AC Milan berhasil mengamankan kemenangan tipis 1-0 atas Hellas Verona dalam laga lanjutan Serie A yang digelar di San Siro, Minggu (16/2/2025). Gol tunggal kemenangan dicetak oleh Santiago Gimenez pada menit ke-75 setelah menerima assist dari Rafael Leao. Hasil ini menjaga asa Rossoneri untuk bersaing di papan atas klasemen.
Namun, kemenangan ini juga mengungkap kelemahan Milan dalam hal penyelesaian akhir. Meski mendominasi jalannya pertandingan, mereka gagal menunjukkan ketajaman yang seharusnya dimiliki tim sekelas mereka. Joao Felix, yang bermain sejak awal laga, tampak frustrasi dengan minimnya jumlah gol yang tercipta. “Kami bisa saja mencetak lebih banyak gol, tetapi yang terpenting adalah tiga poin,” ujar Felix, dikutip dari Sempre Milan.
Dominasi yang Tidak Efektif
AC Milan tampil sangat dominan sepanjang pertandingan, mencatatkan 74% penguasaan bola. Mereka juga unggul dalam jumlah tembakan dengan 18 percobaan dibandingkan Verona yang hanya melakukan 7 tembakan. Namun, efektivitas masih menjadi masalah utama. Dari 18 tembakan yang dilepaskan, hanya tiga yang tepat sasaran.
Tim asuhan Sergio Conceicao seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol untuk menghindari situasi berbahaya. Verona bukanlah lawan yang terlalu sulit, tetapi ketidakmampuan Milan dalam memanfaatkan peluang bisa berakibat fatal jika menghadapi tim yang lebih kuat. Performa ini bisa menjadi alarm bagi Milan menjelang pertandingan-pertandingan penting berikutnya di Serie A maupun Liga Champions.
Santiago Gimenez, Penentu Kemenangan
Santiago Gimenez kembali menunjukkan ketajamannya sebagai predator di lini depan. Golnya ke gawang Verona bukan hanya memastikan kemenangan, tetapi juga memperlihatkan insting tajamnya sebagai striker. Pemain muda asal Meksiko ini semakin menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang bisa diandalkan dalam skema permainan Milan.
Namun, keberhasilan Gimenez tidak boleh menjadi alasan bagi tim untuk berpuas diri. AC Milan tidak bisa terus-menerus bergantung pada satu pemain untuk mencetak gol. Para pemain lain, terutama dari lini tengah, juga harus lebih aktif dalam membantu menciptakan peluang dan menyelesaikan serangan dengan lebih baik.
Joao Felix yang Gelisah
Joao Felix, yang dipercaya turun sejak menit pertama, tampak belum menemukan ritme terbaiknya bersama AC Milan. Meski memiliki kontribusi dalam alur permainan, ia terlihat kurang puas dengan performa tim secara keseluruhan. Raut wajahnya menunjukkan kegelisahan, terutama ketika Milan gagal menambah gol meskipun memiliki banyak peluang.
Felix memiliki ekspektasi tinggi terhadap dirinya sendiri dan rekan setimnya. Ia tahu bahwa Milan harus lebih klinis di depan gawang jika ingin bersaing dalam perburuan gelar. Jika Milan ingin sukses di musim ini, mereka harus segera menemukan solusi agar tidak terus-terusan kehilangan peluang emas.
Tantangan di Liga Champions: Misi Comeback vs Feyenoord
Setelah laga melawan Verona, Milan harus segera mengalihkan fokus ke laga krusial di babak play-off fase gugur Liga Champions melawan Feyenoord. Pada leg pertama, Rossoneri kalah 0-1 dan kini mereka harus menang di San Siro untuk bisa melaju ke babak berikutnya.
Felix menegaskan bahwa laga ini adalah salah satu pertandingan terpenting bagi Milan musim ini. “Kami harus menang. Kami punya kualitas dan saya yakin kami bisa mencetak gol,” ucapnya penuh optimisme.
Namun, ia juga menekankan bahwa Milan tidak hanya harus fokus pada menyerang, tetapi juga menjaga pertahanan agar tidak kebobolan. Feyenoord adalah tim yang memiliki skema serangan balik cepat. Jika Milan lengah, mereka bisa saja kembali mengalami hasil buruk.
San Siro akan menjadi senjata tambahan bagi Milan dalam upaya membalikkan keadaan. Dukungan penuh dari suporter diharapkan bisa memberi energi tambahan bagi para pemain untuk tampil lebih baik dibanding laga melawan Verona.
Milan Harus Lebih Tajam di Depan Gawang
Hasil 1-0 melawan Verona memang memberikan tiga poin berharga, tetapi Milan tidak bisa terus-menerus mengandalkan keberuntungan. Jika mereka ingin sukses di Serie A dan Liga Champions, mereka harus meningkatkan efektivitas di depan gawang. Joao Felix dan rekan-rekannya harus segera menemukan solusi untuk masalah ini.
Pelatih Sergio Conceicao tentu menyadari bahwa masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Laga melawan Feyenoord akan menjadi ujian nyata bagi Milan. Jika mereka gagal memanfaatkan peluang, harapan untuk melangkah lebih jauh di Liga Champions bisa saja sirna.
AC Milan memiliki potensi besar untuk bersaing di level tertinggi, tetapi dominasi dalam permainan harus dibarengi dengan ketajaman dalam mencetak gol. Jika tidak, mereka bisa kembali mengalami kekecewaan seperti pada leg pertama melawan Feyenoord. Tidak heran jika Joao Felix merasa gelisah, karena ia tahu bahwa Milan bisa dan seharusnya tampil lebih baik.
){kind=link}