Tuesday, April 8, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot NewsDeretan Manajer yang Sukses Menyalip Pep Guardiola di Klasemen Akhir Liga

Deretan Manajer yang Sukses Menyalip Pep Guardiola di Klasemen Akhir Liga

Pep Guardiola dikenal luas sebagai salah satu manajer paling sukses dalam sejarah sepak bola modern. Prestasinya bersama Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City telah mengubah standar baru dalam permainan menyerang dan penguasaan bola. Sejak memulai karier kepelatihannya, Guardiola telah memenangkan 12 gelar liga dari 15 musim. Ini adalah pencapaian luar biasa.

Namun, meski dominasinya sangat kuat, ada beberapa manajer yang pernah mencuri panggung darinya. Mereka bukan hanya mampu bersaing, tapi juga berhasil finis di atas tim-tim yang ditangani Guardiola. Dan kini, muncul nama-nama seperti Arne Slot, Mikel Arteta, hingga Nuno Espirito Santo yang tampil impresif musim ini. Apakah mereka akan menambah daftar langka ini?

- Advertisement -
asia9QQ

Berikut adalah empat manajer yang pernah sukses mengakhiri musim di atas Pep Guardiola.

1. Jose Mourinho – Real Madrid (Musim 2011/2012)

Salah satu persaingan klasik yang tak terlupakan di dunia sepak bola adalah pertarungan Pep Guardiola dengan Jose Mourinho. Pada musim 2010, Mourinho direkrut oleh Real Madrid dengan harapan bisa menghentikan dominasi Barcelona.

Musim pertamanya memang belum berhasil menggeser Barca di liga, namun ia langsung mempersembahkan trofi Copa del Rey. Puncaknya terjadi di musim kedua. Mourinho membawa Real Madrid menjuarai La Liga dengan rekor luar biasa: 100 poin dan 121 gol.

Barcelona, yang saat itu masih diperkuat Lionel Messi, harus puas di posisi kedua. Meski Messi mencetak 50 gol dalam satu musim liga, Barca tertinggal sembilan poin dari Madrid. Tekanan berat dalam persaingan ini turut mempengaruhi Guardiola. Ia kemudian memutuskan untuk beristirahat dari dunia kepelatihan dan menghabiskan setahun di New York.

2. Antonio Conte – Chelsea (Musim 2016/2017)

Setelah meninggalkan Bayern, Pep Guardiola melanjutkan petualangannya bersama Manchester City pada tahun 2016. Banyak yang menantikan bagaimana ia akan beradaptasi dengan kerasnya Premier League.

Musim debutnya dimulai dengan cukup baik. City mencatat enam kemenangan beruntun, namun inkonsistensi segera terlihat memasuki pertengahan musim. Pada saat yang sama, Antonio Conte melakukan manuver brilian di Chelsea.

Conte menerapkan sistem tiga bek yang solid. Taktik ini membawa Chelsea mencetak 13 kemenangan beruntun. Tim London tersebut menutup musim dengan 91 poin dan keluar sebagai juara liga.

Guardiola harus puas finis di peringkat ketiga. Musim tersebut menjadi satu-satunya musim dalam kariernya di mana ia tidak memenangkan satu pun trofi.

3. Mauricio Pochettino – Tottenham Hotspur (Musim 2016/2017)

Musim 2016/2017 ternyata menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Guardiola. Selain Chelsea yang dominan, Tottenham Hotspur di bawah asuhan Mauricio Pochettino juga menunjukkan performa luar biasa.

Tottenham menjadi satu-satunya penantang serius Chelsea sepanjang musim. Dengan barisan pemain muda seperti Harry Kane, Dele Alli, dan Son Heung-min, Spurs tampil konsisten. Mereka berhasil meraih posisi kedua dengan torehan 86 poin.

Dalam dua pertemuan melawan Manchester City, Spurs menang 2-0 dan imbang 2-2. Kombinasi serangan cepat dan lini tengah yang agresif membuat mereka mampu menahan dominasi City. Guardiola dan timnya harus puas menutup musim di peringkat ketiga, tertinggal delapan poin dari Tottenham.

4. Jurgen Klopp – Liverpool (Musim 2019/2020)

Setelah bersaing ketat dengan Manchester City di musim sebelumnya, Jurgen Klopp akhirnya membawa Liverpool menuju kejayaan di musim 2019/2020. Ini adalah momen bersejarah bagi klub Merseyside yang sudah lama menanti gelar liga.

Liverpool tampil sangat konsisten. Dalam 27 pertandingan awal, mereka hanya kehilangan dua poin. Dominasi yang mereka tunjukkan tidak terbantahkan. Klopp berhasil menciptakan tim dengan keseimbangan sempurna antara serangan cepat dan pertahanan disiplin.

Musim itu, Liverpool mengoleksi 99 poin. Mereka unggul jauh dari Manchester City, yang finis di peringkat kedua dengan selisih 18 poin. Meskipun City mampu menang besar 4-0 atas Liverpool di pekan-pekan akhir, hasil itu tak mengubah klasemen karena The Reds sudah memastikan gelar juara lebih awal.

Potensi Tambahan Musim Ini: Slot, Arteta, atau Santo?

Musim 2024/2025 membawa nuansa baru di Premier League. Manchester City tidak mendominasi seperti biasanya. Mereka justru tertinggal dalam perburuan gelar. Liverpool di bawah Arne Slot, Arsenal yang dilatih Mikel Arteta, serta kejutan dari Nottingham Forest bersama Nuno Espirito Santo, menjadi kandidat serius untuk finis di atas City.

Hingga saat ini, City masih berada di peringkat kelima. Mereka terpaut cukup jauh dari Liverpool, Arsenal, dan bahkan Forest. Jika tren ini berlanjut, daftar manajer yang pernah finis di atas Guardiola bisa saja bertambah.

Guardiola tentu tidak akan tinggal diam. Namun, musim ini menjadi ujian tersendiri bagi sang maestro taktik. Perjuangan untuk mempertahankan dominasi semakin berat di tengah kompetisi yang kian ketat dan tidak terduga.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments