Belgia itu. Namun selama dua musim, Lukaku hanya tampil 66 kali di semua kompetisi dan mencetak 28 gol saja.
Hal serupa juga disampaikan mantan pemain yang pernah menjadi bagian dari MU, Owen Hargreaves. Menurutnya, mental bertanding Lukaku juga terlihat jauh berbeda saat berlaga di Inter Milan.
“Saya pikir dia tidak mendapat apa yang diinginkannya di MU. Menurut saya, dia terlalu tertekan di sana. Dia tidak bisa tampil fleksibel. Dia seperti merasa terbebani. Lain halnya di Inter, bahkan ia bisa membawa Inter Milan maju ke final,” kata Hargreaves yang bersama-sama Ince menjadi komentator di BT Sport.