Tuesday, May 21, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot NewsIndonesia U-23 vs Guinea U-23: 3 Keputusan Wasit Francois Letexier Ini Bikin...

Indonesia U-23 vs Guinea U-23: 3 Keputusan Wasit Francois Letexier Ini Bikin Emosi!

Kekalahan Timnas Indonesia U-23 dari Guinea U-23 dalam babak play-off Olimpiade 2024 yang melibatkan keputusan wasit Francois Letexier kian membuat netizen marah. Dengan hasil tersebut, impian untuk mengakhiri penantian selama 68 tahun untuk lolos ke Olimpiade harus sirna.

Pertandingan yang berlangsung pada Kamis (9/5) di Stade Pierre Pibarot, Clairefontaine-en-Yvelines, berakhir dengan skor 0-1 untuk keunggulan Guinea U-23. Namun, kekalahan ini tidak terlepas dari kontroversi yang mengelilingi kepemimpinan wasit Francois Letexier, yang dianggap merugikan Timnas Indonesia U-23.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Francois Letexier, wasit asal Prancis, menuai kritik karena memberikan dua penalti kontroversial kepada Guinea U-23. Penalti pertama yang dieksekusi oleh Ilaix Moriba pada menit ke-28 berhasil masuk ke gawang Timnas Indonesia U-23, memberikan keunggulan bagi lawan. Namun, penalti kedua yang dilakukan oleh Algassime Bah pada menit ke-78 dapat ditepis oleh penjaga gawang Timnas Indonesia U-23, Ernando Ari.

Dalam situasi yang penuh ketegangan ini, banyak yang mempertanyakan keputusan Francois Letexier yang dinilai merugikan Timnas Indonesia U-23. Berbagai spekulasi dan analisis pun muncul untuk mengungkap kebenaran di balik keputusan wasit tersebut.

Kami telah mencoba mengurai berbagai keputusan kontroversial Francois Letexier yang dianggap merugikan Timnas Indonesia U-23. Apa saja itu? Berikut ulasannya.

1. Penalti dari Pelanggaran Witan Sulaeman, Padahal Seharusnya di Luar Kotak Penalti

Insiden kontroversial antara Witan Sulaeman dan Algassime Bah menjadi sorotan utama dalam pertandingan tersebut. Menurut tayangan ulang, keduanya terlibat dalam duel di luar kotak penalti Timnas Indonesia U-23, di mana Algassime Bah tergelincir dan jatuh di dalam kotak penalti.

Pada situasi semacam ini, menurut aturan sepak bola yang berlaku, seharusnya pelanggaran diluar kotak penalti seharusnya berujung pada tendangan bebas bagi Guinea, bukan penalti bagi Timnas Indonesia U-23. Namun, ketiadaan sistem Video Assistant Referee (VAR) dalam pertandingan tersebut membuat Francois Letexier tidak memiliki kesempatan untuk mereview insiden tersebut.

Keputusan yang diambil oleh wasit tetap bulat, yaitu memberikan tendangan penalti bagi Guinea, tanpa adanya peninjauan ulang yang mungkin dapat memperjelas situasi tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran teknologi VAR dalam membantu wasit dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dan adil dalam pertandingan sepak bola.

2. Tekel Bersih Alfreandra Dewangga Malah Diberi Pelanggaran

Insiden yang melibatkan tekel dari Alfreandra Dewangga kepada Algassime Bah menjadi momen krusial dalam pertandingan tersebut. Dari tayangan ulang, posisi wasit Francois Letexier terlihat sangat jelas ketika Alfreandra Dewangga melakukan tekel di dalam kotak penalti Timnas Indonesia U-23, dengan tekel tersebut juga berhasil mengenai bola lebih dulu.

Meskipun tekel tersebut tampak bersih dan diarahkan ke bola, Algassime Bah tetap terjatuh sebagai akibat dari tekel tersebut. Namun, menurut aturan sepak bola yang berlaku, tekel yang diarahkan ke bola dan berhasil mengenainya lebih dulu seharusnya dianggap bersih, bukan pelanggaran yang berujung pada penalti bagi lawan.

Reaksi marah dari pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, terhadap keputusan Francois Letexier adalah wajar mengingat kejadian yang terjadi. Namun, nasib apes menimpa Shin Tae-yong ketika ia malah diusir keluar dari lapangan karena menerima dua kartu merah.

3. Shin Tae-yong Dikartu Merah

Insiden yang menimpa Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia U-23, menjadi sorotan dalam pertandingan tersebut. Shin Tae-yong menyuarakan protes keras terhadap keputusan wasit Francois Letexier saat memberikan penalti kedua untuk Guinea, meskipun dari tayangan ulang terlihat jelas bahwa tekel yang dilakukan oleh Alfreandra Dewangga bersih dan mengenai bola.

Awalnya, Francois Letexier memberikan kartu kuning kepada Shin Tae-yong sebagai peringatan atas protesnya yang keras. Namun, karena Shin Tae-yong terus melancarkan protes tanpa henti, akhirnya ia diberikan kartu kuning kedua oleh wasit tersebut.

Kehilangan Shin Tae-yong di pinggir lapangan tentu merupakan kerugian besar bagi Timnas Indonesia U-23. Sebagai peracik strategi utama, keberadaannya sangat vital dalam memberikan arahan dan motivasi kepada para pemainnya. Tanpa kehadiran Shin Tae-yong, skuad Garuda Muda kesulitan untuk mengatasi tekanan dan menyusun kembali strategi permainan mereka.

Dalam sisa pertandingan, kepergian Shin Tae-yong memang memberikan dampak yang cukup signifikan. Timnas Indonesia U-23 tampaknya kehilangan sedikit momentum dan kohesi dalam permainan mereka. Pada akhirnya membuat mereka gagal untuk menyamakan kedudukan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments