Thursday, September 4, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaAnalisis 5 Pelajaran dari Hasil Imbang Timnas Indonesia U-23 vs Laos di...

Analisis 5 Pelajaran dari Hasil Imbang Timnas Indonesia U-23 vs Laos di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026

Hasil imbang Timnas Indonesia U-23 vs Laos di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 menjadi bahan evaluasi penting bagi skuat Garuda Muda. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, pada Sabtu (3/9/2025) malam WIB ini berakhir dengan skor 0-0. Indonesia tampil dominan sepanjang laga, namun gagal memanfaatkan peluang yang ada. Dominasi penguasaan bola hingga 83 persen tak mampu diterjemahkan menjadi gol karena rapatnya pertahanan Laos serta ketidaktenangan pemain Indonesia dalam menyelesaikan peluang.

Kiper Laos, Kop Lokphathip, menjadi bintang dengan beberapa penyelamatan krusial. Sementara itu, strategi disiplin yang diterapkan pelatih Ha Hyeok-jun membuat Garuda Muda kesulitan menembus lini pertahanan lawan. Di sisi lain, pelatih Indonesia, Gerald Vanenburg, mencoba berbagai cara untuk memecah kebuntuan, mulai dari rotasi pemain hingga mengubah skema permainan. Sayangnya, semua usaha tersebut tidak membuahkan hasil.

- Advertisement -
asia9QQ

Pada pertandingan lain di Grup J, Korea Selatan berhasil menghantam Makau 5-0. Hasil itu membuat Taeguk Warriors langsung memimpin klasemen dan menempatkan Indonesia pada posisi sulit. Kini, Garuda Muda harus memetik kemenangan di laga-laga berikutnya jika ingin menjaga peluang lolos langsung ke putaran final. Dari laga kontra Laos ini, setidaknya ada lima pelajaran penting yang bisa dicatat.


Dominasi Tanpa Hasil

Indonesia mendominasi jalannya pertandingan, tetapi tidak mampu mencetak gol. Statistik mencatat Garuda Muda melepas 25 tembakan, namun hanya lima yang tepat sasaran. Laos tampil disiplin menjaga area pertahanan dan menutup rapat ruang di kotak penalti.

Kurangnya efektivitas dalam pengambilan keputusan menjadi masalah utama. Para pemain terlalu terburu-buru saat memasuki sepertiga akhir lapangan, sehingga peluang yang tercipta tidak berbuah gol. Kondisi ini menunjukkan bahwa dominasi permainan belum tentu menjamin kemenangan jika tidak disertai penyelesaian akhir yang klinis.


Masalah Lama yang Kembali Muncul

Kebuntuan di lini depan bukan masalah baru bagi Timnas Indonesia U-23. Pada ajang Piala AFF U-23 2025, tim asuhan Gerald Vanenburg juga mengalami persoalan serupa. Mereka hanya mampu tampil produktif saat menghadapi tim lemah seperti Brunei Darussalam.

Meski sudah memanggil striker naturalisasi Rafael Struick untuk memperkuat lini serang, masalah efektivitas tetap menghantui. Situasi ini menjadi alarm penting bahwa Indonesia butuh variasi taktik ofensif yang lebih baik jika ingin bersaing di level Asia.


Minimnya Efektivitas Bola Mati

Selain serangan terbuka, peluang emas Indonesia sebenarnya datang dari situasi bola mati. Garuda Muda memperoleh sembilan tendangan sudut serta beberapa lemparan jauh Robi Darwis. Namun, eksekusi dari kesempatan tersebut tidak maksimal.

Padahal, Indonesia memiliki pemain dengan postur tinggi yang bisa dimanfaatkan untuk duel udara. Sayangnya, koordinasi eksekusi bola mati tidak berjalan baik. Ke depan, tim harus memperbaiki detail kecil ini karena bola mati sering kali menjadi kunci kemenangan di laga ketat.


Laos Terapkan Gaya Shin Tae-yong

Menariknya, gaya permainan Laos di bawah Ha Hyeok-jun membuat banyak pihak mengingat pada Shin Tae-yong. Selain sama-sama berasal dari Korea Selatan, pola permainan yang ditampilkan sangat mirip.

Laos bermain dengan formasi 5-4-1, fokus bertahan rapat, lalu sesekali mencoba transisi cepat. Para pemain mereka juga menunjukkan semangat juang tinggi hingga menit akhir. Pendekatan tersebut sukses membuat frustrasi Vanenburg dan para pemain Indonesia yang gagal memanfaatkan dominasi.


Jalan Terjal Menuju Putaran Final

Hasil imbang melawan Laos memberi kerugian besar bagi Indonesia. Seharusnya, laga ini bisa menjadi modal awal dengan tiga poin. Kini, situasi di Grup J semakin sulit.

Jika Indonesia hanya meraih hasil imbang melawan Makau sementara Korea Selatan kembali menang, peluang menjadi juara grup otomatis akan tertutup. Dalam skenario tersebut, satu-satunya jalan adalah mengincar posisi runner-up terbaik. Artinya, nasib Garuda Muda sangat bergantung pada hasil dari grup lain. Kondisi ini tentu bukan ideal, mengingat persaingan di jalur runner-up biasanya sangat ketat.


Hasil imbang kontra Laos menjadi refleksi penting bagi Timnas Indonesia U-23. Evaluasi harus segera dilakukan agar tim tidak mengulangi kesalahan yang sama di laga berikutnya. Dengan perbaikan di lini depan, pemanfaatan bola mati yang lebih baik, serta disiplin strategi, Garuda Muda masih memiliki peluang untuk bangkit. Laga melawan Makau akan menjadi ujian penting sebelum menghadapi Korea Selatan yang diprediksi lebih berat.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments