Real Madrid kembali menunjukkan keunggulannya dalam adu penalti, kali ini saat menghadapi Atletico Madrid di babak 16 besar Liga Champions. Laga ini berlangsung dengan ketegangan tinggi, diwarnai keputusan kontroversial yang melibatkan penalti Julian Alvarez.
Atletico memulai pertandingan dengan baik setelah Conor Gallagher mencetak gol cepat pada menit ke-27. Gol tersebut membuat agregat menjadi imbang 2-2, membuka harapan bagi tim asuhan Diego Simeone. Namun, meski kedua tim saling serang selama 120 menit, tidak ada tambahan gol yang tercipta. Adu penalti pun menjadi penentu nasib kedua tim.
Momen kontroversial terjadi saat Julian Alvarez mengambil tendangan penalti untuk Atletico Madrid. Sepakannya terlihat masuk ke gawang Thibaut Courtois, tetapi VAR kemudian menganulir gol tersebut karena Alvarez dianggap menyentuh bola dua kali sebelum bola masuk ke gawang. Keputusan ini memicu perdebatan, namun sesuai dengan aturan yang berlaku dalam Laws of the Game.
Adu Penalti yang Menegangkan dan Keputusan VAR yang Krusial
Adu penalti antara Real Madrid dan Atletico Madrid selalu menjadi tontonan yang dramatis. Dalam laga ini, Real Madrid kembali keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2. Antonio Rudiger menjadi eksekutor terakhir yang memastikan kemenangan dengan tendangan penalti yang sempurna.
Namun, momen paling kontroversial terjadi saat Julian Alvarez gagal mencetak gol dari titik putih. Saat menendang, Alvarez tergelincir, yang menyebabkan bola mengenai kakinya dua kali sebelum masuk ke gawang Courtois. Awalnya, gol tersebut dianggap sah, tetapi setelah tinjauan VAR, wasit menganulirnya karena melanggar aturan yang berlaku.
Keputusan ini mengubah jalannya adu penalti. Jika gol Alvarez disahkan, skor akan menjadi 2-2 dan tekanan akan beralih ke Real Madrid. Namun, dengan dianulirnya penalti tersebut, skor tetap 3-1 untuk Los Blancos, memberi mereka keuntungan besar untuk mengunci kemenangan.
Aturan IFAB yang Menjadi Dasar Keputusan
Menurut Laws of the Game yang dikeluarkan oleh IFAB (International Football Association Board), aturan penalti sangat jelas mengenai situasi seperti yang dialami Julian Alvarez. Berdasarkan Aturan 14.1, seorang penendang penalti tidak diperbolehkan menyentuh bola dua kali sebelum bola disentuh pemain lain.
Bunyi aturan tersebut adalah sebagai berikut:
“The kicker must not play the ball again until it has touched another player.”
Aturan ini berlaku dalam semua situasi, baik saat penalti pertama kali dieksekusi maupun ketika bola memantul dari tiang atau mistar gawang. Dalam kasus Julian Alvarez, bola mengenai kakinya dua kali akibat terpeleset, yang secara otomatis membuat golnya tidak sah.
Reaksi Pemain dan Pelatih Terhadap Keputusan Wasit
Keputusan VAR ini tentu menimbulkan reaksi beragam. Thibaut Courtois, kiper Real Madrid, mengatakan bahwa timnya langsung menyadari adanya sentuhan ganda pada penalti Alvarez.
“Saya merasa ada yang aneh, jadi kami langsung memberi tahu wasit. Ternyata benar ada sentuhan ganda, dan itu tidak dihitung,” kata Courtois.
Mantan kiper Newcastle, Shay Given, juga mengomentari keputusan tersebut. Ia menegaskan bahwa aturan ini memang harus ditegakkan, meskipun insiden yang terjadi tampak tidak disengaja.
“Terkadang Anda melihat bola ditendang dari satu kaki ke kaki lainnya dan berubah arah. Di sini, bola memang tidak terlalu berubah arah, tetapi jelas Alvarez menyentuhnya dua kali. Aturan permainan sudah jelas,” ujar Given.
Sementara itu, kubu Atletico Madrid merasa dirugikan oleh keputusan ini. Diego Simeone, pelatih Atletico, mengungkapkan kekecewaannya atas hasil pertandingan.
“Saya memahami aturan ini, tapi ini tetap menyakitkan. Kami sudah berjuang keras sepanjang pertandingan, dan kejadian seperti ini tentu sangat mengecewakan,” ucapnya dalam konferensi pers.
Keunggulan Mental Real Madrid di Situasi Krusial
Terlepas dari kontroversi yang terjadi, Real Madrid kembali membuktikan bahwa mereka adalah tim yang memiliki mentalitas juara. Ini adalah kali keenam mereka berhasil menyingkirkan Atletico Madrid melalui adu penalti dalam pertandingan sistem gugur.
Mentalitas dan pengalaman di level tertinggi menjadi faktor penentu kemenangan mereka. Meskipun sempat berada dalam tekanan setelah kebobolan lebih dulu, tim asuhan Carlo Ancelotti tetap tenang dan mampu membalikkan keadaan.
Dengan kemenangan ini, Real Madrid melangkah ke perempat final dan tetap menjadi salah satu kandidat kuat untuk menjuarai Liga Champions musim ini. Sementara itu, Atletico Madrid harus menerima kenyataan pahit dan fokus untuk meraih hasil terbaik di kompetisi domestik La Liga.