Evan Dimas adalah nama yang tidak asing di dunia sepak bola Indonesia. Sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, Evan dikenal karena kecerdasannya dalam mengatur permainan. Pemain kelahiran Surabaya ini mengawali kariernya dengan gemilang dan sempat menjadi pilar utama Timnas Indonesia, mulai dari kelompok usia muda hingga level senior.
Kariernya dimulai dengan cemerlang ketika ia membawa ` U-19 meraih gelar Piala AFF U-19 2013. Keberhasilannya mengantar tim meraih trofi itu membuatnya dikenal luas oleh publik sepak bola Tanah Air. Evan Dimas kemudian menembus tim senior dan menjadi andalan di lini tengah selama bertahun-tahun.
Namun, perjalanan sepak bolanya tidak selalu berjalan mulus. Setelah dilepas Persik Kediri pada pertengahan musim BRI Liga 1 2024/2025, Evan memilih untuk mengalihkan fokusnya ke dunia kepelatihan. Keputusan ini cukup mengejutkan banyak pihak, mengingat usianya yang masih tergolong muda untuk pensiun dari sepak bola profesional.
Kini, di usia 29 tahun, Evan Dimas mengambil jalur baru sebagai pelatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Saraswati Tulungagung, Jawa Timur. Dengan pengalaman yang dimilikinya, ia ingin berbagi ilmu dan membangun generasi muda pesepak bola Indonesia.
Dari Kapten Timnas hingga Memilih Jalur Kepelatihan
Sebagai kapten Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas memainkan peran krusial dalam keberhasilan tim meraih Piala AFF U-19 2013. Keberhasilannya di turnamen tersebut menjadi titik balik bagi kariernya, yang kemudian membawanya ke berbagai klub besar di Indonesia dan luar negeri.
Dengan gaya bermain yang tenang, akurasi umpan yang tinggi, serta kemampuan mengatur tempo permainan, Evan Dimas menjadi andalan berbagai pelatih, mulai dari Alfred Riedl hingga Shin Tae-yong. Ia menjadi bagian dari proyek besar Timnas Indonesia dalam beberapa turnamen internasional.
Namun, setelah hengkang dari Arema FC, performa Evan mulai menurun. Ia mengalami kesulitan untuk mendapatkan menit bermain reguler saat bergabung dengan PSIS Semarang dan Persik Kediri. Hal ini membuatnya mulai mempertimbangkan opsi lain di dunia sepak bola.
Keputusan Evan untuk beralih ke dunia kepelatihan tidaklah tiba-tiba. Ia telah mengantongi lisensi kepelatihan C AFC, yang menjadi modal awal bagi karier barunya. Menurut laporan dari Jawa Pos, ia kini aktif membina pemain muda di SSB Saraswati Tulungagung, sebuah akademi sepak bola yang berfokus pada pengembangan bakat lokal.
Jejak Karier Profesional Evan Dimas
Sebagai seorang pesepak bola profesional, Evan Dimas telah melanglang buana di berbagai klub, baik di dalam maupun luar negeri. Berikut adalah perjalanan kariernya:
Klub yang Pernah Dibela:
- Bhayangkara FC (2014-2018) – Meraih gelar juara Liga 1 pada tahun 2017 dan menjadi salah satu pemain kunci dalam skuad tersebut.
- Selangor FC (2018-2019) – Mencoba peruntungan di Liga Malaysia dan mendapatkan pengalaman bermain di luar negeri.
- Barito Putera (2019-2020) – Kembali ke Indonesia dan membela klub asal Kalimantan.
- Persija Jakarta (2020-2021) – Membantu Persija meraih trofi Piala Menpora 2021.
- Bhayangkara FC (2021-2022) – Kembali ke klub yang membesarkan namanya setelah periode sebelumnya.
- Arema FC (2023-2024) – Menjadi bagian dari skuad Arema dalam kompetisi Liga 1.
- PSIS Semarang (2024) – Bermain dalam waktu singkat bersama PSIS sebelum pindah ke klub lain.
- Persik Kediri (2024) – Klub terakhir yang dibela sebelum memutuskan beralih ke dunia kepelatihan.
Selain membela klub, Evan Dimas juga merupakan bagian penting dari Timnas Indonesia di level senior. Ia telah mencatatkan 43 caps dan mencetak 11 gol untuk tim nasional. Salah satu momen pentingnya bersama Timnas Indonesia adalah ketika ia tampil di Piala AFF 2020, di mana ia dipercaya sebagai kapten tim.
Fokus Baru: Membangun Generasi Muda Sepak Bola Indonesia
Peralihan Evan Dimas dari pemain profesional ke pelatih di usia yang masih tergolong muda menunjukkan bahwa ia ingin tetap berkontribusi bagi sepak bola Indonesia. Menjadi pelatih di SSB Saraswati Tulungagung adalah langkah awal bagi karier barunya dalam dunia kepelatihan.
Dengan pengalaman bermain di berbagai level kompetisi, Evan berpotensi menjadi sosok penting dalam membina pemain muda. Ia dapat memberikan wawasan taktis, kedisiplinan, dan mentalitas pemenang kepada para anak didiknya.
Meski masih dalam tahap awal, keputusan Evan Dimas untuk beralih profesi ke dunia kepelatihan bisa menjadi inspirasi bagi banyak pemain lain. Ia membuktikan bahwa kontribusi terhadap sepak bola tidak harus selalu dilakukan di dalam lapangan, tetapi juga dapat dilakukan dengan membangun generasi penerus yang lebih baik.