Monday, October 6, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisBruno Fernandes Disebut Jadi Kelemahan dalam Formasi Tiga Bek Ruben Amorim, Ini...

Bruno Fernandes Disebut Jadi Kelemahan dalam Formasi Tiga Bek Ruben Amorim, Ini Analisis Lengkapnya

Sistem tiga bek yang diterapkan Ruben Amorim di Manchester United menjadi sorotan publik belakangan ini. Banyak yang menilai bahwa Bruno Fernandes menjadi titik lemah dalam formasi tersebut. Padahal, secara teori, taktik ini dirancang untuk memaksimalkan penguasaan bola dan meningkatkan stabilitas pertahanan. Mantan manajer Timnas Inggris, Glenn Hoddle, pun ikut menyoroti perdebatan ini. Ia menilai bahwa ide dasar Amorim sebenarnya sangat bagus, namun masih membutuhkan adaptasi, terutama pada area tengah yang diisi oleh Fernandes dan Casemiro.

Sejak diangkat sebagai manajer Manchester United tahun lalu, Amorim memperkenalkan pendekatan baru dengan formasi 3-4-2-1. Dalam skema ini, Bruno Fernandes berperan sebagai penghubung antara lini tengah dan lini serang. Namun, peran tersebut ternyata menimbulkan permasalahan tersendiri. Ketika tim kehilangan bola, Fernandes sering terlambat turun membantu pertahanan, membuat area tengah menjadi mudah dieksploitasi oleh lawan. Meski begitu, Hoddle menilai sistem tersebut tetap menjanjikan jika para pemain dapat beradaptasi dan memahami tanggung jawab taktis masing-masing.

- Advertisement -
asia9QQ


MU Berbahaya Saat Menguasai Bola

Menurut pengamatan Glenn Hoddle, Manchester United sebenarnya terlihat berbahaya ketika menguasai bola. Dalam sistem tiga bek, mereka memiliki keleluasaan lebih besar dalam membangun serangan dari belakang. Ketika menghadapi tim kuat seperti Arsenal dan Liverpool, Amorim menunjukkan bagaimana sistem ini bisa memberikan kontrol yang baik di lapangan.

“Saya menyukai sistem tiga bek ini, terutama ketika mereka menguasai bola. Dalam beberapa laga besar, mereka tampil dominan dan efektif,” ujar Hoddle. Ia mencontohkan bagaimana MU sukses menekan Liverpool musim lalu dengan umpan-umpan progresif dan rotasi cepat di lini tengah. Hal itu membuktikan bahwa sistem ini bukan masalah utama.

Keunggulan dari formasi 3-4-2-1 adalah fleksibilitasnya. Dua gelandang serang bisa bergeser ke sisi sayap untuk membuka ruang, sementara bek sayap naik membantu tekanan. Dengan pemain seperti Mason Mount dan Rasmus Højlund di lini depan, United bisa menampilkan permainan cepat yang sulit diantisipasi. Namun, semua itu bekerja hanya ketika mereka menguasai bola. Begitu kehilangan penguasaan, celah di tengah mulai terlihat jelas.


Lini Tengah Jadi Titik Lemah

Meski ada potensi besar dalam sistem Amorim, Hoddle menyoroti kelemahan signifikan di lini tengah. Ia menyebutkan bahwa Bruno Fernandes dan Casemiro sering kali tidak cukup cepat dalam melakukan transisi ke bertahan. Ketika lawan menyerang balik, area antara lini tengah dan pertahanan kerap terbuka lebar.

“Saya rasa masalah dari taktik ini terletak di aspek bertahan mereka. Amorim harus mengubah cara mereka bertahan,” ungkap Hoddle. Ia menambahkan bahwa Fernandes, meski memiliki visi luar biasa dalam menyerang, cenderung kurang disiplin saat tim kehilangan bola. Sementara itu, Casemiro tidak lagi secepat dulu untuk menutup ruang lawan. Kombinasi keduanya membuat MU mudah ditekan ketika menghadapi tim dengan pressing tinggi.

Kondisi ini semakin jelas terlihat dalam laga melawan tim-tim dengan serangan cepat. Ketika lawan mampu memanfaatkan ruang di antara gelandang dan bek, tiga bek MU menjadi terlalu terbebani. Hoddle menyarankan agar Amorim mempertimbangkan rotasi di lini tengah atau menurunkan pemain yang lebih dinamis, seperti Kobbie Mainoo atau Scott McTominay, untuk menjaga keseimbangan.


Bukti Sistem Masih Efektif

Meski kritik berdatangan, Ruben Amorim membuktikan bahwa sistem tiga bek ini masih relevan. Dalam pertandingan terakhir melawan Sunderland di Old Trafford, Manchester United tampil solid dan meraih kemenangan 2-0. Gol dari Mason Mount dan Benjamin Sesko menjadi bukti bahwa tim mulai memahami peran mereka dalam skema ini.

MU mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang berbahaya. Struktur tiga bek memungkinkan mereka menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Di sisi lain, Bruno Fernandes tampil lebih disiplin dengan membantu pressing lebih awal di area tengah. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan dalam penerapan strategi Amorim.

Keberhasilan tersebut menjadi bukti bahwa masalah utama bukan pada sistem, melainkan pada eksekusi di lapangan. Adaptasi pemain terhadap peran baru mereka masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Amorim. Jika Fernandes bisa menyeimbangkan kreativitasnya dengan tanggung jawab defensif, formasi tiga bek ini berpotensi membawa MU kembali ke jalur kemenangan yang konsisten.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments