Mikel Arteta kesal dan tidak bisa mengelak lagi. Dia mengakui Arsenal layak kalah dari Newcastle dalam duel pekan
ke-37 Premier League 2021/22, Selasa (17/5/2022). The Gunners pulang dengan tangan hampa dari St. James’ Park.
Granit Xhaka dkk. dipaksa bertekuk lutut dengan skor 0-2. Harapan finis di 4 besar pun semakin tipis.
Kekalahan ini terbilang mengejutkan. Arsenal sempat memimpin dalam balapan finis empat besar.
Nahas, dua kekalahan terakhir membuat mereka merosot ke peringkat lima. Arteta pun mengakui bahwa Arsenal
layak kalah di pertandingan tersebut. Kini, dia mengakui bahwa Arsenal mungkin tidak siap bermain di Liga
Champions musim depan. Arteta tidak bisa mengelak, Arsenal main buruk dan Newcastle layak menang.
Tampaknya skuad Arsenal tidak bisa menerapkan instruksi Arteta di lapangan. Biar begitu, Arteta ogah berdalih.
Arteta kesal karena pasukannya tidak menunjukan apapun
Arteta mengatakan Newcastle layak memenangi pertandingan dan mereka jauh lebih baik dari timnya.
Pasukan Arteta tidak menunjukkan apa pun dalam pertandingan. Mereka jauh lebih baik di setiap departemen di
lapangan dan kami sangat buruk saat membawa bola. Banyak hal yang terjadi di pertandingan, tapi itu bukan dalih
karena mereka jauh lebih baik dari tim Arteta. Arteta mengakui bahwa timnya kewalahan di pertandingan tersebut
dan tidak bisa mengimbangi level permainan yang ditunjukkan Newcastle. Dia mencoba mengubah beberapa hal di
tengah pertandingan, tapi situasinya sulit. Arteta mengungkapkan ada beberapa momen ketika timnya tampak lebih
baik, tapi eksekusi timnya sangat buruk dan dengan mudahnya memberikan gol kepada lawan dengan sangat buruk.
Arteta kesal karena Newcastle 10 kali lebih baik dari kami dan performa timnya sama sekali tidak berada
di level yang cukup jika ingin bermain di Liga Champions. Dengan kekalahan ini, peluang empat besar lepas dari
tangan Arsenal. Sekarang, dengan satu laga tersisa, mereka hanya berharap Tottenham kalah.
Arteta merasa sangat kecewa. Hasil ini sangat menyakitkan. Sebelumnya nasib timnya berada di tangan sendiri dan
sekarang tidak demikian. Pekan terakhir Premier League 2021/22 akan dimainkan bersamaan pada Minggu 22 Mei 2022.
Arsenal akan meladeni Everton, Tottenham menyambangi Norwich City.
Bukan Hasil yang Mengecewakan Bagi Arsenal
Fans Arsenal harus berharap-harap cemas terkait harapan tim finis di empat besar klasemen akhir Premier League 2021/22.
Dua kekalahan beruntun menyulitkan posisi The Gunners. Selasa (17/5/2022), Arsenal keok 0-2 di markas
Newcastle dalam duel pekan ke-37. Hasil ini buruk, pasukan Mikel Arteta merosot ke peringkat lima dan
membiarkan Tottenham menyalip. Pertandingan tersebut bisa dibilang sangat mengecewakan.
Pemain Arsenal tidak bisa menerapkan taktik yang disiapkan Arteta. Skuad muda Arteta tampak tertekan.
Hasil ini memperburuk kekalahan dari Tottenham (0-3) pekan lalu. Sekarang, dengan satu laga sisa, Arsenal hanya
berharap Tottenham kehilangan poin. Arsenal seharusnya ada di posisi unggul untuk finis empat besar.
Namun, Granit Xhaka dkk. justru menelan dua kekalahan beruntun dari Tottenham dan Newcastle.
Kekalahan dari Newcastle tadi dianggap jauh lebih buruk. Menurut Jamie Carragher, analis Premier League, Arsenal
main jauh di bawah standar. Carragher mengira mereka sangat buruk, padahal ia telah jadi salah satu pendukung
Mikel Arteta dan tim Arsenal yang sekarang. Carragher sempat kesal dengan Arsenal yang selalu sama, tapi
sebenarnya dirinya menikmati permainan para pemain muda yang sekarang. Menurut Carragher, fans bisa
mendukung tim yang sekarang.
Sikap pemain
Menurut Carragher, pemain Arsenal tampak kalah sebelum bertanding di markas Newcastle tadi.
Koordinasi antar pemain kacau. Seolah-olah pemain tidak siap turun ke lapangan.
Carragher menambahkan fans hampir bisa terima bahwa tim mereka tidak akan bersaing meraih gelar,
tapi terlihat ada sesuatu yang dibangun. Sayangnya, performa hari ini sangat buruk.
Laga ini ibarat laga final bagi mereka, kita semua tahu betapa pentingnya Liga Champions.
Namun, mereka main begitu buruk di babak pertama dan mengulanginya di babak kedua.
Ini tidak bisa diterima. Bukan hanya soal hasil, melainkan sikap para pemain yang menyebabkan hasil tersebut.
Jika dilihat dari awal pertandingan, banyak pemain yang sepertinya tidak siap untuk terjun ke lapangan pada saat
Laga itu akan berlangsung.